Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
SGD 4_GINECOLOGY_BENJOLAN PAYUDARA_PUTRI AYU ANGGRAINI_1908260099 - Coggle…
SGD 4_GINECOLOGY_BENJOLAN PAYUDARA_PUTRI AYU ANGGRAINI_1908260099
ANATOMI
Secara umum, payudara terdiri atas dua jenis jaringan yaitu :
jaringan kelenjar
Jaringan kelenjar meliputi lobus dan duktus
jaringan stromal.
jaringan stromal meliputi jaringan lemak dan jaringan ikat.
Payudara terdapat dalam fasia superfisialis dinding torak ventral yang berkembang menonjol tegak dari subklavikula sampai dengan costae atau intercostae kelima sampai keenam
Diagram skematik payudara wanita dewasa:
Dinding dada
Otot pectoralis
Lobulus
Puting susu
Areola
Duct
Jaringan lemak
Kulit
Perdarahan jaringan payudara berasal dari :
arteri perforantes anterior
merupakan cabang dari arteri mammaria interna, arteri torakalis lateralis, dan arteri interkostalis posterior.
sistem limfatik payudara terdiri dari :
pleksus subareola
Pleksus subareola mencakup bagian tengah payudara, kulit, areola dan puting yang akan mengalir kearah kelenjar getah bening pektoralis anterior dan sebagian besar ke kelenjar getah bening aksila.
pleksus profunda
Pleksus profunda mencakup daerah muskulus pektoralis menuju kelenjar getah bening rotter, kemudian ke kelenjar getah bening subklavikula atau route of Grouzsman, dan 25% sisanya menuju kelenjar getah bening mammaria interna.
HISTOLOGI
Struktur histologi kelenjar payudara bervariasi sesuai dengan jenis kelamin, usia dan status fisiologis.
Setiap kelenjar payudara terdiri dari 15−25 lobus yang tersusun radier di sekitar puting, yang berfungsi menyekresi air susu bagi neonatus.
Setiap lobus, dipisahkan oleh jaringan ikat dan jaringan lemak, yang merupakan kelenjar ductus ekskretorius lactiferus. kelenjar ductus ekskretorius lactiferus memiliki panjang 2-4,5 cm yang bermuara ke nipple yangmemiliki 15-25 opening bediameter 0,5mm.Ductus ini bermuara ke papilla mammae
Jaringan ikat akan memadat membentuk pita fibrosa yang tegak lurus terhadap substansi lemak. Pita ini mengikat lapisan dalam dari fascia subkutan payudara pada kulit. Pita tersebut disebut dengan ligamentum cooper atau ligamentum suspensorium payudara. Setiap lobus berbeda– beda, sehingga penyakit yang menyerang satu lobus tidak menyerang lobus lainnya.
Sebelum pubertas, kelenjar payudara terdiri atas sinus laktiferus dan beberapa cabang sinus ini, yaitu duktus laktiferus.
Struktur khas kelenjar dan lobus pada wanita dewasa berkembang pada ujung duktus terkecil. Sebuah lobus terdiri atas sejumlah duktus yang bermuara ke dalam satu duktus terminal dan terdapat dalam jaringan ikat longgar.
Duktus laktiferus menjadi lebar dan membentuk sinus laktiferus di dekat papilla mammae.
Sinus laktiferus dilapisi epitel berlapis gepeng pada muara luarnya yang kemudian berubah menjadi epitel berlapis silindris atau berlapis kuboid.
Lapisan duktus laktiferus dan duktus terminal merupakan epitel selapis kuboid dan dibungkus sel mioepitel yang berhimpitan
Ductus intralobularis dikelilingi oleh jaringan ikat longgar intralobularisyang mengandung fibroblast,limfosit,sel plasma dan eosinofil.Lobules dikelilingi oleh jaringan ikat pada interlobularis yang mengandung pembuluh darah,venula dan arteriol.
PATOFISIOLOGI BENJOLAN PAYUDARA
Kanker terjadi karena ada kerusakan dan transformasi protoonkogen dan supressorgen sehingga terjadi perubahan dalam cetakan protein dari yang telah diprogramkan semula yang mengakibatkan timbulnya sel kanker. Karena itu terjadi kekeliruan transkripsi dan translasi gen sehingga terbentuklah protein abnormal yang terlepas dari kendali normal pengaturan dan koordinasi pertumbuhan dan differensasi sel.
a. InisiasiTahap permulaan dimana sel normal berubah menjadi premaligna. Karsinogen harus merupakan mutagen yaitu zat yang dapat menimbulkan mutasi gen. Pada tahap inisiasi karsinogen beraksi dengan DNA menyebabkan amplifikasi gen dan prosuksi copy mutltipel gen. Pada proses inisiasi ini karsinogen merupakan inisiator adalah mutagen, cukup terkena sekali paparan karsinogen, keadaan ini permanen dan irreversibel, proses tidak merubah ekpresi gen.
