Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
MATA MERAH, konjungtiva, DD (konjungtivitis, keratitis, uveitis anterior,…
MATA MERAH
MATA
ANATOMI
Letak
struktur bilateral di pertengahan atas regio facialis, di bawah fossa cranii anterior dan anterior dari fossa cranii media
Isi
berisi bulbus oculi, nervus opticus, musculi extraoculare, apparatus lacrimalis, jaringan lemak, fascia, dan nervi dan pembuluh-pembuluh darah yang menyuplai stuktur-struktur tersebut
struktur aksesoris
otot-otot, fascia, alis, kelopak mata, konjungtiva, dan badan lakrimal
Pelindung
otot-otot okular serta tulang (os sphenoidale, zygomaticum, frontale, ethmoidale, lacrimale, dan maxilla)
Diameter anteroposterior
bayi baru lahir berkisar 17.5 mm, dan saat pubertas berkisar 20-21 mm
Mikroskopik
Media Refraksi
Aqueous humor ( humor aqueus )
Vitreous body ( corpus vitreum )
Crystalline lens ( lens crystallina )
Kornea
Limbus Kornea
Camera occuli anterior
Camera occuli posterior
Lensa
Kapsul lensa
Endotel subkapsularis
Substansia lensa
Retina
Vaskularisasi
A. supratrochlearis, A. supraorbitalis, A. lacrimalis, dan A. dorsalir nasi
dari A. opthalmica
A. angularis
dari A. facialis
A. transversa facialis
dari A. temporalis superficialis
cabang-cabang dari A. temporalis superficialis
venae ophthalmica
Innervasi
N. supraorbitalis, N. supratrochlearis, N. infratrochl dan N.lacrimalis
N. ophthalmicus [VI]
N. infraorbitalis
N. maxillaris [V2]
Persafaran motorium
N. fascialis [VII], yang mensarafi pars palpebralis orbicularis oculi
N. oculomotorius [III]
mempersarafi levator palpebrae superior
Serabut – serabut sympathicum
mempersarafi musculus tarsalis superior
FISIOLOGI DAN HISTOLOGI
Badan Siliar
menghasilkan cairan aqueous dan mengandung otot siliaris
cairan aqueous
membawa nutrien bagi kornea dan lensa
cairan vitreous
bahan setengah cair mirip gel untuk mempertahankan bentuk bulat mata
diskus optikus
fovea
daerah dg ketajaman teringgi
iris
mengubah ukuran pupil dengan kontraksi bervariasi dan berperan pada warna mata
kornea
kemampuan retraksi mata
koroid
berpigmen untuk mencegah pembuyaran berkas sinar di mata; mengandung pembuluh darah yang memberi makan retina; disebelah anteror membentuk badan siliaris dan iris
lensa
berperan dalam variasi kemampuan refraksi selama akomodasi
ligamentum supensorium
penting dalam akomodasi
makula lutea
memiliki ketajaman tinggi karena banyak mengandung sel kerucut
otot siliaris
penting dalam akomodasi
pupil
mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata
retina
mengandung fotoreseptor (sel kerucut dan sel batang)
saraf optikus
bagian pertama jalur cahaya yang masuk ke mata
sel batang
berperan dalam penglihatan warna hitam putih dan malam serta memiliki sensitivitas tinggi
sel bipolar
penting dalm pemrosesan rangsangan cahaya di retina
sel ganglion
penting dalam pemrosesan cahaya di retina; membentuk saraf optikus
sklera
selubung jaringan ikat protektif; membentuk bagia putih mata yang terlihat; disebelah anterior membentuk kornea
sel kerucut
berperan dalam ketajaman penglihatan, penglihatan warna, penglihatan siang hari
titik buta
jalan keluar saraf optikus dan pembuluh darah
KLASIFIKASI
visus menurun
keratitis
Mata merah, nyeri, bengkak, dan iritasi, Sensitif terhadap cahaya, Mengeluarkan air mata atau kotoran mata terus-menerus, Tidak bisa membuka mata, Sensasi adanya benda kecil, seperti pasir di dalam mata
ulserasi kornea
