Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Malnutrisi Energi Protein - Coggle Diagram
Malnutrisi Energi Protein
defenisi
kondisi yang terjadi ketika tubuh mengalami kelebihan atau ketidakseimbangan asupan energi dan protein
etiologi
a. Sosial ekonomi yang rendah.
b. Sukar atau mahalnya makanan yang baik.
c. Kurangnya pengertian orang tua mengenai gizi.
d. Kurangnya faktor infeksi pada anak (misal: diare).
e. Kepercayaan dan kebiasaan yang salah terhadap makanan (missal: tidak makan daging atau telur disaat luka).
gejala
a. Pertumbuhan terganggu meliputi berat badan dan tinggi badan.
b. Perubahan mental berupa cengeng dan apatis.
c. Adanya cederm ringan atau berat karena penurunan protein plasma.
d. Jaringan lemak dibawah kulit menghilang, kulit keriput dan tanus otot
menurun.
e. Kulit bersisik
f. Anemia
g. Carzy pavemen permatosisis (bercak-bercak putih dan merah muda dengan tepi hitam).
h. nafsu makan berkurang
Penatalaksanaan
Penanganan malnutrisi energi protein meliputi pemberian nutrisi melalui mulut maupun infus, penanganan kondisi yang menjadi penyebab terjadinya malnutrisi, dan pemberian obat-obatan sesuai keluhan atau kondisi penderita. Penanganan malnutrisi energi protein membutuhkan waktu dan disiplin dari pasien dan keluarga pasien. Meningkatkan asupan kalori dan protein dan Mengatasi penyebab malnutrisi
Klasifikasi
a. KEP ringan bila hasil penimbangan berat badan KMS terletak pada pita warna
kuning
b. KEP sedang bila hasil penimbangan berat badan pada KMS terletak di Bawah
Garis Merah (BGM)
c. KEP berat/gizi buruk bila hasil penimbangan berat badan per umur < 60%
baku median WHO-NCHS.
penyakit penyerta
Marasmus
(1)Anak tampak sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit
2) Wajah seperti orang tua
3) Cengeng dan rewel
4) Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit, bahkan sampai tidak ada
5) Sering disertai diare kronik atau konstipasi/susah buang air, serta penyakit kronik
6) Tekanan darah, detak jantung, dan pernapasan berkurang
Kwasiorkor
1) Edema umumnya di seluruh tubuh terutama pada kaki
2) Wajah membulat dan sembab
3) Otot-otot mengecil (atropi), lebih nyata apabila diperiksa pada posisi
berdiri atau duduk, anak berbaring terus-menerus
4) Perubahan status mental: cengeng, rewel, kadang apatis
5) Anak sering menolak segala jenis makanan (anoreksia)
6) Pembesaran hati
7) Sering disertai infeksi, anemia, dan diare/mencret
8) Rambut berwarna kusam dan mudah dicabut
9) Gangguan kulit berupa bercak merah yang meluas dan berubah menjadi
hitam terkelupas
10) Pandangan mata anak tampak sayu.
Marasmus-kwasiorkor
Tanda-tanda marasmus-kwasiorkor adalah gabungan dari tanda-tanda yang ada pada marasmus dan kwasiorkor.
Komplikasi
Hipotermia (penurunan suhu tubuh)
Anemia dan hipoglikemia (penurunan kadar gula darah)
Ensefalopati (kerusakan jaringan otak)
Hipoalbuminemia (kekurangan protein albumin darah)
Gangguan fungsi organ, seperti gagal ginjal dan penyakit jantung
Gagal tumbuh atau stunting pada anak
Gangguan belajar
Koma
Diagnosa
Tes darah, untuk mengindentifikasi penyebab malnutrisi, misalnya infeksi HIV, serta untuk menilai kadar glukosa, protein (albumin), vitamin, dan mineral di dalam tubuh penderita.
Tes tinja (feses), untuk melihat keberadaan parasit atau cacing yang bisa menyebabkan malnutrisi energi protein.
Rontgen dada, untuk melihat ada tidaknya peradangan dan infeksi pada paru.
Pencegahan
menerapkan pola makan sehat dengan gizi seimbang yang mencakup:
Sumber karbohidrat, seperti nasi, roti, atau kentang
Sumber protein dan lemak, seperti daging, ikan, telur, atau unggas
Sumber mineral dan vitamin, seperti buah-buahan, sayur-sayuran, serta susu dan produk olahannya, misalnya keju atau yoghurt