Long COVID-19 Syndrome
Patogenesis COVID-19
Long syndrome covid (dampak jangka panjang)
Multi system inflamatory in children
CMD long syndrome covid (manifestasi klinis)
Rehabilitasi pasca covid
Tatalaksana long covid
Pencegahan (primary dan secondary)
Mekanisme badai sitokin
Komplikasi COVID-19
Perlekatan virus pada permukaan sel inang -> Penetrasi virus kedalam sel inang -> Pelepasan RNA, Translasi, Transkripsi dan Replikasi -> Pematangan RNA -> Pelepasan Virus dikeluarkan dari sel
“Long-COVID”, atau “sindroma pascaCOVID-19” adalah gejala sakit berkepanjangan yang diketahui diderita pasien penyintas meski sudah 12 minggu dinyatakan sembuh dari COVID-19. Hal ini telah dilaporkan oleh sejumlah besar pasien setelah sembuh dari penyakit akut yang berlangsung berminggu-minggu atau bahkan berbulan- bulan.
ketika respon imun pelindung terganggu, virus akan menyebar dan menyebabkan kerusakan besar pada jaringan terjadi, terutama pada organ yang memiliki ekspresi ACE2 tinggi, seperti usus dan ginjal.
Adanya kerusakan jaringan yang disebabkan virus menyebabkan produksi sitokin proinflamasi (Makrofag dan DC (dendritic cell) menstimulasi limfosit T dan limfosit B). yang berlebihan, perekrutan makrofag dan granulosit proinflamasi (protein fase aktif seperti CRP (C-Reactive Protein) dan fibrinogen), sehingga terjadi badai sitokin (CS: cytokine storms) .
rehabilitasi fase akut
- positioning
- mobilisasi dini
- manajemen pernafasan
rehabilitasi fase subakut
- edukasi pasien
- positioning
- teknik pembersihan jalan napas
- latihan pernapasan
- rekomendasi latihan fisik
- manajemen psikolog atau kecemasan
rehabilitasi jangka panjang
- edukasi pasien
- teknik pembersihan jalan napas
- latihan pernapasan
- latihan fisik
- manajemlen kecemasan
COVID-19 multisystem inflammatory syndrome (CMIS) adalah komplikasi sindrom klinis serius pada anak dengan infeksi COVID-19.2 Anak terinfeksi COVID-19 memiliki gejala ringan, tetapi dapat berkembang menjadi CMIS;
beberapa organ dan jaringan seperti jantung, paru, pembuluh darah, ginjal, gastrointestinal, otak, kulit, dan mata mengalami inflamasi berat. Tanda dan gejala tergantung organ yang terkena.
Pencegahan primer dengan perlindungan diri pada kasus COVID-19 dapat dilakukan dengan cara:
- resignasi
- membersihkan tangan secara rutin,
- menggunakan masker
- social distancing dan isolasi diri, dan
- menghindari kontak tanpa pelindung dengan hewan liar.
Pencegahan Sekunder adalah pencegahan pada saat kuman sudah masuk ke dalam tubuh antara lain
deteksi dini dan pengobatan secepatnya, sehingga seseorang yang panas disertai nafas cepat dan nafas sesak segera dilakukan pemeriksaan ke tenaga kesehatan, untuk mengetahui penyebab dan mendapatkan pengobatan secepatnya.
- miokarditis
- ko infeksi
- kerusakan hati
- gangguan ginjal
Terdapat 3 atau lebih gejala/tanda akut berikut: demam/riwayat demam, batuk, kelelahan (fatigue), sakit kepala, myalgia, nyeri tenggorokan, coryza/ pilek/hidung tersumbat, sesak nafas, anoreksia/mual/muntah*, diare, penurunan kesadaran
Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat tinggal atau bekerja di tempat berisiko tinggi penularan; ATAU Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat tinggal atau bepergian di negara/wilayah Indonesia yang melaporkan transmisi lokal; ATAU Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan, baik melakukan pelayanan medis, dan non-medis, serta petugas yang melaksanakan kegiatan investigasi, pemantauan kasus dan kontak
Seseorang dengan hasil RT-PCR positif, Seseorang dengan hasil rapid antigen SARS-CoV-2 positif DAN memenuhi kriteria definisi kasus probable ATAU kasus suspek (kriteria A atau B), Seseorang tanpa gejala (asimtomatik) dengan hasil rapid antigen SARS-CoV 2 positif DAN Memiliki riwayat kontak erat dengan kasus probable ATAU terkonfirmasi.