Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
MEP, REFERENCE, YOAN HANNI YOLANDA 1908260204 - Coggle Diagram
MEP
faktor resiko
Penyakit infeksi
cacar air, batuk rejang, TBC, malaria, diare, dan cacing, misalnya cacing Ascaris lumbricoides
Konsumsi makan
kebutuhan zat gizi tidak terpenuhi maka tubuh akan menggunakan cadangan zat gizi yang ada di dalam tubuh, yang berakibat semakin lama cadangan semakin habis dan akan menyebabkan terjadinya kekurangan yang menimbulkan perubahan pada gejala klinis
-
-
-
-
Edukasi
-
Melakukan kunjungan ulang setiap minggu, periksa secara teratur di Puskesmas
kuti nasehat pemberian makanan dan berat badan anak selalu ditimbang setiap bulan secara teratur di posyandu/puskesmas. Pemberian makan yang sering dengan kandungan energi dan nutrien yang padat, aneka ragam makanan dalam porsi kecil dan sering kepada anak sesuai dengan kebutuhan dan teruskan pemberian ASI sampai anak berusia 2 tahun
-
Pemberian suntikan imunisasi sesuai jadwal. Anjurkan pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000 SI atau 100.000 SI) sesuai umur anak setiap Bulan Februari dan Agustus
-
-
CMD
manifestasi klinis
-
d. Jaringan lemak dibawah kulit menghilang, kulit keriput dan tanus otot menurun.
-
-
-
-
-
pp
antropometri
menilai ukuran dan bentuk badan dan bagian badan khusus dapat membantu mengenai masalah nutrisi. Pengukuran ini meliputi berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengas atas dan lipatan kulit. erat badan merupakan indicator untuk menilai keadaan gizi dan tumbuh kembang anak. Tinggi badan dipakai sebagai dasar perbandingan terhadap perubahan relatif pertumbuhan. Lingkar kepala untuk menilai pertumbuhan otak. Lingkar lengan atas mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot. Lipatan kulit di daerah triseps dan sub scapula merupakan relfkesi kulit tumbuh kembang jaringan lemak bawah kulit dan mencerminkan kecukupan gizi
Berat badan merupakan indicator untuk menilai keadaan gizi dan tumbuh kembang anak. Tinggi badan dipakai sebagai dasar perbandingan terhadap perubahan relatif pertumbuhan. Lingkar kepala untuk menilai pertumbuhan otak. Lingkar lengan atas mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot. Lipatan kulit di daerah triseps dan sub scapula merupakan relfkesi kulit tumbuh kembang jaringan lemak bawah kulit dan mencerminkan kecukupan gizi
Anamnesa
informasi tentang nutrisi selama dalam kandungan, saat kelahiran, keadaan waktu lahir (termasuk berat dan panjang badan), penyakit dan kelainan yang diderita, dan imunisasi, data keluarga serta riwayat kontak dengan penderita penyakit menular tertentu
DEFINISI
kondisi di mana tubuh kekurangan makronutrien yang merupakan sumber energi, termasuk protein
-
-
Patofisiologi
energi dan protein yang diperoleh dari makanan kurang-->menimbulkan kekurangan berbagai asam amino essensial yang dibutuhkan untuk sintesis, oleh karena dalam diet terdapat cukup karbohidrat, maka produksi insulin akan meningkat dan sebagai asam amino di dalam serum yang jumlahnya sudah kurang tersebut akan disalurkan ke otot-->Berkurangnya asam amino dalam serum merupakan penyebab kurangnya pembentukan alkomin oleh heper, sehingga kemudian timbul edema perlemahan hati terjadi karena gangguan pembentukan lipo protein beta sehingga transport lemak dari hati ke hati dapat lemak juga terganggu dan akibatnya terjadi akumuasi lemak dalam heper
Tatalaksana
a. Bila ada dehidrasi, atasi dulu
-
c. Vitamin A 100.000 – 200.000 K1 1 M 1 kali, Vitamin B kompleks, C, AD tetes personal.
-
Komplikasi
Anemia dan hipoglikemia (penurunan kadar gula darah) Ensefalopati (kerusakan jaringan otak) Hipoalbuminemia (kekurangan protein albumin darah) Gangguan fungsi organ, seperti gagal ginjal dan penyakit jantung.
Prognosis
Prognosis
Kwashiorkor Penanganan yang terlambat (late stages) mungkin dapat memperbaiki status kesehatan anak secara umum, namun anak dapat mengalami gangguan fisik yang permanen dan gangguan intelektualnya.
Marasmus Malnutrisi yang hebat mempunyai angka kematian yang tinggi, kematian sering disebabkan oleh karena infeksi; sering tidak dapat dibedakan antara kematian karena infeksi atau karena malnutrisi sendiri. Prognosis tergantung dari stadiumsaat pengobatan mulai dilaksanakan. Dalam beberapa hal walaupun kelihatannya pengobatan adekuat, bila penyakitnya progesif kematian tidak dapat dihindari,mungkin disebabkan perubahan yang irreversible dari sel-sel tubuh akibat kekurangan nutrisi
REFERENCE
behrman, L. Richard dkk. 1999. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Jakarta: EGC 2.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2010. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional 2010. www.diskes.jabarprov. go.id/download.php?title=RISKESDAS%202010 3.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2003. Petunjuk Teknis Tata Laksana Anak Gizi Buruk: Buku II. Jakarta: Departemen Kesehatan. 4.
Hidajat, Irawan dan Hidajati. Pedoman Diagnosis dan Terapi: Bag/SMF Ilmu Kesehatan Anak. Surabaya: RSU dr. Soetomo. 5.
Pudjiadi, Hegar, Handryastuti dkk. 2010. Pedoman Pelayanan Medis. Jakarta: IDAI 6.
Rudolph, Abraham M. dkk. 2006. Buku Ajar Pediatrik Rudolph. Jakarta: EGC 7.
-
WHO Indonesia. 2009. Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit Rujukan Tingkat Pertama di Kabupaten. Jakarta: WHO Indonesia
-
-
-
-
-