Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Long Syndrome COVID-19 - Coggle Diagram
Long Syndrome COVID-19
Definisi
Menurut Kemenkes RI, Coronavirus (CoV) adalah keluarga besar virus yang dapat menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan, sedang sampai berat.
Menurut WHO, penyakit coronavirus disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus corona yang baru ditemukan.
Pencegahan
Menjaga kesehatan dan kebugaran agar stamina tubuh tetap dalam keadaan prima dan sistem imunitas atau kekebalan tubuh meningkat.
Menggunakan masker penutup mulut dan hidung ketika sedang sakit atau saat berada di tempat umum.
Mencuci tangan secara teratur menggunakan air dan sabun atau hand sanitizer. Mencuci tangan sampai bersih selain dapat membunuh virus yang mungkin ada di tangan kita. Sekitar 98% penyebaran penyakit bersumber dari tangan. Oleh karena itu, menjaga kebersihan tangan adalah hal yang sangat penting.
Menghindari kontak dengan orang lain atau bepergian ke tempat umum.
Menghindari menyentuh mulut, mata, dan hidung (segitiga wajah). Tangan menyentuh banyak hal yang dapat terkontaminasi virus. Jika kita menyentuh mulut, mata, dan hidung dengan tangan yang terkontaminasi maka virus dapat mudah masuk ke tubuh kita.,
Menghindari ke luar rumah saat merasa kurang sehat, terutama jika merasa demam, batuk, dan sulit bernapas. Segera menghubungi petugas kesehatan terdekat, dan meminta bantuan mereka. Sampaikan kepada petugas jika dalam 14 hari sebelumnya anda pernah melakukan perjalanan terutama ke negara terjangkit, atau pernah kontak erat dengan orang yang memiliki gejala yang sama.
Menunda perjalanan ke daerah atau negara dimana virus ditemukan.
Membuang tisu dan masker yang sudah digunakan ke tempat sampah
dengan benar, kemudian mencuci tangan.
Ketika batuk dan bersin, tutup hidung dan mulut dengan tisu atau lengan
atas bagian dalam (bukan dengan telapak tangan).
Selalu pantau perkembangan penyakit COVID-19 dari sumber resmi dan
akurat. Ikuti arahan dan infromasi dari petugas kesehatan dan Dinas Kesehatan setempat. Informasi dari sumber yang tepat dapat membantu anda melindungi diri dari penularan dan penyebaran COVID-19.
Prognosis
Sebagian besar pasien dengan syndrome post covid 19 yang tidak mengalami komplikasi memiliki prognosis baik.
pulmonary degeneration, pulmonary fibrosis, loss of function (with impaired oxygenation, culminating in a state of delayed hypoxia), hypoxemia, and anoxia in more severe conditions, ultimately causing death
Komplikasi seperti acute broncopneumonia menjadi penyebab kematian.
cardiovascular comorbidities may be associated with an increased risk of death caused by COVID-19
metabolic comorbidities (e.g., diabetes mellitus), autoimmune diseases, or who are undergoing any treatment that might compromise their immunity (e.g., chemotherapy, radiotherapy, or corticotherapy) have a higher risk of death
komplikasi
Koagulopati, terutama koagulasi intravaskular diseminata, tromboemboli vena, peningkatan D-dimer dan waktu protrombin yang memanjang.
Pneumonia nekrotikans, karena superinfeksi yang disebabkan oleh infeksi Staphylococcus aureus yang mensekresi Panton-Valentine leukocidin. Superinfeksi ini biasanya berakibat fatal
Acute respiratory failure, Sekitar 5% pasien COVID-19 memerlukan masuk ke unit perawatan intensif karena mereka mengembangkan penyakit parah yang diperumit oleh sindrom gangguan pernapasan akut
Komplikasi kardiovaskular, termasuk perikarditis akut, disfungsi ventrikel kiri, cedera miokard akut (terkait dengan peningkatan serum troponin), aritmia baru atau yang memburuk, dan gagal jantung baru atau yang memburuk.
Emboli paru masif dengan komplikasi gagal jantung akut sisi kanan
Pneumonia terkait ventilasi pada hingga 30% pasien yang membutuhkan ventilasi mekanis intensif.
Referensi :
Azer, S. A. (2020) ‘COVID-19: pathophysiology, diagnosis, complications and investigational therapeutics’, New Microbes and New Infections, 37, p. 100738. doi:
https://doi.org/10.1016/j.nmni.2020.100738
.
