Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
SK 4, Fisiologi, 6130019082 Nayla Bayjati Amalia - Coggle Diagram
SK 4
SKENARIO
Seorang anak perempuan berusia 12 tahun, dibawa ke dokter oleh orang tuanya dengan keluhan gatal di seluruh tubuh. Seminggu sebelumnya pasien juga mengeluh sering bersin dan hidung tersumbat.”
Anamnesis
Seorang anak perempuan berusia 12 tahun
Keluhan gatal diseluruh tubuh
Keluhan gatal dirasakan sejak kecil, semakin lama semakin memberat
Pasien merasa kulit kering dan bersisik
Seminggu sebelumnya pasien juga mengeluh sering bersin dan hidung tersumbat selama 1 tahun yang lalu
Saat hidung tersumbat keluar ingus encer dan biasanya timbul setelah menyapu lantai
Ayah pasien memiliki riwayat asma
Pemeriksaan Fisik
Kontak edema
Pemeriksaan dermatologi : kulit xerotik Sebagian dengan eksoriasi
Pemeriksaan Penunjang
Peningkatan jumlah sel dengan ukuran 10-14 mm inti bersegmen, granulosa warna jingga dan tidak menutupi inti
Pernapasan
Anatomi
Bagian
konduksi
cavum nasi, nasofaring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus dan bronkiolus terminal
respirasi
bronkiolus respiratorius, duktus alveolar, dan alveoli
klasifikasi
saluran napas atas
hidung
Tersusun atas tulang dan tulang rawan hialin
Alat penghidu
mengandung epitel olfaktoria
Sinus paranasal
maksilaris, frontalis, etmoidalis dan sphenoidalis
Faring
nasofaring, orofaring, dan laringofaring
saluran napas bawah
Laring
Terletak antara faring dan trakea
dibentuk oleh tulang rawan tiroid dan krikoid
Trakea
Struktur : tulang rawan, mukosa, epitel bersilia, jaringan limfoid dan kelenjar
Bronchus
Cabang utama dari trakea
Bronchiolus
cabang bronchus
Bronchiolus respiratorius
peralihan bagian konduksi ke bagian respirasi paru
Duktus alveolaris
Lanjutan dari bronkiolus. Banyak mengandung alveoli
Alveolus
Tempat pertukaran oksigen dan karbondioksida antara darah dan udara yang dihirup
Pleura
Membran serosa pembungkus paru
Histologi
Epitel Saluran Napas Atas
Sel kolumner bersilia
Sel goblet
Sel sikat
Sel granula
Sel basal
saluran napas bawah
laring
terdapat epiglotis
fungsi : mencegah benda asing masuk ke saluran pernafasan
trachea
epitel pseudostratificatum columnar bersilia dg sel goblet
bronchus
epitel pseudostratificatum columnar bersilia , lapisan otot polos, tulang rawan, kelenjar
bronchiolus
tulang rawan, kelenjar, lapina propria dikelilingi otot polos, epitel kolumnar selapis bersilia
Rhinitis Alergi
Definisi
gangguan fungsi hidung yang terjadi setelah pajanan alergen melalui inflamasi yang diperantarai oleh Imunoglobulin E yang spesifik terhadap alergen tersebut pada mukosa hidung.
Etiologi
pajanan udara dingin, debu, uap, bau cat, polusi udara, tinta cetak, bau masakan, bubuk detergen, serta bau minuman beralkohol
Klasifikasi
berdasarkan lama gejala
Persisten
gejala >4 hari per minggu dan lamanya >4 minggu
Intermiten
gejala ≤4 hari per minggu atau lamanya ≤4 minggu
berdasarkan beratnya gejala
Ringan
Tidur normal
Aktivitas sehari-hari, saat olahraga dan santai normal
Bekerja dan sekolah normal
Tidak ada keluhan yang mengganggu
Sedang atau berat
Tidur terganggu (tidak normal)
Aktivitas sehari-hari, saat olahraga dan santai terganggu
Gangguan saat bekerja dan sekolah
Ada keluhan yang mengganggu
Manifestasi Klinis
bersin yang berulang
rinore yang encer
hidung tersumbat
hidung dan mata gatal
lakrimasi yang banyak,
biasanya keluhan hidung tersumbat sebagai satu satunya gejala
Alur diagnosis
Anamnesis
rinore (cairan hidung yang bening encer)
bersin berulang dengan frekuensi lebih dari 5x setiap kali serangan
hidung tersumbat baik menetap atau hilang timbul
rasa gatal di hidung, telinga
mata gatal, berair /kemerahan
hiposmia atau anosmia
(penurunan/ hilangnya ketajaman penciuman)
batuk kronik
apakah ada variasi diurnal?
