Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Cysticercosis Cerebri - Coggle Diagram
Cysticercosis Cerebri
Siklus Hidup Taenia sp
Urutan siklus hidup Taenia solium adalah telur (proglotid yang berisi telur masak) termakan babi --> onkosfer--> larva hexacant --> sisteserkus --> termakan manusia --> cacing dewasa. Taenia solium adalah jenis cacing yang hidup pada inang babi.
Definisi, Etiologi, FR
Cystisercosis
Sistiserkosis adalah infeksi jaringan parasit yang disebabkan oleh kista larva cacing pita Taenia solium
Sistiserkosis disebabkan oleh infeksi larva (cysticerci) cacing pita Taenia solium.
Mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi telur cacing pita
Mengonsumsi buah dan sayur yang ditanam dengan pupuk dari feses manusia
Memasukkan jari yang telah terkontaminasi telur cacing ke dalam mulut
Memiliki kebisaan tidak mencuci tangan setelah menggunakan toilet
Hidup bersama penderita taeniasis
Hidup di area endemik sistiserkosis
Taeniasis
Taeniasis adalah infeksi parasit yang disebabkan oleh cacing pita kelompok Taeniidae.
Taenia saginata (saginata), yaitu cacing pita yang terdapat di daging sapi
Taenia solium (solium), yaitu cacing pita yang terdapat di daging babi
Taenia asiatica, yaitu cacing pita yang terdapat di daging sapi,
Konsumsi daging babi atau daging sapi yang tidak dimasak matang
Kontak dengan barang yang terkontaminasi telur cacing pita, terutama bila tidak mencuci tangan setelahnya
Konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi telur cacing pita
Tidak memakai alas kaki saat berjalan di tanah yang banyak terdapat kotoran sapi atau babi
Transimisi dan Cara penularan Taenia
Infeksi Taenia ke manusia dapat melalui makanan yaitu mengonsumsi daging babi atau sapi yang terinfeksi Taenia yang tidak dimasak sempurna atau mentah (CDC 2013).
Infeksi sistiserkosis akan menyebabkan gejala klinis pada saluran pencernaan, namun apabila mengkonsumsi sayuran atau makanan yang tercemar telur Taenia maka cacing tersebu akan tumbuh dan berkembang menjadi sistiserkosis yang terdapat di otot. (EC 2000)
Babi dapat terinfeksi akibat mengkonsumsi pakan yang tercemar telur cacing atau memakan feses babi yang terinfeksi (OIE 2014).
Patofisiologi
Manusia terinfeksi karena secara kebetulan menelan makanan yang terkontaminasi telur cacing T. solium. Telur cacing yang tertelan di dalam usus akan pecah menjadi onkosfer, dengan bantuan kait yang dimiliki onkosfer akan menembus dinding usus lalu masuk ke dalam pembuluh darah portal atau saluran limfe di daerah usus akhirnya mencapai sirkulasi sistemik. Onkosfer melalui sirkulasi sistemik dapat mencapai SSP dengan bantuan kait yang dimiliki, dapat melewati endotelium kapiler atau epitel pleksus khoroideus. Tidak diketahui bagaimana onkosfer secara aktif berpindah ke jaringan spesifik atau hanya secara pasif berkembang di dalam jaringan dengan curah darah yang tinggi seperti misalnya pada otak dan otot.
CMD
Sistiserkosis
Tanda Klinis:
Penurunan kesadaran
Penurunan fungsi luhur (kognitif)
Kejang berulang
Muntah
Penurunan fungsi penglihatan
Sakit kepala
Kriteria epidemiologi:
Adanya kontak dengan penderita infeksi solium
Adanya kontak dengan infeksi solium
Tinggal di area endemis sistiserkosis
TTV, Head to Toe, Palpasi dilakukan
untuk melihat adanya benjolan/kista di jaringan bawah kulit atau intra muskular.
Pemeriksaan serologis (Complement Fixation Test, Indirect Haemmaglutination Tests, ELISA, EITB)
Cairan serebrospinal
Pemeriksaan neuroimaging (CT-SCAN dan MRI)
Tatalaksana Farmakologi
1. Obat-obat antiparasit
a.Dosis untuk
praziquantel adalah 50mg/kg/hari selama dua minggu.
b.Dosis albendazol: 15mg/kg/hari, selama satu bulan
2. Pembedahan
Operasi, terutama ditujukan untuk eksisi
kista yang besar atau untuk pemasangan shunting jika terjadi hidrosefalus.
3. Pengobatan Simptomatik
Terapi simptomatik adalah obat anti epilepsi dan analgetik.
Dosis deksametason 4,5-12mg/hari, prednison 1mg/kg/hari, digunakan untuk mengurangi terjadinya edema serebri dan terjadinya eksaserbasi gejala neurologi akibat kematian parasit.
Komplikasi dan Prognosis
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat sistiserkosis adalah:
Gangguan penglihatan, Gangguan kognitif, Pembengkakan otak, Vaskulitis, Hidrosefalus, Meningitis, Epilepsi, Herniasi otak, Kelumpuhan, Stroke, Koma, Kematian
prognosis sistiserkosis otot yaitu sebagai berikut:
Lokasi, pertumbuhan, ukuran dan jumlah kista.
Viabilitas lesi, tahap degenerasi kista dan ada tidaknya kalsifikasi.
Tipe dan derajat respon host.
Edukasi dan Pencegahan
Untuk mencegah Taeniasis pada manusia,
1. Membekukan daging terlebih dahulu, dapat mengurangi risiko penularan penyakit.
Cuci tangan dengan sabun dan air hangat setelah menggunakan toilet, mengganti popok, dan sebelum memegang makanan
Cuci dan kupas semua sayuran dan buah mentah sebelum dimakan
Minum hanya air kemasan atau rebusan (1 menit) atau minuman berkarbonasi (berbuih) dalam kaleng atau botol
Edukasi pada pasien sistiserkosis difokuskan untuk mencegah terjadinya taeniasis dan mengenali tanda dan gejala taeniasis.
Taeniasis
Gejala taeniasis umumnya tidak terlalu berat dan mirip dengan gejala infeksi pencernaan lainnya –seperti sakit perut, mual, muntah, diare, atau konstipasi.
Keluhan ini biasanya terjadi sekitar 8 minggu setelah mengonsumsi daging yang mengandung telur cacing pita.
Dalam menentukan diagnosis taeniasis, dokter akan melakukanserangkaian wawancara medis atau anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan feses merupakan pemeriksaan yang penting untuk menentukan ada tidaknya infeksi taeniasis.Feses penderita harus dikumpulkan selama 3 hari berturut-turut, dan diperiksa di bawah mikroskop untuk melihat adanya telur atau larva cacing pita.