Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Long COVID-19 Syndrome - Coggle Diagram
Long COVID-19 Syndrome
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit akibat infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.
Faktor Risiko Infeksi Coronavirus
Siapa saja dapat terinfeksi virus corona. Akan tetapi, bayi dan anak kecil serta orang dengan kekebalan tubuh yang lemah lebih rentan terhadap serangan virus ini. Selain itu, kondisi musim juga mungkin berpengaruh.
-
Patofisiologi COVID-19 diawali dengan interaksi protein spike virus dengan sel manusia. Setelah memasuki sel, encoding genome akan terjadi dan memfasilitasi ekspresi gen yang membantu adaptasi virus SARS-CoV-2 (severe acute respiratory syndrome virus corona 2) pada inang. Rekombinasi, pertukaran gen, insersi gen, atau delesi, akan menyebabkan perubahan genom yang menyebabkan outbreak di kemudian hari.
Gejala Umum
Demam, fatigue, anoreksia
Batuk, napas pendek, sakit tenggorokan, kongesti hidung
-
-
Hilang penciuman (anosmia) atau hilang pengecapan (ageusia) yang muncul sebelum onset gejala pernapasan lainnya
Keadaan umum dan tanda-tanda vital merupakan pemeriksaan pertama dan utama dalam menentukan triase pasien.
-
-
-
-
Peningkatan capillary refill time (CRT), yaitu > 2 detik
Saturasi oksigen rendah, yaitu SpO2 < 90%
pemeriksaan penunjang
-
Nucleic acid amplification test (NAAT) seperti RT-PCR dengan jenis spesimen usap nasofaring dan orofaring merupakan tes diagnostik untuk mengkonfirmasi diagnosis COVID-19.
-
-
-
-
komplikasi
-
-
-
-
-
Infeksi sekunder pada organ lain, seperti penyakit jamur hitam
-
-
Dampak Jangka Panjang yang Perlu Diwaspadai
Fibrosis yang terjadi setelah COVID-19 diartikan sebagai kerusakan paru-paru yang tidak dapat disembuhkan dan bisa berdampak pada munculnya berbagai gejala, termasuk batuk dan sesak napas. Bahkan, tak jarang pengidap akan membutuhkan bantuan oksigen.