serangan yang memburuk pada pagi hari
sampai siang hari dan membaik saat malam hari
Pemeriksaan Fisik
pemeriksaan hidung (rinoskopi anterior)
adanya edema dari konka media/inferior
sekret encer bening
mukosa pucat dan edema
polip nasi
Pemeriksaan penunjang
Uji kulit cukit (Skin Prick Test).
untuk mengetahui jenis alergen penyebab alergi
IgE serum total.
sebagai pemeriksaan penyaring tetapi tidak untuk diagnostik
IgE serum spesifik.
dilakukan bila tes kulit cukit dan yang lain selalu menghasilkan hasil (-) tapi gejala klinis yang (+)
Pemeriksaan sitologis /histologis
untuk menindaklanjuti respon terhadap terapi
melihat perubahan morfologik dari mukosa hidung
Tes provokasi hidung
bila ada keraguan dan kesulitan dalam mendiagnosis rinitis alergi, riwayat rinitis alergi (+), tetapi hasil tes alergi selalu (-)
CT Scan/MRI
bila ada indikasi keterlibatan sinus paranasal
Tatalaksana
Medikamentosa
Antihistamin oral
cetirizine 5 mg, 2x sehari.
Loratadine 5-10 mg, 1x sehari
Kortikosteroid intranasal
Beklometason 42 ìg, 1 semprot, 2-3x/hr
Budesonid 32 ìg, 2 semprot, 2x/hari, 4 semprot/hari
Non-medikamentosa
Menghindari hewan peliharaan berkeliaran di dalam rumah
Mengganti sprei dengan rutin (seminggu 2 kali)
Menghindari perabot rumah tangga yang terbuat dari kain berbulu.
Hindari asap rokok dan bau-bauan menyengat
Komplikasi
Polip hidung
Otitis media efusi yang sering residitif
terutama pada anak-anak
Sinusitis paranasal
prognosis
cenderung baik karena jarang menyebabkan mortalitas tetapi penyakit ini memiliki risiko komplikasi dan komorbid yang cukup tinggi, serta penurunan kualitas hidup.
Patogenesis
Reaksi alergi fase cepat
terjadi dalam beberapa menit setelah terpapar alergen
Paparan alergen pada kontak pertama menimbulkan sensitisasi
Antigen Presenting Cell (APC) menangkap alergen di mukosa hidung
Major Histocompatibility Complex (MHC) kelas II terbentuk
1 more item...
Reaksi alergi fase lambat
terjadi beberapa jam setelah terpapar alergen
Mediator mediator pada fase cepat merekrut sel inflamasi lain ke mukosa hidung
leukosit dari sirkulasi menempel pada sel endotel melalui proses kemotaktik
terjadi penumpukan sel inflamasi pada mukosa hidung
1 more item...
Patofisiologi
Fase sensitisasi
adanya kontak pertama alergen pada mukosa hidung
akan ditangkap oleh makrofag
antigen akan membentuk fragmen peptida yang bergabung dengan molekul HLA kelas II
1 more item...
Diagnosis Banding
Rinitis Virus (Non-Alergi)
yang membedakan
Mukosa hidung biasanya bengkak dan merah
demam ringan, nyeri otot, menggigil
Durasi tanda dan gejala rinitis virus biasanya hanya 5-7 hari
Sinusitis
yang membedakan
Hidung tersumbat disertai nyeri/rasa tekanan pada muka
Ingus pirulen
nyeri pipi
nyeri di belakang ke dua bola mata
nyeri dahi
nyeri alih gigi dan telinga
sakit kepala
Rinosinusitis Bakteri Akut
yang membedakan
sakitkepala, dan nyeri wajah
disertai lendir berlebihan dan kental yang memenuhi rongga sinus
Demam dan kelelahan
gejala lebih buruk dari waktu ke waktu
Pencegahan
promotive
penghindaran serta pengurangan terpapar allergen dan polutan yang tersebar di udara
preventif
hindari paparan asap rokok, asap kendaraan bermotor dan paparan allergen dari hewan peliharaan dirumah
Kulit
Anatomi
Lapisan kulit
Epidermis
Penyusun terbesar epidermis adalah keratinosit
lapisan
Stratum Korneum
Stratum Lucidum
Stratum Granulosum
1 more item...
Stratum Spinosum
1 more item...