Mata merah, Mata berair, Gatal pada mata, Bintik putih pada kornea, Pandangan kabur, Terasa seperti ada sesuatu di mata, Mata terasa sangat sakit, Fotofobia (mata sensitif terhadap cahaya)
anterior uveitis
Mata merah, Nyeri pada mata, Penglihatan kabur, Mata menjadi sensitif terhadap cahaya, Ada bintik-bintik hitam yang muncul di dalam lapang pandang (floaters), Penurunan fungsi penglihatan
acute glaukoma
mata merah, pandangan kabur mendadak, sakit kepala, mual muntah, melihat halo
endopthalmitis
Mata merah, Fotofobia (rasa takut pada cahaya) , Nyeri pada bola mata, Penurunan tajam penglihatan , Nyeri kepala, Mata terasa bengkak, Kelopak mata bengkak dan merah, kadang sulit untuk dibuka
visus tetap
konjungtivitis
mata merah, fotofobia, gatal, berair panas, seperti berpasir, mengganjal, keluar sekret
pendarahan subkonjuctiva
daerah merah terang, tidak ada nyeri maupun tanda inflamasi, tidak ada gangguan penglihatan
episkleritis/skleritis
mata merah, berair, panas dan terasa berpasir, fotofobia, nyeri, penglihatan kabur
DEFINISI
umumnya terjadi karena pelebaran pembuluh darah di mata dan sebagai indikasi suatu masalah pada mata
PATOFISIOLOGI
luka
bakteri masuk
makrofag teraktivasi memakan patogen &
menyekresi sitokin & kemotaksin
Sel mast (teraktivasi)
melepas histamin
mendilatasi pembuluh darah lokal dan melebarkan pori kapiler
Sitokin-sitokin menyebabkan neutrofil dan monosit menempel ke dinding pembuluh darah
Kemotaksin menarik monosit dan neutrofil
2 more items...
konjungtiva
Vaskularisasi : A. Siliaris ant. & A. Palpebralis
Arteri episklera bergabung dengan arteri
posterior longus membentuk plekus siliar
Memperdarahi iris dan badan siliar
Arteri perikornea
Memperdarahi kornea
Arteria episklera atas
Memperdarahi ke dalam bola mata
Arteri konjungtiva posterior
Memperdarahi konjungtiva bulbi
terdiri
Konjungtiva bulbi yang menutupi sclera dan mudah digerakkan dari sclera di bawahnya
Konjungtiva fornices atau forniks yaitu konjungtiva yang merupakan tempat peralihan konjungtiva tarsal dengan konjungtiva bulbi.
Konjungtiva tarsal yang menutupi tarsus, konjungtiva tarsal sukar digerakkan dari tarsus
Epitel : Superfisial Dan Basal
Epitel Supf. Mgd. Sel Goblet
Basal Berwarna Gelap & kadang-kadang Mgd. Pigmen
stroma
Lapisan fibrosa (Profundus)
Lapisan adenoid (Superfisial)
Kelenjar air mata assesori
Kelenjar Wolfring di tepi atas tarsus atas
Kelenjar krause di forniks atas dan sedikit
di forniks bawah
Adalah membrana mukosa (selaput lendir) yg melapisi kelopak & melipat ke bola mata utk melapisi bagian depan bola mata sampai limbus
Fungsi konjungtiva: proteksi pd sklera &
memberi pelumasan pd bola mata
Mengandung banyak pembuluh darah
Inervasi : saraf cab. N.V (trigeminus)
DD
konjungtivitis
DEFINISI
peradangan atau infeksi pada konjuntiva (selaput lendir transparan dan pelumas yang menutupi permukaan luar mata)
ETIOLOGI
bakteri
Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Streptococcus pneumoniae, Streptococcus pyogenes, Haemophilus influnzae, Neisseria gonorrhoeae, Corynobacterium diphteriae
virus
Adenovirus, Herpes simplex, Herpes zoster, Pox virus, Myxovirus, Paramyxovirus, ARBOR virus
Chlamydial
Chlamydia trachomatis, Chlamidia lymphogranulomatis
alergi
Hay fever conjunctivitis
Seasonal allergic conjunctivitis
Perennial allergic conjunctivitis
Granulomatous
Tuberculosis, Sarcoidosis, Syphilitic, Leprotic, Conjunctivitis in tularaemia, Ophthalmia nodosa
EPIDEMIOLOGI
Tingkat diagnosis tertinggi adalah di antara anak-anak kurang dari 7 tahun, dengan insiden tertinggi terjadi antara usia 0 dan 4 tahun.
