Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
SISTITIS KOMPLIKATA + RESISTENSI ANTIBIOTIK, MUHAMMAD HELMI AZAZI,…
SISTITIS KOMPLIKATA + RESISTENSI ANTIBIOTIK
DEFINISI, ETIOLOGI, F. RESIKO
Cystitis adalah peradangan di kandung kemih yang menimbulkan rasa nyeri ketika buang air kecil
Cystitis yang disebabkan oleh infeksi atau disebut dengan infeksi kandung kemih paling sering disebabkan oleh E.coli. Bakteri ini sebenarnya normal dan tidak berbahaya jika ada di usus, namun ketika masuk ke kandung kemih, bakteri ini bisa menyebabkan peradangan.
F. Resiko
Kebiasaan membersihkan area intim dengan arah dari anus ke arah kelamin (dari belakang ke depan)
Menderita penyakit yang menghambat aliran urine, seperti penyakit batu kandung kemih, infeksi saluran kemih, atau pembesaran prostat
Menderita diabetes
Menggunakan sabun yang dapat mengiritasi organ intim, seperti sabun berparfum
Menggunakan kateter urine dalam jangka panjang
MEKANISME RESISTENSI ANTIBIOTIK
Mekanisme resistensi antibiotika berbeda-beda pada setiap golongan antibiotika. Secara garis besar, mekanisme resistensi antibiotika dibagi menjadi 4 golongan
Pertama, adanya limiting drug uptake hingga blocking entry antibiotika oleh bakteri. Ada bakteri yang memproduksi dinding sel yang lebih tebal untuk mempersulit antibiotika masuk ke dalam sel bakteri (contoh: S. aureus terhadap vankomisin)
Kedua, adanya modifikasi / perubahan terhadap target molekul obat. Di satu sisi, ada banyak komponen di sel bakteri yang menjadi target obat. Namun, di sisi lain, ada banyak komponen sel tersebut yang dapat dimodifikasi oleh bakteri yang dapat menyebabkan terjadinya resistensi antibiotika
Ketiga, inaktivasi molekul obat. Inaktivasi ini dilakukan oleh bakteri melalui 2 cara utama, yakni melalui degradasi obat dan transfer kelompok kimia ke dalam obat.
Keempat, terjadinya drug efflux (efflux of antibiotics). Pada mekanisme ini, antibiotika dipompa keluar dari sel bakteri bahkan sebelum molekul obat berikatan dengan molekul target di dalam sel bakteri.
TES KEPEKAAN ANTIIOTIK
Tes uji kepekaan antibiotik digunakan untuk menentukan antibiotik mana yang akan menghambat pertumbuhan bakteri penyebab penyakit infeksi.
Tes uji kepekaan antibiotik ini biasanya diminta pada saat yang bersamaan dengan pemeriksaan kultur. Namun, pemeriksaan biasanya hanya akan dilakukan jika hasil kultur positif untuk satu atau lebih bakteri patogen.
Uji kepekaan antibiotik juga dapat diminta oleh dokter ketika suatu infeksi tidak merespon terhadap pengobatan, dengan tujuan untuk melihat apakah bakteri patogen telah memiliki resistensi terhadap obat antibiotik yang diberikan dan lebih lanjut menentukan antibiotik mana yang tepat dan akan efektif dalam mengobati penyakit infeksi bakteri tersebut.
Pemeriksaan kultur dilakukan dengan cara menumbuhkan bakteri penyebab penyakit pada suatu media pertumbuhan tertentu menggunakan sampel yang didapat dari tempat infeksi, contohnya sampel darah, urine, luka, tinja, apus tenggorok, dll.
FAKTOR2 YANG MEMPENGARUHI PASIEN MINUM OBAT
Faktor Pasien
Pasien yang lebih muda mungkin tidak menyadari penyakit dan kebutuhan akan pengobatan sehingga lebih berisiko untuk tidak patuh minum obat.
pada pasien yang lebih tua cenderung mempunyai penyakit penyerta sehingga lebi banyak mengonsumsi obat dan rentan dengan efek sempiang obat.