Stratum Basale
1 more item...
fungsi : menyediakan sawar kulit pelindung tubuh dari ancaman di permukaan
Dermis
fungsi : memberi ketahanan pada kulit, tennoregulasi, perlindungan imunologik, dan ekskresi
bagian
Pars Papilare (Stratum Spongiosum)
Pars Retikulare (Stratum Kompaktum)
Subkutis
terdiri atas jaringan lemak mampu mempertahankan suhu tubuh, dan merupakan cadangan energi, juga menyediakan bantalan yang meredam trauma melalui pennukaan kulit
Adneksa kulit
rambut, kelenjar ekrin dan apokrin, serta kuku
Histologi
Struktur kulit
Epidermis
Stratum basal
terdiri atas 1 lapis sel yang tersusun berderet-deret
Sel-selnya kuboid atau silindris
Stratum spinosum
terdiri atas beberapa lapis sel yang besar-besar berbentuk polygonal dengan inti lonjong
Stratum granulosum
terdiri atas 2-4 lapis sel gepeng yang mengandung banyak granula basofilik ( granula eratohyalin)
Stratum lusidum
dibentuk oleh 2-3 lapisan sel gepeng yang tembus cahaya, dan agak eosinofilik
Stratum korneum
terdiri atas banyak lapisan sel-sel mati, pipih dan tidak berinti serta sitoplasmanya digantikan oleh keratin
Sel-sel epidermis
Melanosit
Sel Langerhans
Sel Merkel
Keratinosit
Dermis
Stratum papilaris
ditandai oleh adanya papila dermis yang jumlahnya bervariasi
Stratum retikularis
Terdapat berkas kolagen kasar dan sejumlah kecil serat elastin membentuk jalinan yang padat ireguler
Sel-sel dermis
sel-sel jaringan ikat seperti fibroblas
sel lemak
makrofag dan sel mast
Hipodermis
berupa jaringan ikat lebih longgar dengan serat kolagen halus
Dermatitis Atopik
Definisi
penyakit keradangan kulit yang kronis, ditandai rasa gatal ringan sampai berat, bersifat kumat-kumatan, sebagian besar muncul pada saat bayi dan anak
Etiologi
faktor genetic
lebih banyak ditemukan pada penderita yang mempunyai riwayat atopi dalam keluarganya
faktor imunologik
faktor lingkungan
Polutan : Asap rokok, peningkatan polusi udara
Aeroalergen /alergen inhalant : tungau debu rumah, serbuk sari buah, bulu binatang, jamur kecoa
Makanan: susu, telur, kacang, ikan laut, kerang laut
gaya hidup
banyak ditemukan pada status sosial yang tinggi daripada status sosial yang rendah
psikologi
Klasifikasi
Fase infatil (0-2 tahun)
Lesi mulai di muka (dahi, pipi)
berupa eritema
papulo-vesikel yang halus
karena gatal digosok
1 more item...
Fase anak (usia 2 - 12 tahun)
biasanya terdapat pada lipat siku, lipat lutut, leher dan pergelangan tangan
kulit tampak kering
hiperpigmentasi dan kadang hipopigmentasi
sering terjadi likenifikasi
pola yang terbentuk dari respon kutaneus akibat garukan dan gosokan yang berulang dalam waktu cukup lama
Fase Dewasa ( > 12 tahun)
didapatkan likenifikasi terutama pada daerah lipatan-lipatan tangan
Lesi kering, agak menimbul
papul datar dan cenderung bergabung menjadi plak likenifikasi dengan sedikit skuama
sering terjadi eksoriasi dan eksudasi
Manifestasi Klinis
Dermatitis Atopik Infantil (0-1 tahun)
dimulai sekitar usia 2 bulan
Lesi mulai di muka (dahi, pipi)
berupa eritema
1 more item...
papulo-vesikel yang halus
1 more item...
Erosi
Dermatitis Atopik pada Anak (1-4 tahun)
papul eritematosa simetris dengan ekskoriasi
di bagian fleksura dan ekstensor ekstremitas, sekitar mulut, kelopak mata, tangan dan leher.
krusta kecil
likenifikasi
Dermatitis Atopik pada Anak (4-16 tahun)
dijumpai dermatitis pada tubuh bagian atas, wajah, fleksura, tangan, dan kaki
Dermatitis Atopik pada Dewasa
lesi dermatitis kurang karakteristik, dapat di wajah, tubuh bagian atas, fleksura, bibir dan tangan
Alur diagnosis
Anamnesis
Harus mempunyai kondisi kulit gatal (itchy skin) atau dari laporan orang tuanya bahwa anaknya suka menggaruk atau menggosok.
Pemeriksaan fisik
3 atau lebih kriteria berikut
Riwayat asma bronkial atau hay fever
atau riwayat penyakit atopi pada keluarga tingkat pertama
1 more item...
Adanya dermatitis yang tampak di lipatan
atau dermatitis pada pipi/dahi, anggota badan bagian luar
1 more item...
Riwayat terkenanya lipatan kalit
kriteria
Kriteria mayor
Pruritus
Dermatitis di muka /ekstensor pada bayi dan anak
Dermatitis kronis atau residif
Kriteria minor
Xerosis
Infeksi kulit (khususnya oleh S.aureus dan virus herpes simpleks)
Dermatitis nonspesifik pada tangan atau kaki
Iktiosis/hipediniar palmads/keratosis pilaris
Pitiriasis alba
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Tidak ada hasil yang spesifik untuk menegakkan diagnosis
Dermatografisme putih
Penggoresan pada kulit normal akan menimbulkan tiga respon
pada penderita atopi
3 more items...