Puncak distribusi sekunder terjadi pada usia 22 tahun pada wanita dan 28 tahun pada pria.
wanita > pria
Konjungtivitis alergi -> penyebab paling sering, mempengaruhi 15 sampai 40% dari populasi, dan diamati paling sering pada musim semi dan musim panas.
KLASIFIKASI
berdasarkan penyebab
Konjungtivitas Bakteri
inflamasi konjungtiva yang disebabkan oleh Staphylococcus, Streptococcus, Pneumococcus, dan Haemophillus
gejala klinis
mukosa purulen, edema kelopak, kemosis konjungtiva, kadang-kadang disertai keratitis dan blefaritis
hiperemi, Injeksi konjungtiva mencolok, Adenopati preaurikula (Jarang)
pengobatan
antibiotik tunggal
neospirin, basitrasin, gentamisin, kloramfenikol, tobramisin, eritromisin, dan sulfa selama 2-3 hari
Bila tidak memberi hasil 3-5 hari dihentikan dan menunggu hasil mikrobiologi
Kuman tidak ditemukan dalam sediaan
langsung
Antibiotik spektrum luas dalam bentuk tetes mata tiap jam atau salep mata 4 sampai 5 kali sehari
Sebaiknya sebelum tidur diberi salep mata (sulfasetamid 10-15 % atau khloramfeni- col).
Konjungtivitis Virus
penyakit umum yang disebabkan oleh berbagai jenis virus, dapat menimbulkan infeksi ringan yang dapat sembuh sendiri dan dapat berlangsung lebih lama daripada konjungtivitis bakteri
gejala klinis
demam, faringitis, secret berair dan sedikit, folikel pada konjungtiva yang mengenai satu atau kedua mata.
Injeksi konjungtiva sedang
Warna merah
Arah aliran/ lebar : Ke perifer (Limbus)
Masa inkubasi konjungtivitis virus 5-12 hari,
Diberikan kompres, anti histamin untuk meredakan gejala astringen, lubrikasi, dan pada kasus yang berat dapat diberikan antibotik dengan steroid topical
Antibiotik
Tidak sembuh setelah 10 hari dan diduga
terdapat superinfeksi bakteri
Antiviral
Konjungtivitis herpetik
Asiklovir oral 400mg/hari untuk virus herpes simpleks dan 800mg/hari untuk herpeszoster selama 7-10 hari
Steroid
Deksametason 0,1% topikal membantu mengurangi peradangan konjungtiva
Konjungtivitis alergi
bentuk alergi pada mata yang paling sering dan disebabkan oleh reaksi inflamasi pada konjungtiva yang diperantarai oleh sistem imun
pengobatan
menghindarkan penyebab pencetus penyakit dan memberikan astringen, sodium kromolin, steroid topical dosis rendah kemudian ditambahkan kompres dingin untuk menghilangkan edemanya
kasus sedang - berat dapat diberikan antihistamin (lini pertama), vasokontriksi (untuk kemerahan dan dikombinasikan dg antihistamin), Stabilisasi sel mast,NSAID, kortikosteroid, steroid sistemik (kasus berat)
jenis
Konjungtivitis Atopi
epidemiologi
Berhubungan dengan dermatitis atopi,
terdapat eksaserbasi dan remisi
lebih banyak laki-laki
Usia dewasa, puncak 30-50 tahun
Berbeda pada konjungtivitis vernal, konjuntivitis atopi memberat pada musim dingin
gejala
Sama dengan konjungtivitis vernal namun
lebih berat
Fotofobia, pandangan kabur
sekret mucoid watery
nyeri
gatal
Pemeriksaan fisik
Tepi Palpebrae eczema, eritema, kering,
menebal, fisura, ekskoriasi (prominen)
Konjungtiva tarsal
Hiperemi
