Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Osteoarthritis+ Gastritis erosif, PALUPI AYUNDARI 1908260189 SGD 14 -…
Osteoarthritis+ Gastritis erosif
DIAGNOSA BANDING NYERI LUTUT
gout arthritis
osteosrthritis
rhematoid arthritis
KORELASI NYERI LUTUT DENGAN NYERI TERBAKAR DI ULUH HATI
DIAGNOSA BANDING NYERI ULUH HATI DAN TERBAKAR
sindroma dispepsia
gastroparesis
ulkus peptikum
FARMAKOKINETIK DAN FARMAKODINAMIK OBAT OA SECARA UMUM
absorbsi
distribusi
metabolisme
elimunasi
PERESEPAN RASIONAL PADA LANSIA
Penggunaan obat dikatakan rasional menurut WHO apabila pasien menerima obat yang tepat untuk kebutuhan klinis, dalam dosis yang memenuhi kebutuhan untuk jangka waktu yang cukup, dan dengan biaya yang terjangkau baik untuk individu maupun masyarakat. penggunaan obat rasional meliputi dua aspek pelayanan yaitu pelayanan medik oleh dokter dan pelayanan farmasi klinik oleh apoteker.
DEFINISI DAN KLASIFIKASI OA
DEFINISI
Osteoartritis atau yang umumnya disebut ‘pengapuran sendi’, merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak dijumpai di masyarakat belakangan ini.
Osteoartritis (OA) merupakan bentuk artritis yang paling sering ditemukan di masyarakat, bersifat kronis, berdampak besar dalam masalah kesehatan masyarakat.
Osteoartritis merupakan salah satu penyakit degeneratif dan bersifat progresif. Penyakit ini sangat sering dijumpai pada pasien dengan usia di atas 50 tahun.
KLASIFIKASI
Klasifikasi OA berdasarkan etiologi
metabolik
kelainan anatomi/struktur sendi
trauma
inflamasi
Klasifikasi berdasarkan lokasi sendi yang terkena
OA Tangan
OA lutut
OA Vertebra
OA kaki
OA Koksa
(panggul)
OA generalisata/sistemik
OA ditempat lainnya
PERTIMBANGAN PERESEPAN OBAT PADA LANSIA
oral bioavailability
terjadinya aklorhidria (berkurangnya produksi asam lambung dengan bertambahnya usia seseorang. Aklorhidria terdapat pada20-25% dari mereka yang berusia 80 tahun dibandingkan dengan 5% pada mereka yang berusia 30 tahun-an. Maka obat-obat yang absorbsinya di lambung dipengaruhi oleh keasaman lambung akan terpengaruh seperti: ketokonazol, flukonazol, indometasin, tetrasiklin dan siprofloksasin
Distribusi obat (pengaruh perubahan komposisi tubuh & faalorgan akibat penuaan)
Saat seseorang beranjak dari dewasa ke usia lebih tua maka jumlah cairan tubuh akan berkurang akibat berkurangnya pula massa otot.
Metabolic Clearance
Massa hepar berkurang setelah seseorang berumur 50 tahun; aliran darah ke hepar juga berkurang. Secara umum metabolisme obat di hepar (biotransformasi) terjadi di retikulum endoplasmik hepatosit, yaitu dengan bantuan enzim mikrosom. Biotransformasi biasanya mengakibatkan molekul obat menjadi lebih polar sehingga kurang larut dalam lemak dan mudah dikeluarkan melalui ginjal. Reaksi kimia yang terjadi dibagi dua yaitu reaksi oksidatif (fase 1) dan reaksi konyugasi (fase 2)
CARA MENEGAKKAN DIAGNOSIS OA
anamnesis
Nyeri dirasakan berangsur-angsur (onset gradual)
Tidak disertai gejala sistemik
Nyeri sendi saat beraktivitas
Tidak disertai adanya inflamasi (kaku sendi dirasakan < 30 menit, bila disertai inflamasi, umumnya dengan perabaan hangat, bengkak yang minimal, dan tidak disertai kemerahan pada kulit)
pemeriksaan fisik
Tentukan BMI
Perhatikan gaya berjalan/pincang?
Adakah kelemahan/atrofi otot
Tanda-tanda inflamasi/efusi sendi?
Lingkup gerak sendi (ROM)
Nyeri saat pergerakan atau nyeri di akhir gerakan.
Krepitus
Deformitas/bentuk sendi berubah
Gangguan fungsi/keterbatasan gerak sendi
Nyeri tekan pada sendi dan periartikular
Penonjolan tulang (Nodul Bouchard’s dan Heberden’s)
Pembengkakan jaringan lunak
Instabilitas sendi
pemeriksaan penunjang
Tidak ada pemeriksaan darah khusus untuk mendiagnosis OA. Pemeriksaan darah membantu menyingkirkan diagnosis lain dan monitor terapi.
Pemeriksaan radiologi dilakukan untuk klasifikasi diagnosis atau untuk merujuk ke ortopaedi.
TATALAKSANA OA
farmakologi
a. Untuk OA dengan gejala nyeri ringan hingga sedang, dapat diberikan salah satu obat berikut ini, bila tidak terdapat kontraindikasi pemberian obat tersebut: • Acetaminophen (kurang dari 4 gram per hari). • Obat anti inflamasi non-steroid (OAINS). (Level of Evidence: II)
b. Untuk OA dengan gejala nyeri ringan hingga sedang, yang memiliki risiko pada sistim pencernaan (usia >60 tahun, disertai penyakit komorbid dengan polifarmaka, riwayat ulkus peptikum, riwayat perdarahan saluran cerna, mengkonsumsi obat kortikosteroid dan atau antikoagulan)
c. Untuk nyeri sedang hingga berat, dan disertai pembengkakan sendi, aspirasi dan tindakan injeksi glukokortikoid intraartikular (misalnya triamsinolone hexatonide 40 mg) untuk penanganan nyeri jangka pendek (satu sampai tiga minggu) dapat diberikan, selain pemberian obat anti-inflamasi nonsteroid per oral (OAINS). (Level of evidence: II)
non farmakologi
a. Edukasi pasien. (Level of evidence: II)
b. Program penatalaksanaan mandiri (self-management programs): modifikasi gaya hidup. (Level of evidence: II)
c. Bila berat badan berlebih (BMI > 25), program penurunan berat badan, minimal penurunan 5% dari berat badan, dengan target BMI 18,5-25. (Level of evidence: I).
d. Program latihan aerobik (low impact aerobic fitness exercises). (Level of Evidence: I)
e. Terapi fisik meliputi latihan perbaikan lingkup gerak sendi, penguatan otot- otot (quadrisep/pangkal paha) dan alat bantu gerak sendi (assistive devices for ambulation): pakai tongkat pada sisi yang sehat. (Level of evidence: II)
f. Terapi okupasi meliputi proteksi sendi dan konservasi energi, menggunakan splint dan alat bantu gerak sendi untuk aktivitas fisik sehari-hari
PALUPI AYUNDARI
1908260189
SGD 14