Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
KEBERAGAMAN SUKU, AGAMA, RAS, dan ANTARGOLONGAN DALAM BINGKAI BHINNEKA…
KEBERAGAMAN SUKU, AGAMA, RAS, dan ANTARGOLONGAN DALAM BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA
MAKNA BHINNEKA TUNGGAL IKA
Tidak Akan Lepas dari Lambang Garuda Pancasila
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 1951 pasal 1
Burung Garuda, yang menegok dengan kepalanya lurus ke sebelah kanannya
Perisai berupa jantung yang digantung dengan rantai pada leher Garuda
Semboyan ditulis di atas pita yang dicengramkan oleh Garuda.
Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 1951 & Undang Undang No. 24 Tahun 2009
Pasal 46 UU No. 24 Tahun 2009
Garuda Pancasila yang kepalanya menoleh ke sebelah kanan
Perisai berupa jantung dan digantung dengan rantai pada leher Garuda
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika ditulis di atas pita yang dicengkram oleh Garuda.
Diuraikkan pada penjelasan pasal 46 dalam UU No. 24 Tahun 2009
Yang dimaksud dengan Garuda Pancasila adalah lambang berupa burung garuda yang sudah dikenal melalui mitologi Kuno, yaitu burung yang menyerupai burung elang rajawali.
Menggambarkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar dan negara yang kuat.
Maksud dari perisai ialah tameng yang telah dikenal lama dalam kebudayaan dan peradaban asli Indonesia sebagai bagian senjata yang melambangkan perjuangan dan perlindungan diri untuk mencapai tujuan.
Yang dimaksud dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika adalah bermula dari pepatah lama yang pernah dipakai oleh pujangga yang bernama Mpu Tantular.
Kata Bhinneka merupakan gabungan 2 kata :
bhinna
dan
ika
diartikan berbeda-beda, tetapi tetap satu dan kata
'tunggal ika'
, diartikan bahwa di antara pusparagam bangsa Indonesia adalah satu kesatuan
Bhinneka Tunggal Ika ditemukan dalam Kitab Sutasoma yang ditulis oleh Mpu Tantular pada abad ke-14 di masa kerajaan Majapahit. Dalam Kitab tersebut Mpu Tantular menulis "
Rwaneka dhatu winuwus Buddha Wisma, Bhinneki rakwa ring apan kena parwanosen, Mangka ng Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal, Bhinneka Tunggal Ika tan hana dharma mangrwa"
Artinya: Bahwa agama Buddha dan Siwa (Hindu) merupakan zat yang berbeda, tetapi nilai-nilai kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal.Terpecah belah, tetapi satu jua, artinya tak ada dharma yang mendua.
Secara harfiah mengandung arti bhinneka (beragam), tunggal (satu), ika (itu) yaitu beragam satu itu.
Sejarah
Moto atau semboyan bangsa Indonesia yang tertulis pada lambang negara Indonesia, Garuda Pancasila.
Bahasa Jawa kuno
"Berbeda-beda tetapi tetap satu"
Diterjemahkan perkata :Bhinneka Tunggal Ika"
Bhinneka :" Beraneka ragam"
Neka: Sansekerta "macam" dan menjadi pembentuk kata "aneka" dalam bahasa Indonesia
Tunggal : "Satu"
Ika : "Itu"
Secara harfiah "Beraneka satu itu"
Meskipun beraneka ragam tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan
Kakawin Jawa Kuno
Kakawin Sutasoma, karangan Mpu Tantular semasa kerajaan Majapahit sekitar abad ke 14.
Menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Arti Penting Memahami Keberagaman Dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Arti penting keberagaman masyarakat Indonesia
memiliki makna, yaitu supaya kita sebagai warga negara dapat mengusahakan dan mempertahankan persatuan dan kesatuan NKRI; karena keberagaman memiiki dampak positif dan negatif
Adanya
Dampak positif keberagaman,
karena keberagaman merupakan kekayaan budaya bangsa yang bermanfaat bagi pengembangan dan kemajuan pengetahuan, ilmu pengetahuan, serta kreativitas dan inovasi
Ada juga
Dampak negatif keberagaman,
mengakibatkan ketidak harmonisan bahkan kehancuran bangsa dan negara.
Alasan dasar memahami keberagaman dalam masyarakat Indonesia yang ditunjukan untuk mengusahakan dan mempertahankan persatuan dan kesatuan NKRI yaitu:
1. Kondisi kewilayahan negara Indonesia sebagai negara kepulauan, dapat menyebabkan terjadinya perpecahan bangsa (disiintegrasi).
