Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
resistensi antibiotik, ASTRIANI YULSYAFRIDA, 1808260095, SGD 15 - Coggle…
resistensi antibiotik
Penyebab resistensi antimikroba
Perilaku hidup sehat: terutama bagi tenaga kesehatan, misalnya mencuci tangan setelah memeriksa pasien atau desinfeksi alat-alat yang akan dipakai untuk memeriksa pasien.
Faktor yang berhubungan dengan pasien
pengetahuan pasien terhadap antibiotik, kemampuan finansial pasien
Penggunaannya yang kurang tepat (irrasional)
terlalu singkat, dalam dosis yang terlalu rendah, diagnosa awal yang salah, dalam potensi yang tidak adekuat.
kurangnya penelitian yang dilakukan para ahli untuk menemukan antibiotika baru
lemahnya pengawasan yang dilakukan pemerintah dalam distribusi dan pemakaian antibiotika.
adanya infeksi endemik atau epidemik memicu penggunaan antibiotika yang lebih massif
Peresepan: dalam jumlah besar, meningkatkan unnecessary health care expenditure dan seleksi resistensi terhadap obat-obatan baru.
Penggunaan monoterapi : dibandingkan dengan penggunaan terapi kombinasi, penggunaan monoterapi lebih mudah menimbulkan resistensi.
Mekanisme kerja antibiotic
Inhibitor Sintesis Dinding Sel Bakteri
memiliki efek bakterisida.
Contoh : gol. Beta-laktam (penicillin, amoksisilin), vancomycin, bacitracin.
Mengubah Permeabilitas Membran Plasma
Memiliki efek bakteriostatik dan bakterisida
Contoh: polymyxin
Sifat Toksisitas Terhadap Bakteri
Bakteriostatik
Bakteriostatik
Inhibitor Sintesis Protein Bakteri
memiliki efek bakteriostatik dan bakterisida.
gol. Aminoglikosida (amikacin, gentamycin), gol. Makrolida (eritromycin, azitromycin).
Inhibitor Sintesis Asam Folat
bersifat bakteriostatik dan bakterisida.
Contoh : gol. Sulfonamida, trimethoprim.
Penghambat Replikasi DNA
bersifat bakteriostatik dan bakterisida.
Contoh : rifampicin, metronidazole, gol. Quionolon.
Faktor yg mempengaruhi terjadinya resistensi antibiotic
meningkatnya paparan organisme resisten
peningkatan penggunaan antibiotik profilaksis
pasien immunocompromised
peningkatan penggunaan antibiotik kombinasi yang tidak sesuai indikasi
penggunaan antibiotik irasional
Edukasi dan pencegahan resistensi antimikroba aplikasi terhadap anak dan dewasa
Jangan menggunakan antibiotika secara sembarangan tanpa mengetahui khasiatnya dengan pasti
Pakailah dosis, cara pakai dan lama pemakaian secara benar pada setiap penyakit infeksi.
Antibiotika yang biasa dipakai secara sistemik jangan dipakai sebagai obat lokal (topical).
Mengurangi penggunaan yang tidak perlu baik untuk profilaksis maupun terapi.
Mendorong penggunaan antibiotika secara rasional (antibiotika hanya diberikan untuk indikasi yang jelas)
Mekanisme resistensi antibiotic
inaktivasi obat
mikroba mengubah tempat ikatan (binding site)
obat tidak dapat mencapai tempat kerjanya
Faktor yg mempengaruhi kepatuhan pasien minum antibiotik
Faktor enabling
ketersediaan sarana atau fasilitas kesehatan
faktor reinfactoring
Dukungan keluarga :mendorong penderita untuk patuh meminum obatnya, menunjukkan simpati dan kepedulian, serta tidak menghindari penderita dari penyakitnya
sikap petugas kesehatan
faktor predisposing
Pengetahuan yang baik mengenai upaya pencegahan penyakit akan sangat mempengaruhi perilaku seseorang dalam melakukan upaya pengobatan penyakit.
Uji sensitivitas antimikroba
Metode dilusi cair atau dilusi padat
micro broth dilution
macro broth dilution
Metode difusi, Memakai media Mueller Hinton agar
Cara Joan- Stokes
Cara Kirby Bauer
Pemberian dan pemakaian antibiotic yg rasional
pemberian antibiotika yang tepat indikasi, tepat pasien, tepat obat, tepat dosis dan waspada terhadap efek samping obat.
Penggunaan antibiotika juga disesuaikan dengan Formularium Rumah Sakit yaitu daftar obat yang disepakati beserta informasinya yang harus diterapkan di rumah sakit.
ASTRIANI YULSYAFRIDA
1808260095
SGD 15