SKENARIO 4
Anak 12 thn
Anamnesis
Pem. Fisik
pem. hidung: konka edema
pem. dermatologi: kulit xerotik sebagian dengan eksoriasi
Pemeriksaan Penunjang
pemeriksaan darah tepi
peningkatan jumlah sel dengan
ukuran 10-14 mili mikron
inti bersegmen, granulosa warna jingga dan tidak meutupi inti
DD
Ilmu Kedokteran Dasar
Anatomi dan Histologi
Hidung
Vaskularisasi
Bagian superior
Bagian dasar
Bagian depan hidung
a. etmoidalis anterior, posterior cabang dari a. oftalmika
cabang a. maksilaris interna, antara lain a. palatina mayor dan a. sfenopalatina.
cabang-cabang a. fasialis.
pembuluh v. etmoidalis anterior dan
posterior menuju v. sfenopalatina
Inervasi
Mukosa hidung mendapatkan persarafan
sensorik dari cabang-cabang n. Trigeminus
N. olfaktorius memegang peranan dalam
fungsi menghidu
Histologi
Bagian depan rongga hidung
epitel berlapis gepeng berkeratin
vestibulum
kelenjar keringat, kelenjar sebasea, vibrisa
Integumen (kulit)
Epidermis
Stratum basalis
Stratum spinosum
Stratum granulosum
Stratum lucidum
Stratum corneum
merkell's cell, melanosit dan stem cell
sel langerhans
Keratinosit yang sudah mati
Dermis
Lapisan papilaris
Jaringan ikat longgar
Lapisan retikularis
Jaringan ikat padat
pembuluh darah, klenjar sebasea, kelenjar keringat, folikel rambut, otot polos
Hipodermis
Jaringan adiposa
RINITIS ALERGI
Definisi
Etiologi
Alergen inhalan
Masuk bersama udara pernapasan
Alergen ingestan
Masuk ke saluran cerna
Alergen injektan
Masuk melalui suntikan atau tusukan
Klasifikasi
Kualitas
Ringan
Sedang-berat
Kuantitas
Intermiten
Persisten
gejala ≤4 hari per minggu
gejala >4 hari per minggu
Patofisiologi dan patogenesis
Alur diagnosis
Anamnesis:
- Bersin berulang
- Rinore encer dan banyak
- Hidung tersumbat dan gatal
hiperlakrimalis
Pem. Fisik
cobble stone appearence
facips adenoid
geografic tongue
Pem. Penunjang
pem. darah tepi
Pem. antibodi IgE
Pem. Ig E spesifik
Tatalaksana
Promotif
Preventif
Menghindari kontak dg alergen penyebab
Kuratif
Rehabilitatif
DERMATITIS ATOPI
Definisi
Peradangan kulit ditandai dengan rasa gatal dan umumnya terjadi pada anak-anak
Etiologi
Klasifikasi
Fase infatil
0-2 tahun
tanda-tanda
pada muka (dahi, pipi)
berupa eritema
bentukan papulo-vesikel yang
halus
Fase Anak
usia 2 - 12 tahun
Tanda-tanda
pada lipat siku, lipat lutut, leher dan
pergelangan tangan
bentukan kulit kering, hiperpigmentasi kadang hipopigmenta
Fase Dewasa
usia > 12 tahun
tanda-tanda
bentukan papul datar dan cenderung bergabung menjadi plak likenifikasi dengan sedikit skuama
sering terjadi eksoriasi dan eksudasi karena
garukan
Patofisiologi
Disfungsi sawar kulit , barrier kulit
Tata laksana
komplikasi
Polip hidung
Sinusitis
Infeksi telinga bagian tengah
NAILA FARAH HILDA
(6130019049)
allergic shiner
statis vena karena obstruksi hidung
bayangan gelap dibawah mata
allergic salute dan crease
menggosok hidung
timbul garis melintang
benjolan kecil
pengecilan oss mandibula
perhitungan eusinofil
RAST (Radio Immuno Sorbent Test)