Percobaan asetil kolin
pada dermatitis atopi akan timbul vasokonstriksi terlihat kepucatan selama satu jam.
Percobaan histamin
jika disuntikkan pada lesi penderita dermatitis atopi eritema akan berkurang
Tatalaksana
Medikamentosa
Terapi topikal
melakukan hidrasi kulit dengarı memberikan pelembab
Terapi anti inflamasi topikal
krim betametason valerat 0,1%
1–3x sehari selama 4 minggu / hingga gejala mereda
salap takrolimus 0,03%
2 x sehari selama 3 minggu.
Non-medikamentosa
Mencegah garukan
Menjaga hidrasi kulit sehingga kulit tidak menjadi kering
Konsultasi ke psikolog atau psikiaer jika ada gejala atau kondisi psikologis yang meungkin berpengaruh pada penyakit
Komplikasi
Barier kulit yang rusak, respon imun yang abnormal, penurunan produksi peptide antimikroba endogen
prognosis
cenderung lebih berat dan lebih persisten pada bayi dan anak-anak
Patogenesis
Ceramide pd Stratum korneum
membentuk sawar yang menghalangi hilangnya air dari lapisan kulit
mutasi gen fi lagrin
mengganggu pembentukan protein yang esensial untuk pembentukan sawar kulit
1 more item...
Patofisiologi
hilangnya fungsi mutasi gen filagrin (FLG)
Setelah keratinosit menjadi padat
protein FLG melepaskan
Natural Moisturizing Factor (NMF)
meningkatnya kehilangan Trans-epidermal-water loss (TEWL)
Imunopatogenesis Dermatitis Atopik
meningkatan jumlah eosinofil dan kadar
serum Immunoglobulin E (IgE) dalam darah
Sel Th mengalami imbalance
jumlah Th 2 lebih banyak pada penderita atopi dibandingkan jumlah Th 1
1 more item...
Pencegahan
promotive
mempertahankan kelembaban kulit dan mencegah kekeringan kulit
Mandi secara teratur
preventif
memberikan air susu ibu (ASI) secara ekslusif
Diagnosis Banding
dermatitis numularis
yang membedakan
bercak seperti koin dengan tekstur kasar berwana kecokelatan atau kemerahan
Bercak dapat membengkak, melepuh, dan mengeluarkan cairan
terasa menyengat seperti terbakar dan sangat gatal, terutama pada malam hari
dermatitis kontak
yang membedakan
Muncul ruam kemerahan
Kulit gatal yang dapat terasa parah
Muncul bentol atau lepuhan berisi air yang dapat pecah lalu mengering
Kulit terasa hangat atau panas
Kulit menebal atau menggelap
Kulit membengkak
Kulit nyeri ketika ditekan
dermatitis intertriginosa
yang membedakan
ruam merah atau kecokelatan yang muncul pada lipatan kulit.
disertai rasa gatal/ panas seperti terbakar
Jika parah / infeksi kulit akan berdarah, retak, atau berbau.
Fisiologi
Hipersensitivitas
Reaksi Alergi Tipe IV
Sel T Teraktivasi
Makrofag mengikat allergen pada permukaan sel dan akan mentransfer allergen pada sel T, sehingga sel T merelease interleukin (mediator kimia) yang akan menyebabkan berbagai gejala.
Alergi / hipersensitivitas tipe I
Antibodi IgE yang Berlebihan
Reaksi Alergi tipe II
antibodi melawan/menyerang secara langsung
Reaksi Alergi Tipe III
deposit yang berasal dari kompleks antigen antibody berada di jaringan
Sistem Imun
Leukosit
Neutrofil
Menelan dan menghancurkan benda asing
Eosinofil
Mengeluarkan bahan-bahan kimia
Basofil
Hasil: histamin dan heparin
Reaksi Alergi
Monosit
Makrofag
Limfosit
Limfosit B (sel B)
antibodi
Limfosit T (sel T)
bahan-bahan kimia
Respon Imun nonspesifik
Peradangan
Interferon
Natural killer cells
Sistem homplemen
Respon Imun spesifik
Limfosit B; Imunitas Yang Diperantarai Oleh Antibodi
Berasal dari limfosit matang dan didiferensiasi di STB
Ig M, Ig G,Ig E, Ig A, IgD
Limfosit T Imunitas Yang Diperantarai Oleh Sel
berasal dari STB, matang di Timus
Sel CD4, Sel CD8
6130019082 Nayla Bayjati Amalia