b. PromosiPromotor adalah zat non mutagen tetapi dapat menaikkan reaksi karsinogen dan dapat menimbulkan amplifikasi gen. Suatu promotor yang terkenal adalah ester phorbol yang terdiri dari TPA (Tetradeconyl pharbol Acetat) dan RPA (12- Retinoyl Phorbol Acetat). Sifat-sifat promotor adalah mengikuti kerja inisiator, perlu paparan berkali-kali, keadaan dapat reversibel, dapat mengubah ekspresi gen seperti hiperplasi, induksi enzym, induksi differensiasi.
c. ProgresiTerjadi aktifasi, mutasi, atau hilangnya gen. Pada tahap ini timbul perubahan benigna menjadi premaligna dan maligna. Dalam proses karsinogenesis ada 3 mekanisme yang terlibat: onkogen yang dapat menginduksi timbulnya kanker, anti-onkogen atau gen supressor yang dapat mencegah timbulnya sel kanker, gen modulator yang dapat mempengaruhi penyebaran kanker.
Patogenesis pengaruh hormonal terhadap benjolan payudara
Kista terbentuk sebagai akibat dari fibrosis dalam perkembangan jaringan payudara dan kegagalan dalam proses berkelanjutan dari pembentukan lobulus dan duktus terminal. Mekanismenya adalah fibrosis menyebabkan penebalan epitel, dan dengan demikian lobulus yang sedang berkembang mengalami involusi pada awal perkembangannya. Hal ini menyebabkan stroma sekitarnya yang menghilang dan duktus yang berdekatan rusak, menghasilkan lipatan epitel berlapis yang menyimpang, yang menjadi berdinding seluruhnya. Lipatan epitel menjadi melebar dengan sekresi asinar epitel dan matang menjadi rongga berisi cairan
Proses yang mendasari fibrosis ini kemungkinan berasal dari produksi estrogen yang berlebihan dan penekanan progesteron, yang menyebabkan hiperproliferasi jaringan ikat, yang menyebabkan peningkatan ketebalan epitel. Selain itu, kista baru pada wanita yang lebih tua biasanya terlihat dengan penggantian hormon eksogen dan mungkin memiliki risiko lebih tinggi dari keganasan yang mendasarinya.
DD BENJOLAN PAYUDARA
FIBROADENOMA MAMMAE
Merupakn neoplasma jinak, terutama dijumpai pada prempuan muda
Fibroadenoma teraba sebagai benjolan bulat atau berbenjol, bebas digerakkan dan konsistensinya kenyal padat
Tumor tidak melekat kejaringan sekitarnya
Umumnya tidak nyeri, tetapi kadang-kadang dapat merasa nyeri
Tumor ini berpotensi kambuh saat rangsangan estrogen meninggi
MAKROKROSKOPI
Berkapsul atau berbatas jelas dan mudah digerakkan
Konsistensi padat kenyal seperti karet
Warna abu-abu putih
Pada umumnya berdiameter 2-4 cm, kadang-kadang lebih besar
MIKROSKOPIK
Stroma biasanya halus, seluler dan sering miskoid, fibrolastik dengan bagian myxomatik, mirip stroma intralobuler, mengelilingi kelenjar-kelenjar dan rongga-rongga kistik yang dilapisi epitel.
Pada wanita yang lebih tua, stroma lebih padat akibat hialinisasi dan epitel mengalami atrofi
Ada 2 bentuk
Pericanalicular fibroadenoma
kelenjar berbentuk bulat atau oval
Intracanalicular fibroadenoma
kelenjar terdesak stroma sehingga tampak sebagai celah-celah
kanker payudara
keganasan pada jaringan payudara yang dapat berasal dari epitel ductus maupun lobulusnya
perubahan kulit : kemerahan, dimpling, edema, nodul satelit, peu d’ orange
MAKROSKOPIS
berupa massa tumor, dengan ukuran sampai diameter 10 cm
konsistensi lunak seperti daging
kulit permukaan sering ulseratif
pada irisan :
bewarna putih kotor
terdapat daerah nekrosis dan perdarahan yang berwarna coklat kehitaman dengan konsistensi rapuh
mikroskopis
terdiri atas sel-sel ganas epithel ductal yang pleomorfik membentuk kelompok-kelompok irregular lajur-lajur atau struktur tubular
sel ganas infiltrasi dalam stroma
terdapat sebukan sel-sel lymphosit dalam stroma
baanyak didapatkan mitosis yang atypik
FIBROKISTIK
Kelainan jinak tersering dijumpai pada prempuan usia 20-50 tahun
Timbul akibat ketidakseimbangan hormon
Nyeri terutama menjelang haid disertai payudara yang nodular atau benjolan. Ukuran dapat berubah menjelang haid, terasa lebih besar dan penuh disertai nyeri yang bertambah, setelah haid berakhir nyeri berkurang dan tumor menghilang atau mengecil.
