Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Peran Tokoh-Tokoh dalam Pergerakan Perjuangan Kemerdekaan Nasional -…
Peran Tokoh-Tokoh dalam Pergerakan Perjuangan Kemerdekaan Nasional
Dr. Wahidin Soedirohoesodo
Memberikan layanan kesehatan secara gratis sebagai seorang dokter.
Mendirikan surat kabar Retno Dhoemilah di Yogyakarta tahun 1895.
Mulai memikirkan cara membebaskan diri dari penjajahan, yaitu dengan mencerdaskan rakyat.
Lulusan dari STOVIA.
Dengan surat kabarnya Wahidin menyampaikan pikirannya mengenai nasionalisme dan kesetaraan sederajat.
Mendirikan Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908 dengan Soetomo.
Lahir pada 7 Januari 1852 di Sleman, Yogyakarta.
Memajukan pendidikan bangsa dan mengembalikan martabat bangsa dengan Boedi Oetomo.
Dr. Tjipto Mangoenkoesoemo
Mengkritik keras Belanda melalui sebuah harian kabar De Locomotief dan juga Bataviaasch Nieuwsblad yang membuat Belanda memberhentikan beliau dari pekerjaannya.
Berhasil dalam usahanya untuk
menumbuhkan rasa semangat juang dari rakyat Indonesia dengan Douwes Dekker dan Soewardi Soerjaningrat.
Memulai karirnya sebagai seorang dokter pada pemerintahan Belanda di Demak.
Lalu Dr. Tjipto Mangoenkoesoemo, Douwes Dekker, dan Soewardi Suryaningrat diasingkan ke Belanda.
Mendapat julukan “een begaald leerling” atau murid yang berbakat ketika sekolah di STOVIA.
Lahir pada tanggal 4 Maret 1886.
Dr. Soetomo
Seorang dokter yang mengabdikan dirinya untuk masyarakat.
Aktif dalam berbagai bidang jurnalisme serta
sempat menjadi sebuah pemimpin dari berbagai surat kabar.
Merupakan pelajar STOVIA.
Mendirikan Boedi Oetomo bersama Wahidin
Soedirohoesodo dengan tujuan untuk memajukan pendidikan dan juga kebudayaan Indonesia dan sempat ditunjuk sebagai ketua.
Mendirikan perkumpulan orang terpelajar di Indonesia dan diberi nama Indonesische Studie Club (ISC) pada tahun 1924.
ISC berhasil mendirikan sebuah koperasi, bank kredit serta sekolah tenun.
Lahir tanggal 30 Juli 1888 dengan nama Soebroto di Desa Ngepeh, Jawa Timur.
H. O. S. Tjokroaminoto
Memiliki nama asli Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto.
Lulus dari STOVIA (sekolah calon pegawai pemerintah) tahun 1902.
Lahir tanggal 16 Agustus 1883 di Ponorogo, Jawa Timur.
Rutin dalam menyampaikan semangat
patriotisme kepada para pemuda Indonesia.
Bermula dari ditunjuk menjadi komisaris, beliau menjadi pemimpin dari organisasi Sarekat Islam.
Sarekat Islam akhirnya mulai melaju dengan sangat pesat dan berkembang menjadi sebuah organisasi besar setelah beliau menjadi ketua.
Selalu menyampaikan sebuah pidato yang mengkritik keras para penjajah Belanda dan sempat masuk ke dalam penjara.
E. F. E. Douwes Dekker
Mempunyai darah campuran (keturunan Belanda).
Mendukung rakyat Indonesia karena melihat banyaknya ketimpangan yang terjadi selama masa penjajahan.
Ernest Francois Eugene Douwes Dekker lahir pada tanggal 8 Oktober 1879 di Pasuruan.
Mendirikan Indische Partij dengan Tjipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat, Belanda pun akhirnya membubarkannya dan ketiga tokoh ini pun akhirnya
ditangkap dan diasingkan ke Belanda.
Soewardi Soerjaningrat
Menuliskan "Een voor Allen maar Ook Aleen voor Een" yang berati "Satu untuk semua, tapi semua untuk satu juga".
Bekerja di beberapa surat kabar seperti Sediotomo, Midden Java, dan De Express Oetoesan Hindia.
Membentuk Indische Partij dengan Douwess Dekker serta Tjipto Mangoenkoesoemo.
Membuat sebuah tulisan "Als Ik een Nederlander was" yang
memiliki arti "Seandainya saya seorang Belanda".
Lahir tanggal 2 Mei 1889 di Pakualaman.
Mendirikan sekolah National Onderwijs Institut Tamansiswa atau Perguruan Nasional Tamansiswa setelah kembali ke Indonesia ketika diasingkan ke Belanda.
Merubah nama ke Ki Hajar Dewantara saat berusia 40 tahun.