IKTERIK NEONATORUS
METABOLISME BILIRUBIN
Biliverdin kemudian akan direduksi menjadi bilirubin oleh enzim biliverdin reduktase.
Biliverdin bersifat larut dalam air dan secara cepat akan diubah menjadi bilirubin melalui reaksi bilirubin reduktase
biliverdin yang dibentuk dari heme dengan bantuan enzim heme oksigenase
GEJALA
PATOFISIOLOGI IKTERIK
Peningkatan kadar bilirubin tubuh dapat terjadi pada beberapa keadaan. Kejadian yang sering ditemukan adalah apabila terdapat penambahan beban bilirubin pada sel hepar yang terlalu berlebihan.Hal ini dapat ditemukan bila terdapat peningkatan penghancuran eritrosit, polisitemia, memendeknya umur eritrosit janin/bayi, meningkatnya bilirubin dari sumber lain, atau terdapatnya peningkatan sirkulasi enterohepatik.
KLASIFIKASI
DEFENISI
Ikterus neonatorum adalah keadaan klinis pada bayi yang ditandai dengan pewarnaan ikterus pada kulit dan sklera akibat akumulasi bilirubin tak terkonjugasi yang berlebih.
Ikterus Fisiologi
Ikterus Patalogik
ETIOLOGI
Gangguan konjugasi hepar
Gangguan transportasi albumin rendah, ikatan kompetitif dengan albumin, kemampuan mengikat albumin rendah
Produksi yang berlebiha
Gangguan sekresi
FAKTOR RESIKO
Faktor perinatal
Faktor Neonatus
Faktor Maternal
TANDA
Pada permulaan tidak jelas, yang tampak mata berputar- putar.
Letargis (lemas).
Kejang.
Tidak mau menghisap.
Dapat tuli, gangguan bicara dan retardasi mental.
Bila bayi hidup pada umur lebih lanjut dapat disertai spasme otot, episiototonus, kejang, stenosis yang disertai ketegangan otot.
Perut membuncit.
Feses berwarna seperti dempul
Tampak ikterus: sklera, kuku, kulit dan membran mukosa.
Muntah, anoreksia, fatigue, warna urin gelap, warna tinja gelap
Gejala kronik: tangisan yang melengking (high pitch cry) meliputi hipertonus dan opistonus (bayi yang selamat biasanya menderita gejala sisa berupa paralysis serebral 13 dengan atetosis, gangguan pendengaran, paralysis sebagian otot mata dan dysplasia dentalis).
Gejala akut: gejala yang dianggap sebagai fase pertama kernikterus pada neonatus adalah letargi, tidak mau minum dan hipotonus.
DIAGNOSA
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN PENUNJANG
ANAMNESIS
riwayat obstetri sebelumnya
riwayat inkompabilitas darah, riwayat transfusi tukar atau terapi sinar pada bayi sebelumnya
faktor risiko kehamilan dan persalinan
Faktor risiko antara lain adalah kehamilan dengan komplikasi, obat yang diberikan pada ibu hamil atau persalinan, kehamilan dengan diabetes mellitus, gawat janin, malnutrisi intrauterine, infeksi intranatal dan lain-lain
Secara klinis ikterus pada bayi dapat dilihat segera setelah lahir atau setelah beberapa hari kemudian.
Pada bayi dengan peninggian bilirubin indirek, kulit tampak berwarna kuning terang sampai jingga
sedangkan pada penderita dengan gangguan obstruksi empedu warna kuning kulit tampak kehijauan
Pemeriksaan golongan darah ibu pada saat kehamilan dan bayi pada saat kelahiran.
Kadar bilirubin serum total diperlukan bila ditemukan ikterus pada 24 jam pertama kelahiran
KOMPLIKASI
kerusakan otak berupa mata berputar
letargi, kejang, tak mau mengisap
tonus otot meningkat
leher kaku, epistotonus
Sianosis
Ketulian
gangguan berbicara
retardasi mental di kemudian hari
PROGNOSIS
Hiperbilirubinemia baru akan berpengaruh buruk apabila bilirubin indirek telah melalui sawardarah otak. Pada keadaan ini penderita mungkin menderita kern ikterus atau ensefalopati biliaris. Kernikterus (ensefalopati biliaris) adalah sindrom neurologis akibat pengendapan bilirubin tak terkonjugasi didalam sel-sel otak. Risiko pada bayi dengan eritroblastosis foetalis secara langsung berkaitan dengankadar bilirubin serum : hubungan antara kadar bilirubin serum dan kern ikterus pada bayi cukup bulanyang sehat masih belum pasti. Bilirubin indirek yang larut dalam lemak dapat melewati sawar darah otakdan masuk ke otak dengan cara difusi apabila kapasitas albumin untuk mengikat bilirubin dan proteinplasma lainnya terlampaui dan kadar bilirubin bebas dalam plasma bertambah.
TATALAKSANA
Terapi obat-obatan (Fenobarbital)
Menyusui Bayi dengan ASI
Terapi Transfusi
Terapi Sinar Matahari
Terapi Sinar (fototerapi)
PENCEGAHAN
Pengawasan antenatal yang baik 19
Menghindari obat yang dapat meningkatkan ikterus pada bayi pada masa kehamilan dan kelahiran, misalnya sulfafurazole, novobiosin,oksitosin dan lain-lain.
Pencegahan dan mengobati hipoksia pada janin dan neonatus
Penggunaan fenobarbital pada ibu 1-2 hari sebelum partus
Iluminasi yang baik pada bangsal bayi baru lahir.
Pemberian makanan yang dini
Pencegahan infeksi
DIAGNOSA BANDING
hepatitis B
breast milk jaundice