Tumor berbatas tegas dan permukaannya kasar atau noduler
Konsistensi padat kenyal atau kistik
Kelainan ini tidak berbahaya
Jika terdapat riwayat keluarga penderita kanker payudara ditimbah adanya gambaran hiperplasia atipik pada hasil biopsi, maka potensi keganasan perlu diwaspadai
DEFENISI
Keganasan pada jaringan payudara yang dapat berasal dari epitel duktus maupun lobulusnya.
KLASIFIKASI
STADIUM I
STADIUM 2
STADIUM 3
STADIUM 4
STADIUM 0
ETIOLOGI
Kanker payudara adalah kanker yang terbentuk di jaringan payudara. Walaupun lebih sering terjadi pada wanita, kanker payudara juga dapat dialami oleh pria.
Jenis kanker payudara tergantung pada jenis sel payudara yang terserang, antara lain karsinoma duktal in situ, karsinoma lobular in situ, inflammatory breast cancer, dan angiosarkoma.
FAKTOR RESIKO
FAKTOR REPRODUKSI
PENGGUNAAN HORMON
RIWAYAT KELUARGA DAN FAKTOR GENETIK
FAKTOR UMUR
PATOFISIOLOGI
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi.
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memicu sel menjadi ganas.
Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang berupa bahan kimia, virus, radiasi, atau sinar matahari. tidak semua sel memiliki tetapi memiliki yang sama terhadap suatu karsinogen.
Kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen.
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami insisi akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap insisi tidak akan terpengaruh oleh promosi. Pada ca mammae terjadi proliferasi keganasan sel epitel yang membatasi duktus atau lobus payudara.
Pada awalnya hanya terdapat hiperplasia sel dengan perkembangan sel-sel atipikal. Sel-sel ini kemudian berlanjut menjadi karsinoma in situ dan menginvasi stroma.
Kanker membutuhkan waktu tujuh tahun untuk tumbuh dari satu sel menjadi massa yang cukup besar untuk dapat dipalpasi (kira-kira berdiameter 1 cm) pada ukuran itu, sekitar 25% ca mammae sudah mengalami metastasis.
CMD
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Benjolan di payudara
Kecepatan tumbuh dengan/tanpa rasa sakit
Nipple discharge, retraksi puting susu, dan krusta
Kelainankulit,dimpling,peaud’orange,ulserasi,venektasi
Benjolan ketiak dan edema lengan
KELUHAN TAMBAHAN
Nyeri tulang (vertebra, femur)
Sesak dan lain sebagainya
TERDAPAT FAKTOR RESIKO
PEMERIKSAAN FISIK
pemeriksaan fisik oleh pasien :sadari
pemeriksaan fisik oleh dokter : sadanis
massa tumor : lokasi, ukuran, konsistensi permukaan, bentuk dan batas tumor, terfikasi atau tidak ke jaringan sekitar payudara, kulit, m.pektoralis dan dinding dada.
perubahan kulit :kemerahan, dimpling, edema, nodul stelit, p’ orange, ulserasi
kelainan puting : tertarik, erosi, krusta, nipple discharge
pemeriksaan kelenjar getah bening aksila, infraklavikula, supraklavikula
hal yang dinilai : jumlah, ukuran, konsistensi, terfiksir satu sama lain atau jaringan sekitar
PEMERIKSAAN PENUNJANG
MOMOGRAFI PAYUDARA
USG
PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP
TATALAKSANA
PEMBEDAHAN
RADIASI
KEMOTRAPI
PENCEGAHAN
pemeriksaan payudara sendiri
mengenali faktor-faktor pencetu kanker payudara
menjaga berat badan
menghindari alkohol
berolahraga teratur minimal 30 menit sehari
berpikiran positif dan berhenti merokok
menyusui atau memberikan asi
memiminalkan konsumsi minyak jenuh, lemak trans dan omega-6 dan memaksimalkan lemak omega-3misalnya pada ikan, lemak tak jenuh tunggal karen bersifat anti kanker
TANDA DAN GEJALA
sifat benjolan kanker
keras
berbenjol-benjol
tidak nyeri
sulit digerakkan
kelainan kulit
kemerahan
seperti kulit jeruk
PUTING TERTARIK KEDALAM
KELUAR CAIRAN DARI PUTING
LUKA YANG TIDAK SEMBUH