ELISA
ELISA (Enzyme Linked Immuno Sorbent
Assay Test)
Pem. sitologi hidung
edukasi
Mengenali sejarah penyakit, gejala, dan
faktor pencetus rhinitsi alergi, pem penunjang dan tujuan tindakan yang dilakukan
Edukasi terkait obat (indikasi, reaksi obat, efek samping, aturan minum dan Kepatuhan pengobatan
Rutin check up ke dokter
Rutin menggunakan masker
Tidak memelihara binatang & jauhi serbuk bunga
Terapi medikamentosa
Antihistamine
menurunkan gejala alergi
Antagonis reseptor H1
Decongestant
agonis adrenergik
per oral
intranasal
Oxymetazoline
Pseudoephedrine
kortikostiroid
Triamcinolone acetinide
Budesonide
antikolinergik
mengatasi rinore
ipatoprium bromide
Nacl fisiologis untuk irigasi nasal
Cetirizine, loratadine, desloratadine,
fexofenadine, rupatadine dan bilastine
Operatif
Konkotomi parsial
konkoplasti
Dilakukan bila konka inf. hipertrofi berat & tdk ada perbaikan setelah diberikan pengobatan
Imunoterapi
Dilakukan pd alergi inhalan dg gejala berat, berlangsung lama, & dg pengobatan tdk memberikan hasil
Menghindari alergen penyebab yang dicurigai
menjaga kesehatan dengan rutin olahraga
mengurangi atau menggunakan cara lain untuk menyapu, contoh memakai vacum atau langsung mengepel
penyakit inflamasi pada hidung akibat reaksi alergi
Tungau debu rumah, bulu hewan
makanan (susu, sapi, telur, coklat,
ikan, udang)
penisilin, sengatan lebah
Alergen kontakan
Masuk melalui kontak kulit/jaringan
mukosa
bahan kosmetik, perhiasan
epidemiologi
dijumpai pada (15% anak usia 6-7 tahun & 40% pd usia 13-14 tahun)
Bila ada satu atau lebih gangguan ini: gangguan tidur, gangguan aktivitas harian, bersantai, berolahraga, belajar, bekerja
berkumpulnya aleren dengan udara pada mukosa hidung sehingga terjadi reaksi alergi yang bergantung pada IgE dilibatkan.
fase
cepat
lambat
Berlangsung sejak kontak dg alergen
sampai 1 jam setelahnya
Berlangsung 2-4 jam dg puncak 6-8 jam
setelah pemaparan
Ditandai dg Sel mastosit mengeluarkan molekul
kemotaktik penambahan jenis & jumlah sel inflamasi (eosinofil, limfosit, netrofil, basofil, mastosit) di mukosa hidung & peningkatan sitokin))
tahap
Tahap sensitisasi
Alergen ditangkap oleh makrofag/
monosit (antigen presenting cell/APC)
Terbentuk fragmen pendek peptida & bergabung dg molekul HLA kelas II membentuk komplek peptida MHC kelas II
Dipresentasikan ke sel T helper (Th 0)
Th 1
Th 2
Menghasilkan IL-3, IL-4, IL-5, IL-13
Aktivasi sel limfosit B
Memproduksi IgE
IgE masuk ke jaringan
Berikatan dg reseptor IgE di sel mastosit/
basofil (sel mediator) & menjadi aktif
Tahap provokasi/reaksi alergi
Bila jaringan yg sudah tersensitisasi
terpapar alergen yg sama
IgE akan mengikat alergen spesifik
Degranulasi sel mast & sel basofil
Terlepasnya mediator kimia (histamin,
prostaglandin, leukotrien, dll)
Histamin merangsang reseptor H1 pd ujung
saraf vidianus
Rasa gatal pada hidung & bersin
Histamin menyebabkan kelenjar mukosa & sel goblet mengalami hipersekresi & permeabilitas kapiler meningkat