Papila lebih kecil
Scarring
Kornea
Keratitis epitelial punctate lebih banyak pada
bagian bawah
konjungtiva bulbar
hipertrofi dengan mukus yang berlebihan
Konjungtivitis Vernal
gejala
gatal
rasa terbakar
fotofobia
lakrimasi
sekret mukoid tebal
Merupakan keradagan bilateral yang berulang debgan gambaran spesifik hipertrofi papiler di daerah tarsus dan limbus
Akibat reaksi hipersensitif terhadap beberapa alergen eksogen misalnya serbuk sari
Faktor predesposisi
Usia 4-20 tahun
kebanyakan laki-laki
Musim panas
iklim tropis
Pemeriksaan Fisik
Tipe palpebral
Conjungtiva superior didapatkan cobble stone dengan ukuran kurang dari 1 mm ( penonjolan papila berbentuk polygonal dengan permukaan datar) bila terjadi hipertrofi akan berubah bentuk menjadi couliflower like (giant papilla) lebih dari 1 mm
Tipe bulbar
Conjungtiva bulbi menjadi hiperemi , terdapat penonjolan berwarna putih di sekitar limbus (tronta spot), membran gelatin pada limbus
Tipe campuran
Kombinasi tipe palpebral dan bulbar
gambaran klinis
Palpebra : hipertrofi papiler, couble stone giant’s papilae
Konjungtiva : merah kecoklatan dan kotor terutama di area fisura
interpalpebralis
Limbus : Horner Trantas dots : gambaran spt renda di limbus
Kornea : punctat epithelial keratopati, ulkus shield
Pemeriksaan penunjang
sel eosinofil
tatalaksana
Mast cell stabilizer topikal
Cromolyn sodium 4x/hr
Lodoxamine tromethamine 4x / hr
Non steroid anti inflamasi topikal :
Keterolac 0.5%
Bila > 25 th kemungkinan konjungtivitis atopi
Konjungtivitis Jamur
biasanya disebabkan oleh Candida albicans dan merupakan infeksi yang jarang terjadi.
gejala
adanya bercak putih yang dapat timbul pada pasien diabetes dan pasien dengan keadaan sistem imun yang terganggu
clamidia
maat berair, gatal, nyeri, fotopobia, edema palpebra, kemosis
dibagi menjadi
infeksi
konjungtivitis Virus dan bakteri
non infeksi
konjungtivitis alergi, toksik, dan sikatrik, serta peradangan sekunder
menurut onset dan tingkat keparahan respon klinisnyai
akut
durasi gejala 3 sampai 4 minggu (biasanya hanya berlangsung 1 sampai 2 minggu)
hiperakut
kronis
lebih dari 4 minggu
PATOFISIOLOGI
Konjungtivitis alergi
akibat penurunan daya imun penjamu dan kontaminasi eksternal
Patogen yang infeksius dapat menginvasi dari jalur aliran darah
bereplikasi di dalam sel mukosa konjungtiva
infeksi bakterial bakterial dan viral memulai memulai reaksi bertingkat bertingkat dari peradangan peradangan leukosit
meyebabkan penarikan sel darah merah atau putih ke area tersebut
Sel darah putih ini mencapai permukaan permukaan konjungtiva
konjungtiva dan berakumulasi di berakumulasi di sana
1 more item...
konjungtivitis infeksi
respon imun tipe 1 terhadap alergen
Alergen terikat dengan sel mast
terjadi reaksi silang terhadap IgE
menyebabkan degranulasi dari sel mast
menyebabkan pelepasan histamin dari sel mast,
juga mediator lain
histamin otrien. histamin dan bradikinin den bradikinin dengan
segera menstimulasi segera menstimulasi nosiseptor
1 more item...
