Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Cytomegalovirus (CMV) - Coggle Diagram
Cytomegalovirus (CMV)
A. Patofisiologi
- infeksi Human cytomegalovirus (HCMV) mencakup adanya peran dari biologi molekuler virus, peran manusia sebagai reservoir virus, transmisi pada manusia, dan klasifikasi dari infeksi HCMV.
- Human Cytomegalovirus (HCMV) memiliki glikoprotein B yang berfungsi untuk menginvasi virus ke dalam sel dan berfusi dengan membran sel virus. Protein dari virus akan berikatan dengan nukleus sel dan bereplikasi di dalam sel tersebut. Protein dari virus akan mengganggu aktivitas regulasi dan metabolisme sel inang yang selanjutnya dimulai proses replikasi dari virus.
- Virus HCMV sendiri memiliki sifat replikasi yang lambat disebabkan karena produksi protein yang lambat pada tubuh virus. Setelah virus bereplikasi dalam nukleus, virus akan keluar ke sitoplasma sel dan dilepaskan ke aliran darah sehingga terbentuk fase viremia dalam tubuh pasien.
- Cytomegalovirus merupakan infeksi intrauterin paling umum, mempengaruhi sekitar 1-4% bayi lahir hidup. Sekitar 90% bayi terinfeksi, tanpa gejala saat lahir.
- Biasanya ditularkan melalui kontak dengan cairan tubuh (urin/ saliva), transfusi darah, hubungan seksual, transplantasi organ dan melalui plasenta dari ibu ke janin.
- Janin yang terinfeksi dapat mengalami gangguan seperti pembesaran hati, penyakit kuning, ketuliaan,retardasi otak,dll.
C. Laboratarium
1.Serologi Darah IgG hanya bermanfaat untuk menentukan infeksi lama; IgM memiliki sensitifitas spesitifitas rendah untuk mengertahui infeksi baru.
- Kultur sel Darah, urin, ludah Memerlukan banyak waktu.
- Antigenemia Darah Cepat, hasil semi-kuantitatif.
- PCR Darah, urin, ludah, jaringan Sangat sensitif, mendeteksi DNA/RNA virus, menentukan banyaknya virus
5.Tes prenatal paling terpercaya untuk memverifikasi infeksi fetal adalah deteksi PCR CMV dalam cairan amnion, yang memiliki sensitivitas 75%-92%, dan hasil positif memiliki spesifisitas 100% terhadap infeksi.
B. Skrining saat ANC
- Pemeriksaan fisik seperti Hidrops fetalis, Prematur, Intrauterine growth restriction, Jaundice, Hepatosplenomegali, Petechiae, Purpura, Blueberry muffin spot, dll.
- Pemeriksaan laboratorium seperti Anemia, Trombositopenia, Peningkatan enzim hati, Hiperbilirubinemia, Peningkatan kadar protein pada cairan serebrospinal (CSS).
- Pemeriksaan radiologi seperti Foto toraks: pneumonia dan Neuroimaging : Kalsifikasi (periventrikular, thalamus, kortikal), Ventrikulomegali, Displasia kortikal.
- Pemeriksaan penunjang lainnya seperti berupa pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) dari sampel urin atau saliva dengan sensitivitas 89% dan spesifisitas 96%. Computed Tomography (CT) scan, MRI (Magnetic Resonance Imaging), amniosentesis, dan USG (Ultrasonography) antenatal.
-