Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Semangat Kebangkitan Nasional 1908 - Coggle Diagram
Semangat Kebangkitan Nasional 1908
Penjajahan Belanda menimbulkan penderitaan bagi rakyat. Hal ini menyebabkan perlawanan-perlawanan dari rakyat.
Perlawanan-perlawanan ini selalu kandas dan dapat mudah dikalahkan oleh Belanda karena sifatnya masih lokal, sporadis, dan adanya penokohan terhadap individu
Metode perlawanan kemudian mulai berubah. Perubahan ini ditandai dengan perubahan politik di Belanda. Belanda berubah menjadi liberal.
Perubahan ini menyebabkan perubahan kebijakan Belanda untuk memperbaiki kehidupan rakyat di negeri jajahan. Kebijakan Belanda ini dikenal dengan politik balas budi (politik etis).
Pencetus politik balas budi ialah Conrad Theodore van Deventer, ia menulis sebuah artikel dalam majalah ‘de Gids’ dengan judul “Een Eereschuld” atau “Hutang Kehormatan”.
Dalam artikel tersebut, van Deventer menuliskan bahwa cucuran keringat dan air mata penderitaan rakyat Indonesia telah banyak berjasa dalam membantu pemerintah Kerajaan Belanda memperbaiki keuangan negara.
Oleh karena itu, sudah sepantasnya apabila budi baik rakyat Indonesia tersebut dibayar kembali. Menurutnya, hutang budi itu harus dibayar dengan meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui tiga program politik balas budi yaitu irigasi, transmigrasi, dan edukasi
Organisasi Pergerakan nasional untuk kemerdekaan
A. Budi Utomo
Dibuat oleh
Dr. Wahidin Sudiro Husodo
Pada tanggal
20 Mei 1908
Tujuan
meningkatkan martabat rakyat Indonesia yang terjajah.
Cara
mengusahakan beasiswa bagi para anggotanya.
Dikembangkan oleh
seorang mahasiswa STOVIA bernama dr. Sutomo
PENGERTIAN :check:
Masa bangkitnya rasa dan semangat persatuan, kesatuan, nasionalisme dan kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia. Masa Kebangkitan nasional sangat berbeda dengan masa penjajahan