Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Polifarmasi pada Lansia dengan Gangguan Sistem Organ Multiple - Coggle…
Polifarmasi pada Lansia dengan Gangguan Sistem Organ Multiple
Management polifarmasi pada lansia
Pemberian obat pada pasien usia lanjut merupakan tantangan yang kompleksdan memerlukan pertimbangan cermat antara manfaat dan potensi bahaya.Kompleksitas muncul karena perubahan terkait usia antara lain adanya perubahan, komposisi dan fungsi tubuh, komorbiditas,termasuk gangguan sensorik dan kognitif,serta adanya polifarmasi. Polifarmasi berhubungan dengan efek samping dan lama perawatan di rumah sakit
Alur diagnosa GERD pada lansia
DD nyeri kedua lutut pada lansia.
Arthritis Septik
Gout Arthritis
Rheumatoid Arthritis
Osteoarthritis
CMD OA
Pemeriksaan fisik
Klasifikasi diagnosis
Pemeriksaan penunjang
Anamnesis
older age (especially older than 50 years)
10% of men and 13% of women aged 60 and older
Overweight or obesity
symptoms include joint pain, swelling, tenderness, stiffness, and sometimes locking
Previous joint injury
Family history
difficulty walking down stairs, and clinical findings of decreased range of motion, effusion, and crepitus in patients with knee pain
which may lead to disability and severely affect the life quality of patients.
Diagnosis banding perasaan terbakar di dada tengah dan nyeri ulu hati pada lansia
Peptic Ulcer
Gastritis
GERD
Pankreatitis
Esophagitis
Pericarditis
Keterkaitan nyeri lutut dan perasaan terbakar serta nyeri ulu hati
Untuk meredakan nyeri lutut pada skenario pasien mengonsumsi obat anti inflamasi nonsteroid dari kelas oxicam yaitu peroxicam.
Efek samping dari obat tersebut mempengaruhi 3 sistem organ yaitu sistem cerna, ginjal dan hati.
Pada sistem cerna paling sering yaitu menginduksi terjadinya tukak lambung atau tukak peptik.
Mekanisme terjadinya iritasi lambung yaitu:
Iritasi bersifat lokal yang menimbulkan difusi kembali asam lambung ke mukosa dan menyebabkan kerusakan jaringan.
Iritasi atau perdarahan lambung yang bersifat sistemik melalui hambatan biosintesis PGE2 dan PGI2.
Kedua PG ini banyak di lambung dengan fungsi menghambat sekresi asam lambung dan merangsang sekresi mukus usus hakus yang bersifat sitoproteksif.
INDIKASI & INTERAKSI obat dari tatalaksana yang terdapai di skenario
interaksi metidprednisolon : antiinflamasi atau imunosupresan(intraartikular, intralesi, intramuskular, intravena, ataupun oral), tatalaksana status asmatikus, reaksi penolakan pada transplantasi organ, dan kondisi alergi.
indikasi :metilprednisolon
Peningkatan risiko terjadinya kejang jika digunakan dengan ciclosporin
Peningkatan risiko terjadinya hipokalemia jika digunakan dengan amphotericin B atau diuretik
Peningkatan risiko terjadinya aritmia jika digunakan dengan digoxin
Peningkatan risiko terjadinya gangguan pencernaan jika digunakan dengan aspirin atau obat antiinflamasi nonsteroid
Penurunan efektivitas methylprednisolone, jika digunakan dengan cholestyramine dan hormon estrogen
prixocam
interaksi : terapi simtomatik pada rematoid artritis, osteoartritis, ankilosing spondilitis, gangguan muskuloskeletal akut dan gout akut.
Indikasi :
Peningkatan risiko terjadinya perdarahan saluran pencernaan jika digunakan dengan obat antidepresan golongan SSRI, kortikosteroid, OAINS lain, atau obat antikoagulan, seperti warfarin
Peningkatan risiko terjadinya kerusakan ginjal jika digunakan dengan ciclosporin atau tacrolimus
Peningkatan risiko terjadinya kejang jika digunakan dengan obat golongan quinolone
Glulkosamin
indikasi : Glucosamine MPL digunakan sebagai obat alternatif untuk meringankan osteoarthritis, rematik, dan gangguan pada persendian seperti nyeri sendi, bengkak, dan kekakuan yang disebabkan oleh arthritis
interaksi : Dapat meningkatkan efek antikoagulan warfarin dan acenocoumaol
Dapat meningkatkan absorpsi dan kadar tetrasiklin dalam serum.Dapat meningkatkan konsentrasi serum kloramfenikol
Ranitidin interaksi
Meningkatkan konsentrasi serum dan memperlambat absorpsi ranitidin oleh saluran pencernaan, jika digunakan bersama propantheline bromide.