2. Aspek sosial budaya menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia diwarnai oleh berbagai macam perbedaan. Kondisi sosial budaya yang demikian menjadikan kehidupan bangsa Indonesia
Perilaku Toleransi Terhadap Keberagaman Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan
Sikap toleran:
berarti menahan diri, bersikap sabar, membiarkan orang berpendapat lain, dan berhati lapang terhadap orang-orang yang memiliki pendapat berbeda.
Wujud perilaku toleran terhadap Keberagaman Suku dan Ras di Indonesia:
a. Tidak menganggap diri lebih baik dari kita sendiri atau kita lebih baik dari orang lain.
b. tidak diskriminasi rasis atau membeda-bedakan antar sesama karena warna kulit, rupa wajah dan bentuk tubuh.
c. bersikap kebangsaan di atas sikap sukuisme dan primordialisme.
d. menjaga persatuan dengan tali persaudaraan dan solidaritas antar suku bangsa.
Wujud perilaku toleran terhadap Keberagaman Sosial Budaya:
a. mengetahui keanekaragaman budaya yang dimiliki bangsa Indonesia
b. mempelajari dan menguasai salah satu seni budaya sesuai dengan minat dan kesenangan
c. merasa bangga terhadap budaya bangsa sendiri
d. menyaring budaya asing yang masuk ke dalam bangsa Indonesia.
Wujud sikap toleransi sebagai pelajar (di lingkungan sekolah) :
a. menghoermati teman yang berlainan agama.
b. mengucapkan salam hari raya yang berlainan agama (Selamat Natal, Selamat Imlek, Selamat Berpuasa)
c. tidak saling ejek,terhadap fisik atau ras.
d. bekerja kelompok dengan teman tanpa pandang bulu.
e. bakti sosial dengan latar belakang yang berbeda.
f. bangga dan cinta budaya di Indonesia dengan melestarikan kebudayaan tersebut dan mengenakan pakaian adat daerah seperti
Gagrak Ngayogyakarta
Bentuk perilaku kehidupan dalam keberagaman agama diantaranya diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut :
a. Melaksanakan ajaran agama yang dianutnya dengan baik dan benar.
b. Menghormati agama yang diyakini orang lain.
c. Tidak memaksakan keyakinan agama yang dianutnya kepada orang lain.
d. Toleran terhadap pelaksanaan ibadah yang dianut pemeluk agama lain. :
Dasar hukum (UUD) yang mengatur kebebasan beragama di Indonesia
Tercantum pada pasal 29 Ayat 2
Isinya:
Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut kepercayaannya.
Keberagaman Dalam Masyarakat di Indonesia
Keberagaman
= suatu kondisi dalam masyarakat yang terdapat banyak perbedaan dalam berbagai bidang.
Suku bangsa, ras, agama, keyakinan, ideologi politik, sosial-budaya, dan ekonomi.
Kekayaan dan keindahan wilayah negara Indonesia.
Luas wilayah negara Indonesia
berpengaruh terhadap banyaknya keberagaman yang dimiliki bangsa Indonesia
Menjadikan Indonesia termasuk dalam kategori bangsa yang besar dan sangat beranekaragam atau dikenal sebagai bangsa yang majemuk/plural
Faktor-Faktor Penyebab Keberagaman Masyarakat di Indonesia:
1. Letak Strategis Wilayah Indonesia
Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, serta benua Asia dan benua Australia
Jalur perdagangan internasional
Tidak hanya membawa komoditas dagang, namun juga pengaruh kebudayaan.
Kedatangan bangsa asing yang berbeda ras, kemudian menetap di Indonesia mengakibatkan kemajemukan ras, agama, dan bahasa.
2. Kondisi negara kepulauan Negara Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau yang secara fisik terpisah-pisah menghambat hubungan antar masyarakat dari pulau yang berbeda-beda.
Setiap masyarakat di kepulauan mengembangkan budaya mereka masing-masing, sesuai dengan tingkat kemajuan dan lingkungan masing-masing.
Perbedaan suku bangsa, bahasa, budaya, serta peranan laki-laki dan perempuan.
3. Perbedaan Kondisi Alam
Kondisi alam yang berbeda seperti daerah pantai, pegunungan, daerah subur, padang rumput, dataran rendah, rawa, dan laut mengakibatkan perbedaan masyarakat.