Pathogenesis :
Covid-19 disebabkan oleh SARS-CoV2 atau 2019-nCoV
Virus ini ditularkan penderita melalui droplet / partikel aerosol yang masuk ke saluran napas melalui aktivitas batuk, menyanyi, prosedur nebulizer / intubasi
Ventilasi yang buruk mempercepat penularannya
Virus mampu bertahan pada stainless steel 5-6 jam dan plastik 6-8 jam
Sampai saat ini, patogenesis Covid-19 masih belum diketahui sepenuhnya.
Ahli mempelajarinya berdasarkan spesies corona virus sebelumnya. SARS-CoV-2 hanya dapat bereplikasi di dalam sel inang,tanpa sel inang virus tersebut tidak akan hidup.
Proses berkembangnya virus terdiri dari beberapa langkah :
Perlekatan virus pada permukaan sel inang
Protein S pada permukaan SARS-CoV-2 berikatan dengan reseptor angiotensin converting enzyme 2 (ACE-2) pada permukaan sel.
Reseptor ACE-2 ini banyak dijumpai pada mukosa nasofaring, mukosa orofaring, sel epitel alveolar, arteri, jantung, ginjal dan usus.
Penetrasi virus kedalam sel inang
Selanjutnya terjadi fusi selubung virus dengan membran sel (endositosis)
yang dimediasi reseptor Transmembrane Serine Protease-2 (TMPRSS2).
Pematangan RNA
RNA positif akan dibungkus oleh protein pembentuk tubuh virus.
Glikoprotein pada selubung virus yang baru terbentuk masuk kedalam membran retikulum endoplasma atau Golgi sel.
Terjadi pembentukan nukleokapsid yang tersusun dari genom RNA dan protein nukleocapsid.
Pelepasan RNA, Translasi, Transkripsi dan Replikasi
Setelah virus masuk ke sitoplasma, genom RNA akan keluar akibat amplop (pembungkus) nya terkelupas.
Genom RNA virus keluar dari selaput virus, sebagian berfungsi sebagai template untuk sintesa RNA dan sebagian berfungsi sebagai mRNA.
Genom yang berfungsi sebagai mRNA akan ditranslasikan menjadi berbagai protein dengan bantuan ribosom sel inang.
Salah satu protein yang terbentuk adalah RNA-dependent RNA polymerase (RdRP) yang digunakan untuk replikasi RNA.
Sebagian genome RNA lain digunakan untuk sintesa RNA negatif, yang akan digunakan untuk template sintesa RNA berikutnya.
Pelepasan Virus dikeluarkan dari sel
Virus yang masuk kedalam sel inang dapat dikenali oleh reseptor imune bawaan (innate) seperti RNA sensor (TLR7/8; RIG-I/MDA-5) dan infllammasome sensore (NLRP3),
selanjutnya akan terjadi aktivasi NF-KB,IRF3/7 dengan produk sitokin pro-inflamasi (IL1, IL6, IL8, TNF alpa dan Interferon).
:Antigen virus (Ag) akan dipresentasikan kepada APC yang akan menstimulasi respons imun seluler dan humoral.
Pelepasan sitokin yang berlebihan akan menimbulkan respons klinis seperti batuk, sesak, sampai penurunan saturasi oksigen, penurunan limfosit atau ARDS.
CMD
Kasus konfirmasi
Seseorang dengan hasil RT-PCR positif
Seseorang dengan hasil rapid antigen SARS-CoV-2 positif DAN memenuhi kriteria definisi kasus probable ATAU kasus suspek (kriteria A atau B)
Seseorang tanpa gejala (asimtomatik) dengan hasil rapid antigen SARS-CoV-2 positif dan Memiliki riwayat kontak erat dengan kasus probable ATAU terkonfirmasi.
Kasus konfirmasi dibagi menjadi 2:
a. Kasus konfirmasi dengan gejala (simtomatik)
b. Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimtomatik)
Kontak Erat
Orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau konfirmasi COVID-19. Riwayat kontak yang dimaksud antara lain:
Kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus probable atau kasus konfirmasi dalam radius 1 meter dan dalam jangka waktu 15 menit atau lebih.
Sentuhan fisik langsung dengan kasus probable atau konfirmasi (seperti bersalaman, berpegangan tangan, dan lain-lain).
Orang yang memberikan perawatan langsung terhadap kasus probable atau konfirmasi tanpa menggunakan APD yang sesuai standar.
Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya kontak berdasarkan penilaian risiko lokal yang ditetapkan oleh tim penyelidikan epidemiologi setempat
Kasus probale
Memiliki salah satu dari kriteria
Seseorang yang memenuhi kriteria klinis
DAN
memiliki riwayat kontak erat dengan kasus probable; ATAU terkonfirmasi; ATAU berkaitan dengan cluster COVID-19
*
Kasus suspek dengan gambaran radiologis sugestif ke arah COVID-19
**
Seseorang dengan gejala akut anosmia (hilangnya kemampuan indra penciuman) atau ageusia (hilangnya kemampuan indra perasa) dengan tidak ada penyebab lain yang dapat diidentifikasi
Orang dewasa yang meninggal dengan distres pernapasan DAN memiliki riwayat kontak erat dengan kasus probable atau terkonfirmasi, atau berkaitan dengan cluster COVID-19
*
PP
Radiologi
X-Ray toraks: hazy opacities yang terdistribusi di bagian basal dan perifer paru
CT Scan toraks: opasitas ground glass multipel bilateral yang terdistribusi di bagian basal dan perifer paru
USG paru: penebalan pleural lines , B lines (multifocal, diskret, atau konfluens), pola konsolidasi dengan atau tanpa air bronchograms
X-ray
CT-SCAN
a. Ground-glass opacities,
b. Consolidations,
c. Consolidations with ground-glass opacities,
d. Solid nodule.
Kasus sumpek
Kriteria Klinis:
Demam akut (≥ 380C)/riwayat demam* dan batuk;
ATAU
Terdapat 3 atau lebih gejala/tanda akut berikut: demam/riwayat demam
, batuk, kelelahan (fatigue), sakit kepala, myalgia, nyeri tenggorokan, coryza/ pilek/hidung tersumbat
, sesak nafas, anoreksia/mual/muntah*, diare, penurunan kesadaran
DAN
Kriteria Epidemiologis:
Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat tinggal atau bekerja di tempat berisiko tinggi penularan**;
ATAU
Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat tinggal atau bepergian di negara/wilayah Indonesia yang melaporkan transmisi lokal
*
; ATAU
Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan, baik melakukan pelayanan medis, dan non-medis, serta petugas yang melaksanakan kegiatan investigasi, pemantauan kasus dan kontak;
ATAU
Seseorang dengan ISPA Berat
**
,
Seseorang tanpa gejala (asimtomatik) yang tidak memenuhi kriteria epidemiologis dengan hasil rapid antigen SARS-CoV-2 positif
**
Rehabilitas medis
Rehabilitasi Pasca Covid
Program Rehabilitasi Subakut dapat Diberikan :
Latihan peregangan
latihan otot pernapasan
Latihan aerobik
Latihan penguatan otot perifer
Latihan Pernapasan
Intervensi rehabilitasi pada Covid-19 fase akut mencakup tiga aspek utama :
Positioning
Mobilisasi dini
Manajemen pernapasan.
REHABILITASI SESUDAH SEMBUH COVID19
Panduan olahraga
Lakukan pemanasan dan pendinginan
Kenakan pakaian yang longgar dan nyaman
Tunggu satu jam setelah makan sebelum berolahraga
Minum banyak air
Hindari berolahraga dalam cuaca yang sangat panas
Olahraga di dalam ruangan bila cuaca sangat dingin
Berhenti olahraga apabila :
Mual
Pusing atau nyeri kepala
Sesak napas yang parah
Keringat berlebih
Nyeri Dada
Nyeri otot hebat
Tatalaksana
Faktor resiko
Usia 65 Tahun dan Lebih Tua
Tinggal di Panti Jompo atau Fasilitas Perawatan dalam Jangka Panjang
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
Penderita Asma
Kondisi Kardiovaskular yang Serius
Menerima Kemoterapi
Riwayat Sumsum Tulang atau Transplantasi Organ
Defisiensi Imun
Riwayat Merokok
Diabetes
Penyakit ginjal kronis
Etiologi
Coronavirus adalah virus RNA dengan ukuran partikel 120-160 nm. Virus ini utamanya menginfeksi hewan, termasuk di antaranya adalah kelelawar dan unta. Coronavirus yang menjadi etiologi COVID-19 termasuk dalam genus betacoronavirus
Hasil analisis filogenetik menunjukkan bahwa virus ini masuk dalam subgenus yang sama dengan coronavirus yang menyebabkan wabah Severe Acute Respiratory Illness (SARS) pada 2002-2004 silam, yaitu Sarbecovirus. Atas dasar ini, International Committee on Taxonomy of Viruses mengajukan nama SARS-CoV-2. .