Rinore
vasodilatasi sinus
hidung tersumbat
Faktor intrinsik
genetik, kelainan imunologi, stres, emosi
Faktor ekstrinsik
bahan yang bersifat iritan, alergen, makanan, mikroorganisme, dan cuaca
epidemiologi
Terjadi 15-30% pd anakanak dan 1-2% pd dewasa
Kehilangan air trans epidermal
Kulit kering (Xerotik)
Hipersensitifitas tipe 1
Histamin menghambat kemotaksis dan
menekan produksi sel T
IgE meningkat
Gatal (Pruritus)
Menggaruk
Eksoriasi
Lesi kronik
Likenifikasi
promotif dan preventif
Edukasi
menjaga kesehatan tubuh dengan berolah raga dan menjaga pola makan
Penghindaran alergen seperti debu, makanan, udara dingin yang bisa memicu alergi
Mencegah kekeringan kulit dg penggunaan cairan/krim pelembab, tetap waspada dg tambahan bahan pengawet/ pewangi di dalamnya
Kuratif
Pengobatan topikal
Hidrasi kulit
kortikosteroid
Pelembab
Pada bayi : Salep hidrokortison 1-2,5%
Pada dewasa : Triamisionolon 1%
penghambat kalsineurin
antiinflamasi
seperti: tacrolimus dan pimecrolimus
Emolien (setelah mandi) 4-6x sehari (krim) dan 2-4x sehari (salep)
pengobatan sistemik
Antihistamin (menghilangkan rasa gatal)
Dyphenhydramin (Dosis 1-2 mg/Kg/BB 3x sehari pada malam hari
Doxepin HCl Oral (Dosis 10-75 mg saat malam)
Kortikosteroid Sistemik
pada kasus yang berat
Antibiotik (bila ada infeksi)
Cephalexin (25-50 mg/Kg/BB 4 dosis sehari)
Dicloxacilin (25-50 mg/Kg/BB 4 dosis sehari)
rehabiltatif
Fototerapi
Penggunaan sinar UVA (ultraviolet) atau psoralen phototherapy (PUVA)
fisiologi
Sistem imun
RPS
Keluhan gatal seluruh tubuh dialami sejak kecil & semakin memberat
Kulit tampak kering & bersisik
hidung tersumbat
ingus encer
bersin- bersin
saat menyapu lantai
RPD
Sebelumnya tdk pernah mengalami gejala yg sama
Belum berobat
RPK
Ayah pasien mengalami asma
Reaksi Hipersensitivitas
Tipe 1
tipe cepat
Dimediasi oleh igE dan Memicu reaksi alergi
Mekanisme
Antigen/alergen masuk
Uji Kulit atau prick test
bertambahnya eusinofil : menandakan adanya alergi
menentukan alergen
menempel dimukosa
dipresentasikan APC ke sel T helper
sel T helper berdiferensiasi menjadi sel T helper 2
mensekresikan IL 4 dan IL 13
merangsang sel limfosit B menjadi sel plasma
menghasilkan Ig E
reseptor Ig E berikatan dengann sel mast
degranulasi mediator kimia (histamin, sitokin dll)
sensitisasi
Tipe 2
Ig G/Ig M
Peradangan, kerusakan jaringan
Penyakit
Rhinitis alergi
Urtikaria
Konjungtivitis
Penyakit
Autoimun anemia hemolitik
Miastenia gravis
Penyakit graves
Tipe 3
immune complex
oleh ig G & ig M
Peradangan kerusakan lokal
Penyakit
Systemic lupus erythematosus (SLE)
Farmer lung (batuk, sesak nafas)
Tipe 4
tipe lambat
Makrofag & sel T
Penyakit
Dermatitis kontak alergi
dermatitis kontak iritan
dermatitis numularis
dermatitis alergi
(-) lesi koin dan riwayat ISPA, gigi dll.
(-) riwayat pemakaian jam tangan, gelang
(-) paparan iritan (deterjen, sabun)
dermatitis atopi
riwayat asma dari ayah
Dermatitis atopic et causa rhinitis alergi