Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
GERD+OSTEOARTHRITIS EC NSAID - Coggle Diagram
GERD+OSTEOARTHRITIS EC NSAID
Etiologi osteoarthritis
Perubahan metabolik seperti akibat dari penyakit wilson, artritis kristal, akromegali, hemokromatosis.
Kelainan anatomi atau struktur sendi seperti panjang tungkai tidak sama, deformitas valgus atau varus, dislokasi koksa kongenital.
Trauma: trauma sendi mayor, fraktur pada sendi atau osteonekrosis, akibat bedah tulang.
Inflamasi: semua artropati inflamasi dan artritis septik
Faktor risiko
Usia
Aktivitas
Obesitas
Jenis kelamin
Klasifikasi Osteoarthritis
. Berdasarkan penyebab
Idiopatik (primer)
Sekunder
Berdasarkan lokasi
OA tangan
OA Lutut
OA Panggul
OA Vertebra
OA Kaki dan Pergelangan kaki
OA Bahu
OA Siku
OA Temporomandibular
PATOFISIOLOGI GASTROPATI NSAID EC OSTEOARTHRITIS
Cara menegakan diagnosa Osteoarthritis
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pendekatan untuk meyingkirkan diagnosa banding
Pemeriksaan penunjang
Perhatian khusus terhadap gejala klinis dan faktor yang mempengaruhi pilihan terapi/ penatalaksanaan OA
Etiologi & Faktor Resiko Gerd
Etiologi
Refluks gastroesofageal terjadi sebagai konsekuensi berbagai kelainan fisiologi dan anatomi yang berperan dalam mekanisme antirefluks di lambung dan esofagus.
Tonus Lower Esophageal Sphincter (LES) yang menurun
gangguan clearance esofagus, resistensi mukosa yang menurun dan jenis reluksat dari lambung dan duodenum
kontak asam lambung yang lama
Faktor risiko
obesitas,
usia lebih dari 40 th
wanita,
ras (India lebih sering mengalami GERD),
hiatal hernia,
kehamilan,
Merokok
Cara menegakan diagnosa gerd
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
Endoskopi saluran cerna bagian atas.
Esofagografi dengan barium.
Pemantauan pH 24 jam.
Tes Bernstein
Patofisiologi GERD
REAKSI FARMAKOKINETIK DAN FARMAKODINAMIK PADA OBAT OSTEOARTHRITIS DAN GERD
Farmakologi osteoarthritis
farmakodinamik : Efek analgesik paracetamol serupa dengan salisilat yaitu menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Paracetamol menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga berdasarkan efek sentral seperti salisilat. Efek anti inflamasinya sangat lemah, oleh karena itu paracetamol tidak digunakan sebagai antireumatik.
farmakokinetik : Paracetamol diabsorbsi cepat dan sempurna melalui saluran cerna. Konsentrasi tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu ½ jam dan masa paruh plasma antara 1-3 jam. Obat ini tersebar diseluruh cairan tubuh. Dalam plasma 25% paracetamol terikat protein plasma.
Farmakologi GERD
Farmakodinamik antasida yang absorbable sedikit berbeda dengan yang non-absorbable. Antasida absorbable dinetralkan secara langsung oleh asam lambung.Ciri khasnya adalah onset kerja obat yang cepat guna memberikan efek terapeutik yang diharapkan. Namun, masa kerja obat ini pendek. Tingkat keasaman lambung, atau pH akan meningkat hingga 7 atau lebih dalam waktu sekitar 15─20 menit.
Farmakokinetik : Tiap kandungan obat Antasida berbeda daya absorpsi. Untuk kandungan Magnesium hitungannya adalah secara inversi proporsional terhadap dosis, yaitu 50% dengan diet yang terkontrol, dibandingkan dengan 15─30% pada pemberian dosis tinggi. Untuk kandungan Kalsium bioavailabilitas adalah 25─35%.
Indikasi dan Interaksi Obat
Antiinflamasi nonsteroid (NSAIDs)
Obat pilihan utama untuk paien OA adalah Acetaminophen 500mg maksimal 4gram perhari. Pemberian obat ini harus hati-hati pada pasien usia lanjut karena dapat menimbulkan reaksi pada liver dan ginjal.
Analgesik ( Pereda nyeri )
Obat analgesik atau pereda nyeri berfungsi untuk meredakan nyeri sendi pada penderita osteoartritis. Namun, obat ini tidak bekerja untuk mengobati peradangan yang terjadi pada sendi. Beberapa contoh obat pereda nyeri yang biasa diberikan, yaitu: Acetamiophen atau paracetamol. Pasalnya penggunaan paracetamol dengan dosis berlebihan bisa menyebabkan kerusakan hati.
Pertimbangan pemberian obat gerd pada lansia
Hati-hati terhadap obat dosis tinggi karena fungsi ginjal sudah menurun, Interaksi obat mudah terjadi karena obat yang diminum biasanya banyak jenisnya, Perlu diingatkan untuk rutin minum obat karena sering lupa, Dosis yang diberikan harus hati-hati sebab kepekaan terhadap obat meningkat, sehingga lebih sensitif
Terapi polifarmasi bertujuan memberikan manfaat untuk prognosis dan kelangsungan hidup pasien lansia yang lebih baik. Namun, terapi polifarmasi berpotensi untuk menimbulkan sindrom lansia, adverse drug reaction, prescribing cascade, dan interaksi obat.
Diagnosis banding edukasikomplikasi prognosis
edukasi
Menurunkan berat badan bila penderita obesitas atau menjaga berat badan sesuai dengan IMT ideal
Meninggikan kepala ± 15-20 cm/ menjaga kepala agar tetap elevasi saat posisi berbaring
Makan malam paling lambat 2 – 3 jam sebelum tidur
Menghindari makanan yang dapat merangsang GERD seperti cokelat, minuman mengandung kafein, alkohol, dan makanan berlemak - asam - pedas
Komplikasi
Nyeri dan gangguan menelan
Penurunan berat badan tanpa diet atau olahraga
Nyeri dada
Hematemesis dan/atau melena
Gangguan pernapasan
prognosis
Prognosis penyakit refluks gastroesofageal (gastroesophageal reflux disease / GERD) cukup baik asalkan pasien mau memodifikasi gaya hidup dan menjalani pengobatan dengan patuh. GERD yang tidak terkontrol dapat menyebabkan komplikasi, di antaranya berupa Barrett esofagus dan kanker esofagus.
RENI FEBRIYANTI 1908260058