Juga kondisi kekayaan alam, tanaman yang dapat tumbuh, hewan yang hidup disekitarnya.
Misalnya masyarakat di daerah pantai berbeda dengan masyarakat pegunungan, seperti perbedaan bentuk rumah, mata pencaharian, makanan pokok, pakaian, kesenian, bahkan kepercayaan.
4. Keadaan transportasi dan komunikasi
Kemajuan sarana transportasi dan komunikasi juga mempengaruhi perbedaan masyarakat Indonesia.
Masyarakat mudah berhubungan dengan masyarakat lain, meskipun jarak dan kondisi alam yang sulit.
Sebaliknya sarana yang terbatas juga menjadi penyebab keberagaman masyarakat Indonesia.
5. Penerimaan masyarakat terhadap perubahan
Ada masyarakat yang mudah menerima orang asing atau budaya lain, namun ada juga sebagian masyarakat yang tetap bertahan pada budaya sendiri.
Bentuk-bentuk Keberagaman Masyarakat Indonesia (SARA = Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan)
**
1. Keragaman suku
Suku bangsa
sering juga disebut
etnik
Menurut Koentjaraningrat, suku bangsa berarti sekelompok manusia yang memiliki kesatuan budaya dan terikat oleh kesadaran dan identitas tersebut
Bisanya dikuatkan oleh kesatuan bahasa
Jadi,
suku bangsa
merupakan gabungan sosial yang dibedakan dari golongan-golongan sosial karena mempunyai ciri-ciri paling mendasar dan umum berkaitan dengan asal usul dan tempat asal serta kebudayaan
Ciri-ciri mendasar yang membedakan suku bangsa yang satu dengan suku bangsa yang lain
, antara lain:
bahasa daerah, sistem kekerabatan, kesenian daerah, dan tempat asal.
Keberagaman bangsa Indonesia, diakibatkan oleh
jumlah suku bangsa yang mendiami wilayah Indonesia sangat banyak dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Setiap suku bangsa mempunyai ciri atau karakter tersendiri, baik dalam aspek sosial maupun budaya.
Menurut BPS tahun 2010, di Indonesia terdapat 1.128 suku bangsa.
Antar suku bangsa di Indonesia memiliki berbagai perbedaan dan itulah yang membentuk keanekaragaman di Indonesia
Beberapa suku bangsa di Indonesia berdasarkan asal daerah tempat tinggal antara lain:
Pulau Sumatra terdapat suku Aceh, Gayo Alas, Batak, Minangkabau, dan Melayu.
Pulau Jawa terdapat suku Jawa, Sunda, Badui, Samin,
Kalimantan terdapat suku Dayak.
Sulawesi terdapat suku Bugis, Manado, Gorontalo, Makasar. Kawasan Maluku terdapat suku Ambon, Sangir Talaud, Ternate.
Kawasan Bali dan Nusa Tenggara antara lain suku Bali, Lombok, Bima, dan Timor.
Papua terdapat suku Asmat, dan suku Dani.
2. Keragaman Agama
Kekayaan alam yang dimiliki bangsa Indonesia diperlukan oleh bangsa lain. Sehingga para pedagang dari bangsa-bangsa lain banyak berdatangan.
Selain berdagang, mereka juga menyebarkan ajaran agama.
Ajaran agama Hindu dan Budha dibawa oleh bangsa India.
Ajaran agama Islam dibawa oleh pedagang Gujarat dan Parsi sekitar abad ke-13.
Kedatangan bangsa Eropa membawa ajaran agama Kristen dan Katolik
Pedagang dari Cina menganut agama Kong Hu Chu.
Berbagai ajaran agama diterima oleh bangsa Indonesia karena masyarakat sudah mengenal kepercayaan seperti animisme dan dinamisme.
Agama mengajarkan umatnya agar berbuat baik dan benar. Melakukan kebaikan dan menegakkan kebenaran adalah perintah Tuhan yang wajib dilaksanakan.
Kesadaran beragama merupakan perwujudan keyakinan manusia terhadap keberadaan Tuhan Yang Maha Esa.
Adanya keragaman agama tidak boleh menjadi penghambat dalam pergaulan
, tetapi harus mengembangkan
sikap toleran, hormat menghormati, dan bekerja sama antarpemeluk agama serta kepercayaan
yang berbeda-beda sehingga terwujud kerukunan hidup.
