Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
ikterus neonatorum ec breast feeding jaundice, intan tiara adetya…
ikterus neonatorum ec breast feeding jaundice
metabolisme bilirubin
Bilirubin tidak terkonjugasi yang dilepaskan ke dalam plasma berikatan dengan albumin, kemudian berdifusi ke dalam sel hati. Bilirubin tidak terkonjugasi dalam sel hati akan dikonjugasi oleh asam glukuromat membentuk bilirubin terkonjugasi (bilirubin direk), kemudian dilepaskan ke saluran empedu dan saluran cerna. Bilirubin terkonjugasi di dalam saluran cerna dihidrolisis oleh bakteri usus β- glucuronidase, sebagian menjadi urobilinogen yang keluar dalam tinja (sterkobilin) atau diserap kembali oleh darah kemudian dibawa ke dalam hati (siklus enterohepatik).
dimulai oleh penghancuran eritrosit setelah usia 120 hari oleh sistem retikuloendotel menjadi heme dan globin. Globin akan mengalami degradasi menjadi asam amino dan digunakan sebagai pembentukan protein lain. Heme akan mengalami oksidasi dengan melepaskan karbonmonoksida dan besi menjadi biliverdin. Biliverdin reduktase akan mereduksi biliverdin menjadi bilirubin tidak terkonjugasi (bilirubin indirek).
patofisiologi ikterik
Ikterus neonatorum fisiologis terjadi akibat peningkatan produksi bilirubin indirek/tak terkonjugasi, sekunder akibat kerusakan eritrosit yang dipercepat, penurunan kapasitas ekskresi hati akibat rendahnya kadar ligandin dalam hepatosit, dan rendahnya aktivitas enzim konjugasi bilirubin uridine diphosphate glucuronyl transferase (UDPGT)
definisi dan etiologi breast feeding jaundice
merupakan penyakit kuning (hiperbilirubinemia) pada bayi baru lahir yang berhubungan dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI). BMJ ditandai dengan meningkatnya kadar bilirubin pada bayo baru lahir yang menerima ASI, biasanya gejala muncul pada hari ke 4-7 kehidupannya.
asi yang inadekuat
tanda gejala dan faktor resiko
pucat, ikterus, dehidrasi
preamture, rhesus ibu dan bayi ABO, ibu dm, BBLR
tatalaksana breast feeding
pemberian asi yang adekuat
CMD
Kadar bilirubin indirek (larut dalam lemak/tak terkonjugasi) tidak melewati 12 mg/dl pada neonatus cukup bulan dan 10 mg/dl pada neonatus kurang bulan, kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak melebihi 5 mg/dl per hari. Kadar bilirubin direk/terkonjugasi kurang dari 1 mg/dl serta tidak terbukti mempunyai hubungan dengan keadaan patologis tertentu seperti inkompatibilitas ABO, defisiensi enzim G6PD, atau penyakit metabolik seperti Crigler-Najjar syndrome.
Diagnosa Banding
hepatitis neonatal disebabkan oleh TORCH pada ibu hamil atau ibu yang menderita hepatitis
kista ductus choledocus : iritasi pada dinding saluran empedu karena reflux enxim - atresia bilier : terganggunya perkembangan saluran empedu
inkimpabilitas ABO dan rhesus
komplikasi dan prognosis
Komplikasi ikterus neonatorum fisiologis jarang terjadi. Kelainan perkembangan saraf termasuk atetosis, kehilangan pendengaran, dan dalam kasus yang jarang terjadi defisit intelektual, mungkin terkait dengan tingkat toksik bilirubin yang tinggi, biasanya dikaitkan dengan faktor yang berkontribusi terhadap perkembangan hiperbilirubinemia fisiologis
Prognosis ikterus neonatorum fisiologis sangat baik. Pada pengelolaan bilirubin di atas 17 mg/dl dengan fototerapi umumnya juga baik
edukasi dan pencegahan
Mengedukasikan kepada ibu bayi untuk sering menyusui. Memberikan ASI yang cukup merupakan bagian penting dari pencegahan dan pengobatan kondisi ikterus karena membantu pembuangan bilirubin melalui tinja dan urin
Skrining: Para ahli terkemuka merekomendasikan agar semua bayi baru lahir menjalani tes kadar bilirubin mereka sebelum pulang dari rumah sakit, tanpa memandang usianya.
Monitor: Orang tua, pengasuh lain, dan penyedia layanan kesehatan harus mengawasi bayi dengan cermat jika ikterus neonatorum fisiologis berkembang dengan cara melihat warna kulit bayi yang bertambah secara sefalocaudal.
intan tiara adetya (1908260138)