Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
SGD 6_4_TUMBANG_GASTRITIS & OSTEOARTHRITIS_PUTRI AYU ANGGRAINI…
SGD 6_4_TUMBANG_GASTRITIS & OSTEOARTHRITIS_PUTRI AYU ANGGRAINI_1908260099
DEFENISI
suatu kelainan degerasi sendi yang terjadi pada cartilage (tulang rawan) yang ditandai dengan timbulnya nyeri saat terjadi penekanan pada sendi yang terkena. Faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya osteoarthritis yaitu genetika, usia lanjut, jenis kelamn permpuan, dan obesitas
KLASIFIKASI
Grade 0: Normal, Tidak tampak adanya tanda-tanda Osteoarthritispada radiologis.
Grade 1: Curiga terdapat osteofit dan penyempitan sendi.
Grade 2: Ringan, osteofit yangjelas, terdapat sedikit penyempitan pada anteroposterior genu
Grade 3: Sedang, osteofit sedang, deformitas ruang antar sendi yang cukup besar.
Grade 4: Berat atau parah, osteofit besar, terdapat deformitas ruang antar sendi yang beratdengan sklerosis pada tulang subkondral.
FAKTOR RESIKO
umur
obesitas
jenis kelamis
riwayat trauma
genetik
kelainan kongenital
riwayat pekerjaan
PATOFISIOLOGI OSTEOARTHRITIS
Fase 1
Pada awalnya Proteolisis pada matriks tulang rawan terjadi . Proteolisis ini adalah suatu proses hancurnya protein baik di dalam matrix maupun sel tulang rawan (kondrosit) yang diduga karena gabungan dari berbagai macam faktor resiko dan beberapa proses fisiologis. Karena inilah kartilago atau tulang rawan pada persendian menipis
Fase 2
Di fase atau tahap kedua ini, pengikisan pada permukaan tulang rawan persendian mulai terjadi secara signifikan. Karena pengikisan ini, terjadilah fibrosis pada permukaan tulang rawan persendian untuk menutupi tulang rawan sendi yang terkikis. Genesis darijaringan fibrosis ini juga disertai dengan adanya pelepasan proteoglikan dan pecahan kolagen ke dalam cairan sinovia
Fase 3
Proses penguraian dari produk kartilago yang menginduksi respons inflamasi pada sinovial. Produksi makrofag sinovia seperti interleukin 1 (IL-1), Tumor Necrosis Factor-alpha(TNF-α), dan prostaglandin menjadi meningkat. Kondisi ini memberikan manifestasi awal pada persendian seperti nyeri dan secara langsung memberikan dampak adanya destruksi pada kartilago. Molekul-molekul pro-inflamasi lainnya seperti Nitric Oxide(NO) juga ikut terlibat. Kondisi ini memberikan manifestasi perubahan arsitektur sendi dan memberikan dampak terhadap pertumbuhan tulang akibat stabilitas sendi. Perubahan arsitektur sendi dan stress inflamasi memberikanpengaruh pada permukaan artikular menjadi kondisi gangguanyang progresif. Selain itu juga jaringan sendi yang terkikis menyebabkan syaraf pada sendi terbuka sehingga syaraf pada sendi bergesekan dengan jaringan sendi yang bertemu yang juga mengakibatkan nyeri (
DIAGNOSA OSTEOARTHRITIS
Anamnesis
Nyeri sendi yang biasanya bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat.
Hambatan gerak sendi
Kaku pagi hari
Krepitasi (rasa gemeretak) pada sendi yang sakit
Pembesaran sendi (deformitas) yang terjadi pelahan-lahan
Perubahan gaya berjalan
Pemeriksaan Fisik
Hambatan gerak, bisa terjadi konsentris (seluruh arah gerakan) maupun eksentris (salah satu arah gerakan saja).
Krepitasi (gejala ini lebih berarti untuk pemeriksaan klinis OA lutut)
Pembengkakan sendi yang seringkali asimetris
Tanda-tanda peradangan pada sendi (nyeri tekan, gangguan gerak, rasa hangat, dan warna kemerahan)
Perubahan bentuk (deformitas) sendi yang permanen
Perubahan gaya berjalan, terutama dijumpai pada OA lutut, sendi paha dan OA tulang belakang dengan stenosis spinal
DIAGNOSIS BANDING OSTEOARTHRITIS
RAUMATHOID ARTHIRTIS
GOUT ARTHIRTIS
ARTHIRTIS SEPTIK
KOMPLIKASI OSTEOARTHRITIS
Komplikasi Kronis
Komplikasi kronis berupa malfungsi tulang yang signifikan, yang terparah ialah terjadinya kelumpuhan.
Komplikasi Akut
Osteonecrosis
Ruptur Baker cyst
Bursitis
Symptomatic Meniscal Tear
PATOGENESIS
Gastritis dapat terjadi akibat adanya ketidakseimbangan antara factor penyebab irittasi lambung atau disebut juga factor agresif (pepsin dan hcl) factor defensive (mucus bikarbonat).