3. Keragaman ras
Masyarakat Indonesia memiliki keberagaman ras. Hal ini disebabkan oleh kedatangan bangsa asing ke wilayah Indonesia, sejarah penyebaran ras di dunia, serta letak dan kondisi geografis wilayah Indonesia
Beberapa ras yang ada dalam masyarakat Indonesia antara lain:
Ras Malayan-Mongoloid yang ada di Sumatra, Jawa, Bali, NTB, Kalimantan, dan Sulawesi.
Ras Melanesoid yang mendiami daerah Papua, Maluku, dan NTT.
Ras Asiatic Mongoloid seperti orang Tionghoa, Jepang, dan Korea. Ras ini tersebar di seluruh Indonesia.
Ras Kaukasoid, yaitu orang India Timur tengah, Australia, Eropa, dan Amerika.
Istilah ras berasal dari bahasa Inggris, yaitu
race
Dalam UU no. 40 tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis,
menyebutkan
bahwa ras adalah golongan bangsa berdasarkan ciri-ciri fisik dan garis keturunan.
Setiap manusia memiliki perbedaan ras dengan manusia lainnya karena adanya perbedaan ciri-ciri fisik, seperti warna kulit, warna dan bentuk rambut, bentuk muka, ukuran badan, bentuk badan, bentuk dan warna mata, dan ciri fisik yang lain.
Kondisi masyarakat Indonesia yang memiliki keberagaman ras berpoteni menimbulkan konflik yang tidak hanya merugikan kelompok-kelompok masyarakat tetapi juga merugikan bangsa Indonesia secara keseluruhan.
Oleh karena itu, setiap warga negara harus menjunjung tinggi rasa persaudaraan, kekerabatan, dan persahabatan sehingga terwujud perdamaian.
Hal itu sesuai dengan Sila ke-2 Pancasila, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab bahwa bangsa Indonesia menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia tanpa membeda-bedakan ras.
4. Keragaman antar golongan
Manusia hidup bukan hanya dalam keberagaman suku, agama, dan ras, tetapi juga dalam keberagaman masyarakat termasuk adanya suatu golongan.
Arti kata golongan adalah tumpukan/kelompok orang.
Sinonim kata golongan: bangsa, kalangan, kaum, lapisan,lingkungan, keluarga, komunitas, puak, wangsa, bilangan, jenis, kategori, kelas, kelompok, klasifikasi, rombongan, rumpun, terup, blok, faksi, fraksi, kubu, partai, pihak.
Dalam sosiologi, adanya lapisan dalam masyarakat itu disebut
"Social Stratification"
atau bisa disebut dengan kelas sosial.
Penggolongan kelas-kelas secara bertingkat:
1. Golongan Atas
Orang-orang kaya, pengusaha, dan penguasa
2. Golongan Menengah
Pegawai kantor, petani, pemilik lahan; dan pedagang
3. Golongan Bawah
Buruh tani dan budak
Dengan dimikian, dalam kelas sosial terdapat penggolongan manusia secara bertingkat atas dasar kedudukan atau status sosial sehingga menyebabkan perbedaan antara hak dan kewajiban.
Dapat dilihat dari
struktur masyarakatnya
Ditandai dengan 2 ciri/titik pandang:
1. Secara horizontal
, ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan perbedaan-perbedaan suku bangsa, agama, adat istiadat, dan kedaerhan
2. Secara vertikal
, ditandai dengan adanya lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam
Keberagaman masyarakat ditandai adanya segmentasi dalam bentuk kelompok-kelompok yang memiliki kebudayaan yang berbeda satu sama lain.
Berupa kesatuan-kesatuan sosial dan organisasi kemasyarakatan.
Membentuk golongan-golongan di masyarakat.
Setiap golongan terdiri dari atas dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan satu sama lain dalam sebuah struktur.
Sebagai Negara yang memiliki keberagaman adanya penggolongan diantara masyarakat adalah kewajaran. Namun, keberagaman dalam masyarakat dapat menimbulkan konflik.
Maka dari itu keberagaman antargolongan tidak boleh menyebabkan terjadinya perselisihan di masyarakat.
Adanya keberagaman antar golongan harus menjadi pendorong terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa,
dan
pendorong tumbuhnya kesadaran setiap warga negara akan pentingnya pergaulan demi memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa
misalnya golongan kelas tinggi membantu golongan kelas rendah.