Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Malnutrisi Energi Protein - Coggle Diagram
Malnutrisi Energi Protein
klasifikasi
mep Sedang
kep II Gizi kuran 60%-69,9% median BB/U
mep berat
kep III Gizi Buruk <60% Median BB/U
kwashiorkor
marasmus
marasmic-kwashiorkor
mep ringan
kep I (gizi sedang) 70%-79% median BB/Umur
patofisiologi
marasmus
ditandai dengan atropi jaringan terutama lapisan subkutan dan badan tampak kurus supertitles orang tua. pada metabolisme lemak kuren terganggu dari pada kwashiorkor, kekurangan vitamin biasanya minimal atau tidak ada. pada marasmus tidak ditemukan edema akibat hipoalbuminemia dan atau retensi sodium. pemenuhan kebutuhan dalam tubuh masih dapat dipenuhi dengan adanya cadangan protein sebagai sumer energi.
kwashiorkor
kekurangan protein dalam makanan -> asam amino essential dalam serum yang diperlukan untuk sintesis dan metabolisme terutama sebagai pertumbuhan dan perbakian sel -> makin berkurangnya asam amino dalam serum menyebabkan berkurangnya prodüksiyon albumin hati
faktor risiko
faktor pendidikan ibu
faktor sosioekonomi
status gizi buruk
riw BBLR
faktor penyakit infeksi
definisi
manifestasi dari kurangnya asupan protein dan energi dalam makanan seheri-hari yang tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG) dan biasanya juga disertai adanya kekurangan dari beberapa nutrisi lainnya
etiologi
langsung
kurangnya konsumsi makanan yang investasi cacing dapat memberikan hambatan absorbsi dan hambatan utilisasi zat-zat yang menjadi hasar timbulnya kep
tidak langsung
ketersediaan pangan rumah tanga , kemiskinan, pola asuh yang kurant memadai dan pendidikan yang rendah
diagnosa banding
syndrome nefrotik
glomerulonefritis akut pasca streptococcus
sirosis hepatis
marasmus
kwashiorkor
prognosis
prognosis pada malnutrisi bergantung derajat keparahan malnutrisi serta durasi terjadinya malnutrisi. malnutrisi dapat mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan anak tidak mencapai potensi maksimal.
komplikasi
hipoglikemi
anemia
ensefalopati
ensefelopati
stunting
cmd
pemfis: head to toe,
pp
anamnesis: edema, buncit, iga gambang, riw bblr,riw sosioekonomi, status gizi
tatalaksana
fase rehabilitasi
untuk mengembalikan berat badan yang hilang, dan meningkatkan stimulis emosional dan fisis, ibu sebagai pelaku rawat dilatih dan dipersiapkan untuk melanjutkan perawatan di rumah dan dilakukan persiapan kleur dari rumah sakit
fase pemantauan
setelah keluar dari rumah sakit, dilakukan pemantauan pasien dan keluarganya untuk menghindari kejadian malnutrisi berulang dan memastikna perkembangan fiaik, mental, dan emosional pasien tetap baik
fase inisial
untuk menmgidentifikasi dan menatalaksana maszlag yang mengancam nyawa di rumah sakit sehingga defisiensi spesifik abnormalitas metabolic dapat dikembalikan dan pemberian makanan dimulai
edukasi
pengetahuan gizi
Melati ketaatan dalam pemberian diet
memberi pengetahuan pada orang tua
menjaga kebersihan diri dan lingkungan
pola makan
pencegahan
konsumsi makanan dengen gizi seimbang
perbanyak konsumsi sayur dan buah
memantau tumbuh kembang anak secara berkala
melakukan penimbangan balita
memastikan anak mendapatkan aspen makanan yang cukup
faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak
internal: res/etik, keluarga, umur, jenis kelamin, gen
eksternal: gizi, farmakologi, infeksi,radiasi, kelainan imunologi