Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Malnutrisi Energi Protein - Coggle Diagram
Malnutrisi Energi Protein
Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
Internal
psikis
anak alergi pada makanan
gangguang pada pencernaan
Eksternal
makanan yang ringan
: bosan dengan menu yang di sajikan
masih kenyang
asi sedikit, ada perubahan pada asi
Cara menilai status gizi pada anak
Umur
Hasil pengukuran tinggi badan dan berat badanyang akurat menjadi tidak berarti bila tidak disetai denganpenentuan umur yang tepat.
Berat badan
Berat badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air, dan mineral pada tulang
Etiologi dan Faktor Risiko MEP
Etiologi
Penyebab langsung dari MEP adalah defisiensi kalori maupunprotein, yang berarti kurangnya konsumsi makanan yang mengandungkalori maupun protein, hambatan utilisasi zat gizi. Adanya penyakitinfeksi dan investasi cacing dapat memberikan hambatan absorpsi danhambatan utilisasi zat-zat yang menjadi dasar timbulnya MEP.
Penyebab tidak langsung dari KEP ada beberapa hal yang dominan, antara lain pendapatan rendah sehingga daya beli terhadap makanan terutama makanan berprotein rendah. Penyebab tak langsung yang lain adalah ekonomi negara, jika ekonomi negara mengalami kerusakan krisis moneter akan menyebabkan kenaikan harga barang, termasuk bahan makanan sumber energi dan sumber protein (beras, ayam, daging dan telur).
Faktor Risiko
Orang tua, terutama yang hidup sendiri atau mengalami cacat
Seseorang yang memiliki masalah penyerapan nutrisi
Orang dengan kebutuhan nutrisi yang banyak, terutama anak-anak dan wanita hamil atau menyusui
Kesulitan saat menelan makanan (disfagia)
Orang yang tinggal di negara berkembang dengan akses makanan terbatas
Tatalaksana MEP
Medikamentosa
Pengobatan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
Atasi/cegah hipoglikemi
Multivitamin-mineral,
Atasi gangguan elektrolit
Vitamin A
Atasi/cegah hipotermi
Atasi penyakit penyerta yang ada sesuai pedoman
Antibiotika
Komplikasi dan Prognosis MEP
Komplikasi
Ensefalopati
Hipoalbuminemia
Anemia dan Hipoglikemia
Ganguan Belajar
Hipotermia
Koma
Prognosis
Tingkat kegagalan pertumbuhan dan tingkat keparahan hipoproteinemia, hipoalbuminemia, dan ketidakseimbangan elektrolit merupakan prediktor prognosis yang lebih buruk. Selain itu, infeksi human immunodeficiency virus (HIV) yang mendasari dikaitkan dengan prognosis yang buruk.
Definisi dan Klasifikasi MEP
Definisi
keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari- hari atau disebabkan oleh gangguan penyakit tertentu, sehingga tidak memenuhi angka kecukupan giz
Klasifikasi
MEP Sedang
MEP Berat/ Gizi Burujk
Marasmus
Campuran
Kwashiorkor
MEP Ringan
Edukasi dan Pencegahan MEP
Edukasi
Pemeriksaan secara rutin ke dokter juga perlu dilakukan oleh penderita anoreksia, depresi, demensia, atau kanker. Hal ini karena kondisi-kondisi tersebut dapat memicu terjadinya malnutrisi energi protein
Pencegahan
menerapkan pola makan sehat dengan gizi seimbang
mencukupi kebutuhan cairan dengan minum air putih sebanyak 8 gelas per hari
melakukan pemeriksaan ke dokter secara rutin
Cara Menegakkan Diagnosa MEP
Pemeriksaan Fisik
Kwashiorkor
Rambut tipis, kemerahan spt warna rambut jagung, mudah dicabut, rontok
Pembesaran hati
Pandangan mata sayu
hipotrofi
Edema
Kelainan kulit berupa bercak merah muda yg meluas & berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas (crazy pavement dermatosis)
Marasmus
Cengeng, rewel
Iga gambang
Wajah seperti orang tua (old man face)
Tampak sangat kurus
Pemeriksaan Penunjang
Urin rutin/kultur : bakteri (+) atau lekosit > 10/LPB (infeksi), Proteinuri (-)
Feses : darah (+) disentri, Giardia (+)/parasit lain = infeksi
Hb atau Ht : < 4 g/dl atau < 12% (anemia berat)
Foto Rontgen : toraks : Pneumonia, Gagal jantung. Tulang : rikets, fraktur
Hapusan darah tepi : parasit malaria
Tes tuberculin/Mantoux test : seringkali negatif
Kadar Gula darah : < 54 mg/dl (hipoglikemia)
Anamnesis
Keluhan yang sering ditemukan adalah pertumbuhan yang kurang, anak kurus, atau berat badannya kurang. Selain itu ada keluhan anak kurang/tidak mau makan, sering menderita sakit yang berulang atau timbulnya bengkak pada kedua kaki, kadang sampai seluruh tubuh.
Patofisiologi MEP
Kekurangan energi protein dalam makanan yang dikonsumsi akan menimbulkan kekurangan berbagai asam amino essensial yang dibutuhkan untuk sintesis, oleh karena dalam diet terdapat cukup karbohidrat, maka produksi insulin akan meningkat dan sebagai asam amino di dalam serum yang jumlahnya sudah kurang tersebut akan disalurkan ke otot. Berkurangnya asam amino dalam serum merupakan penyebab kurangnya pembentukan alkomin oleh heper, sehingga kemudian timbul edema, perlemahan hati terjadi karena gangguan pembentukan lipo protein beta sehingga transport lemak dari hati ke hati dapat lemak juga terganggu dan akibatnya terjadi akumuasi lemak dalam heper