Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
MALNUTRISI ENERGI PROTEIN, REFERENSI https://jurnal.ar-raniry.ac…
MALNUTRISI ENERGI PROTEIN
DEFENISI:
Merupakan salah satu penyakit gangguan gizi dimana tubuh kekurangan makronutrien yang merupakan sumber energi, termasuk protein. Jenis malnutrisi energi protein yang sering terjadi pada anak-anak adalah kwashiorkor dan marasmus.
FAKTOR RESIKO TUMBUH KEMBANG
Ras atau etnik (Bangsa)
Usia
Jenis Kelamin
Genetik
Kelainan Kromosom
KLASIFIKASI
Ringan
Lebih banyak terjadi di masyarakat, KEP
ringan sering terjadi pada anak-anak pada masa pertumbuhan
Berat
TIPE
Kwashiorkor
Marasmus
Marasmik-kwashiorkor
FAKTOR RESIKO MEP
Kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya
konsumsi zat energi dan zat protein dalam makanan sehari-hari
Adanya infeksi
Ketahanan pangan tingkat keluarga
Pola pengasuhan anak
Pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan.
GROWTH DEVELOPMENT DELAYED
Keterlambatan perkembangan adalah kondisi di mana seorang anak tidak mampu mencapai tahapan pertumbuhan (milestone) yang diharapkan pada usianya, pada 2 aspek atau lebih. Jika seorang anak mengalami keterlambatan perkembangan pada dua atau lebih aspek tersebut, maka dapat disebut keterlambatan perkembangan umum (global delayed development atau GDD)
MENGHITUNG STATUS GIZI ANAK
Status gizi balita dinilai menurut 3 indeks, yaitu Berat Badan Menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U), Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB).
BB/U adalah berat badan anak yang dicapai pada umur tertentu
TB/U adalah tinggi badan anak yang dicapai pada umur tertentu.
BB/TB adalah berat badan anak dibandingkan dengan tinggi badan yang dicapai.
Z-score adalah nilai simpangan BB atau TB dari nilai BB atau TB normal menurut baku pertumbuhan WHO.
Contoh perhitungan Z score BB/U: (BB anak – BB standar)/standar deviasi BB Standart
Batasan untuk kategori status gizi balita menurut indeks BB/U, TB/U, BB/TB menurut WHO dapat dilihat pada tabel “pengertian kategori status gizi balita”
PATOFISIOLOGI MEP
Karena asupan makanan yang kurang maka untuk memenuhi
kebutuhan energi tubuh menggunakan cadangan protein dalam tubuh.
Terjadinya kwasiokor dapat diawali oleh faktor makanan yang kadar proteinnya
kurang dari kebutuhan tubuh sehingga akan kekurangan asam amino esensial dalam serum yang diperlukan dalam pertumbuhan dan perbaikan sel. Kemudian produksi albumin dalam hati pun berkurang, sehingga berbagai kemungkinan terjadi hipoproteinemia yang dapat menyebabkan asites, gangguan mata, kulit dan lain-lain.