Mengganggu penyerapan obat-obatan yang tingkat penyerapannya dipengaruhi oleh pH, seperti ketoconazol dan midazolam.
Menurukan bioavailabilitas ranitidin, jika digunakan bersama dengan obat antasida atau sukralfat.
Indikasi:
tukak lambung dan tukak duodenum, refluks esofagitis, dispepsia episodik kronis, tukak akibat AINS, tukak duodenum karena H.pylori, sindrom Zollinger-Ellison, kondisi lain dimana pengurangan asam lambung akan bermanfaat.
Antasida
indikasi :
Ulkus lambung atau ulkus duodenum
Gastroesophageal refluks disease, GERD
Gastritis akut, gastroduodenitis, atau gastritis kronis
Gastropati, disebabkan oleh obat-obat NSAIDs
Sindrom dispepsia dan nyeri epigastrik
Diskinesia empedu
Kolesistitis
Pankreatitis kronis, fase eksaserbasi
Interaksi :
Penurunan efek obat polystyrene sulphonate atau obat velpatasvir
Meningkatnya penyerapan obat yang mengandung asam sitrat
Meningkatnya pembuangan dari obat salisilat
pertimbangan pemberian obat pada lansia
Pemberian obat pada pasien usia lanjut merupakan tantangan yang kompleksdan memerlukan pertimbangan cermat antara manfaat dan potensi bahaya.Kompleksitas muncul karena perubahan terkait usia antara lain adanya perubahan, komposisi dan fungsi tubuh, komorbiditas,termasuk gangguan sensorik dan kognitif,serta adanya polifarmasi. Polifarmasi berhubungan dengan efek samping dan lama perawatan di rumah sakit
persyaratan yang perlu diperhatikan untuk menjamin keamanan dalam pemberian obat
Tepat obat
Tepat dosis
Tepat Pasien
Tepat jalur pemberian
Tepat waktu
Tepat pendokumentasian
Farmakokinetik dan farmakodinamik pada tatalaksana yang terapat di skenario
Absorbsi cepat di lambung
Metabolisme di hepar dg enz mikrosomal
Eksresi urin & feses
PIROXICAM :Distribusi tingginya ikatan protein plasma
methylprednisolone
Volume distribusi methylprednisolone adalah 0,7-1,5 L/kg. Methylprednisolone dapat melewati sawar plasenta.
Methylprednisolone dimetabolisme secara ekstensif di liver menjadi glukuronida inaktif dan metabolit sulfat.
Metabolit inaktif dan sebagian kecil obat dalam bentuk tidak diubah diekskresikan melalui ginjal. Sebagian kecil diekskresikan dalam feses. Waktu paruh methylprednisolone 3-3,5 jam.
Glukosamin
Sekitar 87% dari dosis oral glukosamin diserap pada saluran pencernaan.
Metabolisme
Glukosamin mengalami metabolisme lintas pertama dalam hati dan menghasilkan bioavailabilitas oral pada manusia 26% sedangkan bioavailabilitas intramuskularnya adalah sekitar 96%.
Ranitidin
Ranitidin dapat diberikan melalui injeksi oral, intramuskular, dan intravena. Penyerapan ranitidin melalui rute oral (bioavailabilitas) 50% diserap dan konsentrasi plasma puncak dicapai dalam waktu 1-2 jam. Penyerapan tidak dipengaruhi oleh makanan atau antasida.
Antasida Setiap kandungan obat antasida memiliki daya serap yang berbeda-beda. Untuk kandungan magnesium jumlahnya berbanding terbalik dengan dosis, yaitu 50% dengan diet terkontrol, dibandingkan dengan 15─30% dengan dosis tinggi.Untuk kandungan Kalsium, bioavailabilitas adalah 25─35%. Makanan akan meningkatkan penyerapan obat sebesar 10-30%. Onset kerja obat tergantung pada durasi pengosongan lambung.
Peresepan rasional obat pada lansia