Patofisiologi utama kerusakan lambung dan usus dua belas jari akibat penggunaan OAINS adalah gangguan fisiokimia pertahanan mukosa lambung dan inhibisi melalui mukosa lambung.
OAINS dapat menghambat sintesis prostaglandin yang merupakan mediator inflamasi dan mengakibatkan berkurangnya tanda inflamasi. Prostglandin bersifat protector untuk mukosa saluran cerna atas.
Hambatan sintesis prostaglandin akan mengurangi ketahanan mukosa saluran cerna atas. Dengan efek berupa lesi akut mukosa lambung dengan bentuk ringan sampai berat.
Obat OAINS merusak mukosa lambung melalui 2 tahap yaitu : topical dan sistemik. Terjadi karena OAINS bersifat lipofilik dan asam sehingga trapping ion hydrogen masuk mukosa dan menimbulkan ulserasi.
Kerusakan pertahanan mukosa lambung terjadi akibat efek OAINS secara local. Beberapa OAINS bersifat asam lemah, ssehingga bila berada dalam lambung yang lumen nya bersifat asam (pH kurang dari 3)
OAINS berdifusi melalui membrane lipid ke dalam sel epitel mukosa lambung Bersama dengan ion H+ dan sel epitel berdifusi dan terjadi penumpukan obat pada lapisan epitel mukosa. Selanjutnya terjadi ulserasi.
Gangguan proses adenosine triphosphate, peningkatan adenosine monophosphate dan peningkatan adenosine diphosphate mengakibatkan kerusakan sel, kerusakan mitokondria, peningkatan produksi radikal oksigen dan gangguan keseimbangan Na+ / K+ sehingga menurunkan ketahanan mukosa lambung.
Presepan rasional pada lansia
Penggunaan obat yang tidak rasional sering dijumpai dalam praktek sehari–hari. Peresepan obat tanpa indikasi yang jelas, penentuan dosis, cara dan lama pemberian yang keliru, serta peresepan obat yang mahal merupakan sebagian contoh dari ketidakrasionalan peresepan. Penggunaan suatu obat dikatakan tidak rasional, jika kemungkinan dampak negatif yang diterima oleh pasien lebih besar dibandingkan manfaatnya.
Secara praktis, penggunaan obat dikatakan rasional jika memenuhi kriteria:
Tepat diagnosis
Tepat indikasi penyakit
Tepat pemilihan obat
Tepat dosis
Tepat cara pemberian
Tepat interval waktu pemberian
Tepat lama pemberian
Waspada terhadap efek samping
Tepat penilaian kondisi pasien
Tepat informasi
Tepat tindak lanjut
Tepat penyerahan obat
Tatalaksana farmako dinamik OA
Paracetamol
ACR (American collage of rheumatology) merekomendasikan paracetamol sebagai obat pertama dalam tatalaksana nyeri, karena relatif aman, efikasi dan harga yang murah dibanding NSAID.
farmakodimanik
Efek analgesik paracetamol serupa dengan salisilat yaitu menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang.
Paracetamol menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga berdasarkan efek sentral seperti salisilat. Efek anti inflamasinya sangat lemah, oleh karena itu paracetamol tidak digunakan sebagai antireumatik.
Paracetamol merupakan penghambat biosintesis prostaglandin yang lemah. Efek iritasi erosi dan perdarahan lambung tidak terlihat pada obat ini, demikian juga gangguan pernafasan dan keseimbangan asam basa.
PROGNOSIS
Osteoarthritis tidak dapat disembuhkan,namun itu bisa diobati untuk mengurangi gejala.
Dengan beberapa perubahan gaya hidup sederhana dapat memperlambat perkembangannya dan meningkatkan prognosis baik pada pasien OA.
Menurut American College of Rheumatology, mengurangi BB sekitar 10 kg selama 10 tahun dapat mengurangi kemungkinan mengembangkan OA hingga 50 %.
Direkomendasikan latihan kekuatan harian dan strategi penurunan berat badan lainnya dapat membantu mengurangi tekanan pada persendian Anda.
EDUKASI
Edukasi
Edukasi yang diberikan pada pasien ini yaitu memberikan pengertian bahwa OA adalah penyakit yang kronik, sehingga perlu dipahami bahwa mungkin dalam derajat tertentu akan tetap ada rasa nyeri, kaku dan keterbatasan gerak serta fungsi. Selain itu juga diberikan pemahaman bahwa hal tersebut perlu dipahami dan disadari sebagai bagian dari realitas kehidupannya.
Diet
Pada pasien OA disarankan untuk mengurangi berat badan dengan mengatur diet rendah kalori sampai mungkin mendekati berat badan ideal. Dimana prinsipnya adalah mengurangi kalori yang masuk dibawah energi yang dibutuhkan. Penurunan energi intake yang aman dianjurkan pemberian defisit energi antara 500-1000 kalori perhari, sehingga diharapkan akan terjadi pembakaran lemak tubuh dan penurunan beratbadan 0,5 – 1 kg per minggu. Biasanya intake energi diberikan 1200-1300 kal per hari, dan paling rendah 800 kal per hari.