Sedangkan terjadinya marasmus juga dapat disebabkan faktor makanan dengan
kadar kalori dan protein yang kurang dari kebutuhan tubuh, sehingga dapat terjadi atropi jaringan khususnya pada lapisan subkutan dan akhirnya kelihatan kurus seperti orang tua
CMD MEP
Anamnesis
Biodata Pasien
Keluhan Utama Pasien
Tanyakan keseharian bagaimana porsi makan
Apakah ada keluhan mual dan muntah
Bagaimana BAK & BAB
Apakah ada anoreksia
Riwayat pengobatan
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Tubuh pasien cenderung lebih kurus
Adanya edema
Warna rambut, Mudah patah atau mudah dicabut
Mata cekung dan pucat
Pergerakan usus
Auskultasi
Adanya suara tambahan pada paru
Tekanan darah
Peristaltik usus
Bunyi paru cenderung adanya ronki dan weezing
Palpasi
Hati: Konsistensi kenyal, licin dan tajam
Limpa: Apakah ada pembesaran pada limpa
Tungkai: Apakah ada pembesaran/udem
Perkusi
Abdomen: Apakah terdengar adanya shitting duilnees
P. Penunjang
Darah Lengkap: Hb (rendah)
Biopsi : Ditemukan perlemakan pada hepar dan terjadi nekrosis dan infiltrasi
TATALAKSANA
Atasi/cegah hipoglikemia
Atasi/cegah hipotermia
Atasi/cegah dehidrasi
Perbaiki gangguan elektrolit
Obati infeksi
Perbaiki defenisi Nutrien mikro
Makanan stab & trans
Stimulasi
Makanan Tumb.kejar
Siapkan tindak lanjut
Jangan berikan Fe sebelum minggu ke 2 (Fe diberikan pada fase rehabilitasi)
Jangan berikan cairan intra vena, kecuali syok atau dehidrasi berat
Jangan berikan protein terlalu tinggi pada fase stabilisasi
Jangan berikan diuretik pada penderita kwashiorkor
KOMPLIKASI
MARASMUS
Infeksi
Hipoglikemia
Hipotermi
Sepsis
Diare dan dehidrasi
KWARSYORKOR
Hipoglikemia
Hipotensi
Dehidrasi
Gangguan keseimbangan elektrolit asam basa
Infeksi berat
Hambatan penyembuhan penyakit penyerta
PROGNOSIS
MARASMUS
Malnutrisi hebat dapat eningkatkan angka kematian yang besar karena pengaruh infeksi dilaksanakan.dalam beberapa hal walaupun kelihatannya pengobatan adekuatpenyakitnya progesif kematian tidak dapat dihindari, mungkin disebabkan perubahan yang ireversibel dari sel-sel akibat under nutrition.
Penanganan yang cepat dan tepat pada kasus-kasus gizi seperti kwashiorkor umumnya dapat memberikan prognosis yang cukup baik, penanganan pada stadium yang lanjut walaupun dapat meningkatkan kesehatan anak secara umum namun ada kemungkinannya untuk memperoleh gangguan fisik permanen dan gangguan intelektual. Sedangkan bila penanganan terlambat atau tidak memperoleh penanganan sama sekali dapat berakibat fatal
PENCEGAHAN
Primer
Sekunder
PERAN NUTRISI PADA ANAK
Nutrisi atau zat gizi terdapatdalam asupan makanan yang dikonsumsi. Namun tidak semua makanan yang dikonsumsi
mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menunjang proses pertumbuhan dan perkembangan. Makanan yang dikonsumsi harusnya mengandung zat gizi yang mempunyai tiga fungsi
penting untuk tubuh, yaitu: sebagai sumber energi terdapat pada karbohidrat, protein, dan lemak.
REFERENSI
https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/bunayya/article/download/6380/3864
https://id.scribd.com/document/429159883/Gizi-Buruk-Komplikasi-Prognosis-Dan-Pencegahan
https://pspk.fkunissula.ac.id/sites/default/files/Tatalaksana%20Gizi%20Buruk%20Terbaru.pdfhttps://id.scri
bd.com/presentation/351051117/Alur-Diagnosis-MEP
http://repository.um-surabaya.ac.id/1270/3/BAB_2.pdf
https://kesmas.kemkes.go.id/assets/uploads/contents/others/Buku-Saku-Nasional-PSG-2017_975.pdf
https://id.scribd.com/doc/306578107/Global-Delay-Developmental-
https://jurnal.stikesyatsi.ac.id/index.php/kesehatan/article/view/14
https://id.scribd.com/document/217444326/Gangguan-Tumbuh-Kembang-Anak
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1332/4/4.%20Chapter2.doc.pdf
MUTIA ANGGUN SYAFITRI
1908260173
SGD 14