Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
MALNUTRISI ENERGI PROTEIN, NAMA: HELVI RAMADHANI, NPM 1908260083 SGD 3 -…
MALNUTRISI ENERGI PROTEIN
DEFENISI
marasmus
Marasmus adalah gangguan gizi karena kekurangan karbohidrat
kwashiorkor
gizi buruk karena kekurangan protein
MEP:
WHO mendefinisikan malnutrisi sebagai ketidakseimbangan seluler antara asupan nutrisi dan energi dengan kebutuhan tubuh untuk pertumbuhan, pemeliharaan, dan fungsi yang spesifik. Istilah MEP berkaitan dengan sekelompok penyakit yang meliputi marasmus, kwashiorkor danmarasmus-kwashiorkor
marasmus & kwahiorkor
gabungan antara marasmus-kwashiorkor
Gizi buruk
merupakan status kondisi seseorang yang kekurangan nutrisi, atau nutrisinya di bawah standar rata-rata
menilai status gizi
anak < 5 th
kurva WHO
biru : anak laki2
merah muda : anak perempuan
anak > 5 th
kurva cdc 2000
DIAGNOSIS MEP
ANAMNESIS
identitas anak
umur
jenis kelamin
nama
BB/TB
riwayat kehamilan
faktor prenatal
perinatal
post natal
perkembangan anak
nafsu makan anak
riwayat menyusui
berapa kali makan dalam sehari
frekuensi makan
jenis makanan yang dimakan
riwayat pengobatan, imunisasi, vaksinasi
penyakit keluarga, penyakit kongenital
keadaan sosial ekonomi keluarga
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Elektrolit serum
Feses lengkap
Kadar asam amino biasanya < 1
Foto thorax
protein serum (albumin ↓ dan globulin Î/↓)
Uji tuberculin (tbc/tdk)
Darah lengkap: hb, apusan darah tepi (anemia normositik normokrom ), feritin
PEMERIKSAAN FISIK
GEJALA KWASHIORKOR
rambut jagung
anak rewel
pandangan sayu
wajah sembab
edema
crazy pavement dermatosa
GEJALA MARASMUS
cengeng dan rewel
kulit keriput
anak sangat kurus
tidak ada lemak bawah kulit
old man face
baggy pants
usus terasa jelas
pembesaran limpa
iga gambang
GEJALA MARASMUS-KWASHIORKOR
dengan keluhan kombinasi dari marasmus dan kwashiorkor
BB/TB < 70% atau < -3 SD
Lingkar lengan atas (LiLA) <11,5 cm
auskultasi
peristaltik usus
paru : weezing & ronchi
perkusi
perut apakah terdengar shitting dulness
faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak
faktor genetik
lingkungan
psikososial
keluarga dan adat
aspek perkembangan anak
stunting
asupan nutrisi
klasifikasi MEP
MEP sedang jika BB/U 60-70 % baku median WHO-NCHS
MEP berat / gizi buruk BB/U <60% baku median WHO-NCHS
MARASMUS
KWASHIORKOR
MARASMIK-KWASHIORKOR
MEP ringan jika BB/U 70-80% baku median WHO-NCHS
tata laksana MEP
obati infeksi
perbaiki defisiensi nutrien makro
perbaiki gangguan elektrolit
makanan stabilisasi dan transisi
atasi/ cegah dehidrasi
makanan tumbuh kejar
atasi / cegah hipotermia
stimulasi
atasi / cegah hipoglikemia
siapkan tindak lanjut
TATA LAKSANA PASIEN GIZI BURUK =
fase stabilisasi
fase transisi
fase rehabilitasi
EDUKASI
NUTRISI
asupan nutrisi adekuat
ASI yang cukup hingga anak berusia 2 tahun
inisiasi menyusi dini
POLA ASUH
melalkukan tindakan agar tidak kambuh : penyuluhan orang tua
berikan perhatian lebih pada anak
nutrisi tumbuh kejar anak
menerapkan pola hidup sehat
menerapkan praktik hiegine dan sanitasi serta lingkungan yang sehat
PENCEGAHAN
deteksi dini melalui grafik pertumbuhan dan perkembangan
melengkapi imunisasi
memberikan asupan nutrisi yang cukup pada anak
memberikan ASI yang cukup selama 2 tahun
mendapatkan konseling pranikah
mencegah pernikahan dini dan kehamilan pada remaja
ETIOLOGI MEP
SEKUNDER
LINGKUNGAN / POLA ASUH
keganasan
penyakit jantung bawaan
penyakit metabolik
penyakit lain
sosial ekonomi
PRIMER
asupan nutrisi tidak adekuat
PATOFISIOLOGI MEP
marasmus
asupan semua nutrisi makan sedikit
proses metabolisme hati terganggu
asupan kalori kurang untuk mendukung sintesa protein
kerusakan otot dan anemia, cairan tubuh & extrasel serta lipoprotein meningkat
kwashiorkor
kekurangan asam amino
sintesa protein menurun disemua jaringan
perubahan tekanan osmotik dan onkotik menyebabkan edema
vol. cairan tubuh meningkat total
potasium tertarik keluar sel sehingga potasium seluler menurun
organ yang mengalami gangguan : jaringan hati, pancreas, tulang dan ginjal
DIAGNOSIS BANDING
sindrome nefrotik
pellagra infantil
REFERENSI
Jahiroh and Prihartono, N. (2017) ‘Hubungan Stunting Dengan Kejadian Tuberkulosis Relationship Nutritional Stunting and Tuberculosis’, The Indonesian Journal of Infectious Disease, pp. 6–13.
Dewi, K. W. K. dkk (2017) Panduan Belajar Koas : Ilmu Kesehatan Anak, Price, A. Sylvia. Patofisiologi..
Nadila, F. and Anggraini, D. I. (2016) ‘Manajemen Anak Gizi Buruk Tipe Marasmus dengan TB Paru Management of Severe Wasting Children Type Marasmus with Pulmonary Tuberculosis’, Jurnal Medula Unila, 6(1), pp. 36–43.
Bardosono, S. (2016) ‘Masalah Gizi di Indonesia’, Majalah Kedokteran Indonesia, 59(1), pp. 491–494.
Atassi, H. (2019). Protein-Energy Malnutrition: Background, Pathophysiology, Etiology. [online] Medscape.com. Available at:
https://emedicine.medscape.com/article/1104623-overview
.
• Manary, M.J. and Trehan, I. (2018). BMJ Best Practice - Kwashiorkor. [online]
• Morley, J.E. (2021). Protein-Energy Undernutrition (PEU) - Nutritional Disorders. [online] MSD Manual Professional Edition.
NAMA: HELVI RAMADHANI
NPM 1908260083 SGD 3