Faktor Pengobatan
bahwa pasien yang mengonsumsi lebih dari satu jenis obat atau polifatmasi cenderung tidak patuh minum obat.
Faktor Lingkungan
Pasien yang mendapatkan dukungan keluarga yang adekuat dan terus menerus kepada pasien baik dukungan penilaian, dukungan instrumental, dukungan informasi, dan dukungan emosional, pasien akan merasakan bahwa keluarga merupakan penyemangan hidup yang memberikan dorongan serta dukungan yang dibutuhkan
PATOFISIOLOGI ISK
Patofisiologi infeksi saluran kemih (ISK) umumnya melibatkan infeksi bakteri yang dapat terjadi melalui jalur ascending atau hematologi dan limfatik. E.Coli adalah bakteri yang paling umum untuk menyebabkan infeksi seluran kemih.
Patofisiologi ISK melalui jalur hematogen melibatkan mikroorganisme seperti Staphylococcus aureus, Candida sp., Salmonella sp. dan Mycobacterium tuberculosis, yang menyebabkan infeksi primer ditempat lain pada tubuh manusia.
Patofisiologi ISK melalui jalur limfatik sangat jarang terjadi dengan bukti kejadian yang sedikit. Sedangkan jalur ascending adalah yang paling sering.
Ginjal merupakan lokasi yang sering ditemukan abses pada pasien dengan bakterimia atau endokarditis yang disebabkan oleh bakteri gram positif, Staphylococcus Aureus
CARA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK YANG BENAR
Selalu minum antibiotik sesuai anjuran dokter.
Selalu beli sejumlah obat antibiotik sesuai yang diresepkan dokter (jangan lebih, jangan kurang).
Selalu habiskan antibiotik sesuai anjuran resep, bahkan jika Anda sudah merasa lebih baik kondisinya.
Selalu konsumsi obat antibiotik tepat waktu dan tepat dosis.
Jangan melewatkan dosis.
Jangan menyimpan obat antibiotik untuk berjaga-jaga ke depannya apabila ada tanda penyakit kambuh.
Jangan asal memberikan atau menyarankan antibiotik pada orang lain.
Jangan minum obat antibiotik yang diresepkan dokter untuk orang lain.
Selalu beri tahu dokter apabila Anda minum obat atau vitamin lain saat diresepkan antibiotik.
TATALAKSANA SISTITIS
Siprofloksasin 2x400mg
Ampisilin 4x2gr
angan menahan buang air kecil.
Perbanyak minum air putih untuk membantu membersihkan bakteri atau mikroorganisme lain dari kandung kemih.
Kompres perut dengan botol berisi air hangat guna meredakan nyeri perut dan rasa tidak nyaman.
Jangan menggunakan sabun yang dapat mengiritasi organ intim.
Jangan berhubungan intim sampai benar-benar sembuh.
CARA MENEGAKKAN DIAGNOSA
Frekuensi buang air kecil meningkat, namun jumlah urine yang dikeluarkan sedikit-sedikit
Rasa sakit atau perih (seperti terbakar) saat buang air kecil
Kram pada perut bagian bawah
Nyeri saat berhubungan seksual
Urine berwarna keruh atau berbau menyengat
Urine berdarah
Lemas
Demam
Tes urine, untuk memeriksa adanya darah, sel darah putih, bakteri, atau nitrit di dalam urine, yang bisa menandakan infeksi
Kultur urine, untuk mendeteksi jenis bakteri atau mikroorganisme yang menjadi penyebab cystitis
Sistoskopi, untuk mengetahui kondisi dari kandung kemih dan mendeteksi ada tidaknya radang kandung kemih
USG, untuk melihat struktur kandung kemih dan menyingkirkan penyebab lain, seperti tumor pada kandung kemih
MUHAMMAD HELMI AZAZI
1808260083