HIV

PATOGENESIS & IMONODEFISIENSI

click to edit

FAKTOR RESIKO

APRILIZA WINDY ARDHARINI

ETIOLOGI

TANDA & GEJALA

FASE HIV

CARA PENULARAN/ TRANSMISI

CMD

TATALAKSANA

FARMA

NON FARMA

click to edit

click to edit

PENCEGAHAN & edukasi

KONSELING

KOMPLIKASI

OBAT GOLONGAN ARV

Vaksin dan Rekonstruksi Imun

Pemberian nutrisi

AKTIFITAS DAN OLAHRAGA

Orang yang terkena penyakit infeksi seksual

Pengguanaan narkotika jenis suntik

Orang yang berhubungan intim dengan pengguna narkotika suntik.

Memulai ART dalam interval waktu yang singkat (30 hari) setelah menyelesaikan pengobatan untuk infeksi oportunistik

Orang yang seing membuat tato atau melakukan tindik

Orang yang melakukan hubungan intim tanpa kondom baik hubungan sesam jenis maupun heteroseksual

Hubungan seksual Penggunaan narkoba suntikan

Darah dan produk darah yang ditransfusikan

Transmisi vertikal (Ibu yang terinfeksi ke janinnya selama kehamilan, selama persalinan, atau dengan menyusui)

Transmisi kerja ( pekerja perawatan kesehatan dan petugas laboratorium dan orang lain yang berpotensi bekerja dengan bahan yang mengandung HIV )

Penularan HIV melalui cairan tubuh orang lain

HIV (Human Immunodeficiency Virus)
Family: Human retroviruses (Retroviridae)
Subfamily: Lentiviruses

gejala minor :

Batuk menetap > 1 bulan

Dermatitis generalisata

Herpes zoster multisegmental dan berulang

Kandidiasis oro-faring

Herpes simplek kronik progresif

Limfadenopati generalisata

Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita

Retinitis setomegalovirus

gejala mayor :

BB menurun > 10% dalam 1 bulan

Diare kronis > 1 bulan

Demam berkepanjangan > 1 bulan

Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis

Demensia/HIV ensefalopati

tidak melakukan seks di luar nikah

tidak berganti ganti pasangan

menggunakan alat kontrasepsi

hindari narkoba terutama jarum suntik

rajin mengikuti seminar tentang hiv dan melakukan pemeriksaan rutin

2008260226

Tuberculosis (TB)

Masalah di Otak

Meningitis

Hepatitis C

Koinfeksi sifilis dan HIV

Tes antibodi.

Tes kombinasi antigen-antibodi

Tes asam nukleat atau nucleic acid test (NAT)

Pola dalam pemeriksaan HIV berisi konseling pra-pemeriksaan, kemudian dilakukan informed consent akan dilakukan pemeriksaan, dilanjutkan dengan tindakan pemeriksaan dan diakhiri dengan konseling pasca pemeriksaan dengan menjelaskan hasil pemeriksaan serta rencana penanganan.

VCT dan PITC

Virus HIV yang masuk ke dalam tubuh akan mengikat sel-sel dari sistem imun seperti monosit, makrofag, dan sel T-limfosit (CD4, sel T) untuk memperbanyak diri, hal inilah dapat menyebabkan orang yang terinfeksi HIV rentan terhadap berbagai penyakit dan dapat menyebabkan kematian Partikel virus HIV akan melalui proses infeksi yang biasanya terdapat dalam darah, sperma atau cairan tubuh lain. Cara penularan paling umum adalah transmisi seksual melalui mukosa genital (Suhaimi dkk, 2003).Transmisi virus HIV tergantung pada viral load individu yang trinfeksi. Viral load adalah perkiraan jumlah copy RNA per mililiter serum atau plasma penderita. Orang yang terinfeksi HIV didalam tubuh mengadung partikel virus, dimana sebagian pasien akan memperlihatkan gejala tidak khas seperti demam, nyeri menelan, pembengkakan kelenjar getah bening, ruam, diare, atau batuk 3-6 minggu setelah terinfeksi

Periode masa jendela
Fase infeksi akut
Fase infeksi laten
Fase infeksi kronos (AIDS)

stadium

infeksi akut, kronis, dan AIDS.