Manusia terinfeksi karena secara kebetulan menelan makanan yang terkontaminasi telur cacingT. solium. Telur cacing yang tertelan di dalam usus akan pecah menjadi onkosfer, dengan bantuan kait yang dimiliki on kosfer akan menembus dinding usus lalu masuk ke dalam pembuluh darah portal atau saluran limfe di daerah usus akhirnya mencapai sirkulasi sistemik. Onkosfer melalui sirkulasi sistemik dapat mencapai SSP dengan bantuan kait y dimiliki, dapat melewati end otelium kapiler atau epitel pleks us khoroideus . Tidak diketahui bagaimana onkosfer secara aktif berpindah ke jaringan spesifik atau hanya secara pasif berkembang di dalam jaringan dengan curah darah yang tinggi seperti misalnya pada otak dan otot
Pada babi yang secara eksperimental diinfeksi oleh onkosfer mengakibatkan perdarahan lokal pada liver, infiltrasi eosinofil dan menjadi fibrotik. Onkosfer jarang berkembang pada liver. Empat minggu setelah infeksi dijumpai vesikel kecil berukuran 0,3cm pada otot skeletal, tetapi skoleks dan sistem kanalikuli belum berkembang. Enam
sampai dengan delapan minggu setelah infeksi vesikel menjadi 0,6-0,8cm dan semua struktur sudah terbentuk lengkap. OnkosferT. soliumhidup pada jaringan sebagai kista yang mengandung cairan(metasestoda). Kista mempunyai dinding yang tipis dan semitransparan dengan skoleks menonjol ke dalam dan nampak sebagai nodul opaquepada satu sisi kista. Cairan kista adalah campuran kompleks dari molekul parasit dengan komponen serum inang. Ukuran dan bentuk kista bervariasi. Pada otak kista merupakan bulatan dengan diameter kurang lebih satu sentimeter yang di kelilingi kapsul yang terdiri dari astrosit, fibroblast dan serat kolagen.Dinding kapsul terdiri dari tiga lapis : 1) lapisan kutikula y ang mengandungmikrotrich( dilapisi karbohidrat glykokalyx), 2) lapisan pseudoepitel muskularis dan 3) lapisan jaringan ikat longgar yang mengandung jaringan kanalikuli. Nodul mural mengandung skoleks yang menonjol ke dalam dan dihubungkan dengan kanal spiral, juga dengan membran trilaminar. Lubang ekskretori kecil dekat akhir kanal spiral berhubungan dengan kanal digestiv menuju jaringan sekitarnya. Bentuk vesikuler mengandung cairan yang jernih di kelilingi sedikit inflamasi, biasanya hanya sedikit se l mononuklear dan eosinofil dalam jum lah yang bervariasi di sekitar saluran ekskretori . Dalam waktu tertentu dan karena beberapa faktor yang belum dimengerti secara komplit kemungkinan karena peng aruh nutrisi atau faktor lain seperti usia dan inflamasi atau respons imun hospes sehingga parasit kehilangan kemampuannya untuk mengontrol pertahanan inang, mengakibatkan sebagian besar larva akan mengalami degenerasi dan cairan vesikuler menjadi keruh, akhirnya menjadi bentuk koloidal. Cairan di dalam vesikel berubah menjadi eksudat kaseosa dan struktur parasit menjadi hancur. Pada stadium ini nampak reaksi inflamasi yang hebat dengan sel yang dominan adalah limfosit, makrofag, giant cell dan eosinofil. Akhirnya eksudat kaseosa mengeras dengan kalsifikasi t etapi pada otak babi jarang dijumpai sistiserkus yang mengalamikalsifikasi. Secara histologis stadium akhir menunjukkan jaringan fibrotik dengan infiltrasi kalkareus.