Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Neurosistisarkosis etc Komplikasi Taeniasis Solium. K.U: Kejang,…
Neurosistisarkosis etc Komplikasi Taeniasis Solium.
K.U: Kejang
Diagnosis Banding
Kejang
Kejang merupakan sebuah perubahan perilaku yang bersifat sementara dan tiba – tiba yang merupakan hasil dari aktivitas listrik yang abnormal didalam otak.
DD
Kejang Fokal
a. Trauma kepala
b. Stroke
c. Infeksi
d. Malformasi vaskuler
e. Tumor (Neoplasma)
f. Displasia
g. Mesial Temporal Sclerosis
Kejang Umum
a. Penyakit metabolik
b. Reaksi obat
c. Idiopatik
d. Faktor genetik
e. Kejang fotosensitif
Patofisologi Neurosistiserkosis
Manusia terinfeksi karena secara kebetulan menelan makanan yang terkontaminasi
telur cacing T. solium.
Telur cacing yang tertelan di dalam usus akan pecah menjadi onkosfer, dengan bantuan kait yang dimiliki onkosfer akan menembus dinding usus lalu masuk ke dalam pembuluh darah portal atau saluran limfe di daerah usus akhirnya mencapai sirkulasi sistemik.
Onkosfer melalui sirkulasi sistemik dapat mencapai SSP dengan bantuan kait yang dimiliki, dapat melewati endotelium kapiler atau epitel pleksus khoroideus.
Pada babi yang secara eksperimental diinfeksi oleh onkosfer mengakibatkan perdarahan lokal pada liver, infiltrasi eosinofil dan menjadi fibrotik
Epidemiology (
Taenia
) Definisi, Etiology, Fak.Risk, Taenia Sp dan Neurosistisarkosis
Neurosistiserkosis (NSS) merupakan penyakit infeksi pada sistem saraf pusat yang disebabkan oleh bentuk larva dari parasit cacing pita
Taenia solium
.
Epidemiologi
Di Indonesia, sampai saat ini, diketahui sistiserkosis terutama ditemukan di tiga propinsi yaitu
Bali, Papua (Irian Jaya) dan
Sumatera Utara
.
Faktor Risko
Masyarakat yang suka melaksanakan upacara adat.
Makan daging yang kurang masak.
Penggunaan jamban terbuka.
Higeienitas kurang (lingkungan dan maupun kebiasaan diri sendiri).
Morfologi dan Siklus Hidup
Taenia
Taenia spp
adalah cacing pita (tapeworm) yang
panjang dan tubuhnya terdiri dari rangkaian segmensegmen yang masing-masing disebut proglotid.
Kepala cacing pita disebut skoleks dan memiliki alat isap (
sucker
) yang mempunyai kait (
rostelum
)
Cacing pita ini termasuk famili
Taeniidae
, subklas
Cestode
dan genus
Taenia
. Beberapa spesies cacing Taenia antara
lain,
Taenia solium, T. saginata
,
T. crassiceps, T. ovis, T. taeniaeformis atau T. hydatigena, T. serialis, T. brauni dan T. asiatica. Larva dari cacing
Siklus Hidup
Taeniasis (Solium dan Saginata)
Sistisarkosis
CMD Neurosistiserkosis (kuesioner QDP dan cara pemeriksaan tinja) dan kriteria diagnostic (Absolut, Mayor, Minor, Epidemiologi)
Anamnesis;
Kel. Utama + Tambahan,
Fak.risk; Ex: Bertempat tinggal atau berasal dari daerah endemik, Kebiasaan dll.
Pem.Fis
Kriteria Diagnostik
Gejala Klinis
Gejala penderita taeniasis umumnya
yaitu berupa rasa tidak enak pada perut, gangguan pencernaan, diare, konstipasi, sakit kepala dan anemia.
Manifestasi SSP > Kejang, Penurunan Kesadaran
.
Penunjang Neurosistiserkosis (Cara pemeriksaan tinja)
Menjelaskan tujuan pemeriksaan,meminta persetujuan dan hak untuk menolak serta menjamin kerahasiaan data pasien.
Memperlihatkan sikap empati dan profesionalisme pada pasien.
Meminta spesimen tinja dari pasien dengan memberikan pot ukuran diameter 3 cm dan
tinggi 4 cm yang sudah dilabel denganidentitas pasien diseratai dengan sendoknya.
Menerangkan kepada pasien bahwa tinja yang diambil:
Harus dalam keadaan segar
Tidak terkontaminasi oleh air kencing atau bahan lain.
Tiba di tempat pemeriksaan 1-2 jam setelah dikeluarkan.
Pemeriksaan darah tepi terdapat gambaran peningkatan eosinofil.
Sistiserkosis pada otak (neurosistiserkosis) dengan gejala gangguan motorik, kelainan saraf sensorik maupun gangguan mental penderita. Sistiserkosis pada bola mata menyebabkan nyeri bola mata, gangguan pengelihatan dan kebutaan. Sedangkan pada otot jantung menyebabkan takikardia, sesak napas, sinkop dan gangguan irama jantung.
CT-Scan
Tatalaksana Neurosistiserkosis
Praziquantel 50mg atau 10mg (general) atau Mebendazole 3x200mg
Edukasi Neurosistiserkosis dan Taeniasis
Mengobati penderita (Farmakologi) untuk menghilangkan sumber infeksi dan mencegah terjadinya autoinfeksi dengan larva cacing.
Pengawasan terhadap penjualan daging babi agar tidak tercemar oleh larva cacing (sistiserkus).
Memasak daging babi di atas suhu 50¤C selama 30 menit untuk mematikan larva sistiserkus atau menyimpan daging babi pada suhu 10c selama 5 hari.
Menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak buang air besar disembarang tempat (pemakaian jamban keluarga) agar tidak mencemari tanah dan rumput.
Menjaga higiene personal dengan rajin mandi, mencuci tanggan sebelum makan atau mengolah makanan.
Memberikan vaksin pada hewan ternakbabi (penggunaan crude antigen yang berasal dari onkosfer, sistisersi, atau cacing dewasa Taenia solium).
Memberikan Cestosida (praziquantel,dan oxfendazole) pada hewan ternak babi.
Komplikasi dan Prognosis Neurosistiserkosis dan Taeniasis
Stroke yang timbul dapat berupa infark atau perdarahan. Terjadinya stroke infark disebabkan karena penyumbatan atau kerusakan pembuluh darah, sedangkan perdarahan terjadi disebabkan karena pecahnya aneurism.
Gangguan neurobehavior terjadi karena adanya peningkatan tekanan intrakranial,sedangkan diplopia selain disebabkan karena peningkatan tekanan intrakranial juga dapat disebabkan karena adanya araknoiditis atau penekanan terhadap saraf kranial Ill, IV, dan VI. Manifestasi psikiatrik dapat berupa depresi dan psikosis.
Hidrosefalus yang terjadi dapat berupa communicating hydrocephalus tau non-communicating hydrocephalus. Terjadinya communicating hydrocephalus ini dikarenakan adanya proses inflamasi, fibrosis dari villi arachnoid atau reaksi inflamasi di meningen dan karena penyumbatan pada foramen Luschka dan Magendie. Non communicating hydrocephalus terjadi oleh karena adanya kista di intraventrikel.
1808260064_Firda Syakirina Purwoko_SGD1