KOMPLIKASI
Keratitis, ulkus kornea dan uveitis yang
dapat menyebabkan kebutaan
(Konjungtivitis bakterial akut)
Bila proses penyakit meluas ke kornea, dapat terjadi parut kornea, astigmatisme, keratokonus, dan kebutaan
(Konjungtivitis alergi)
PROGNOSIS
dapat dicegah bila terdeteksi awal
dapat dikontrol.
penglihatan dapat dipertahankan
radang mata tidak segera ditangani
kerusakan
menimbulkan komplikasi
Glaukoma, katarak maupun ablasi retina.
TATALAKSANA
MEDIS
PENCEGAHAN DAN EDUKASI
Pembentukan kader masyarakat terkait kesehatan mata pada anak dan orang dewasa
Menjaga kesehatan mata menghindari kontak
Rajin mencuci tangan (personal hygine)
Melakukan pola hidup sehat
Menghindari pemakaian barang bersama
Menggunakan masker kain saat berada di keramaian, batuk, dan/ atau bersin
Menghindari menyentuh mata, mulut, atau hidung sebelum cuci tangan
Melakukan desinfektasi pada objek secara khusus yang sering digunakan seperti peralatan elektronik, alat rumah tangga
Memiliki akses air bersih dan rajin membersihkan diri, menjaga lingkungan seraya menekan populasi lalat
ISLAM
PENCEGAHAN DAN EDUKASI
metode teraupetik
perubahan gaya hidup berdasarkan hygiene
konsumsi makanan sehat
terapi menggunakan air
menjaga wudhu
terapi olahraga serta terapi obat
MEDIKAMENTOSA
vitamin
vitamin A, vitamin E, vitamin C, vitamin B kompleks
konjungtivitis bakteri
ringan-sedang
polimiksin B, eritromisin atau azitromisin
kasus sedang hingga berat
flourokuinolon seperti ofloxacin, ciprofloxacin, dan levofloxacin.
konjungtivitis alergi
Terapi lokal
antihistamin
Kombinasi antihistamin sebagai profilaksis dan pengobatan pada kasus sedang hingga berat
Dapat diberikan kompres dingin, vasokonstriktor, natrium karbonat membuat pasien rasa nyaman pada mata
Mast cell stabillizer
Sodium kromoglikal 2% 4-5x/ hari
Steroid topikal atau sistemik akan dapat
menyembuhkan
Konjungtivitis Virus
antibiotik, antiviral, steroid, kompres dingin dan anti histamin topikal untuk meredakan gejala
PENEGAKAN DIAGNOSIS
ANAMNESIS
Rasa gatal, panas, atau fotofobia
Sekret pada mata, serta tipe sekret pada mata
(serous atau purulen)
Riwayat alergi, riwayat penggunaan obat-obatan
Personal hygine
Sakit tenggorokan, demam
FISIK
pengukuran ketajaman visus
normal
pemeriksaan eksternal
Slit-lamp biomikroskopi
Pada konjungtiva tarsal dapat ditemukan folikel, papil / papil raksasa, flikten, membrane / pseudomembran
PENUNJANG
Kultur konjungtiva (virus, bakteri)
Pemeriksaaan sekret konjungtiva atau scraping konjungtiva dengan pengecatan Gram-Ziel Nielsen atau Giemsa --> Diperiksa dibawah mikroskop
Pada alergi didapatkan Eosinofil
Tes diagnostic klamidial
Sitology / smear
PATOGENESIS
Agen infeksius masuk ke mata melalui
kontak langsung (bakteri, virus, jamur, alergen)
menembus permukaan air mata
materi infeksi bercampur dengan sekret
air mata terinfeksi, mengandung
substansi antimikroba
peradangan di konjungtiva
Cedera epitel konjungtiva
Dilatasi pembuluh konjungtiva
keratitis
3, 4, 6, 9, 10
uveitis anterior
3, 4,
glaukoma akut
4, 8
PEMERIKSAAN
ANAMNESIS
(4) mata merah
(5) rasa mengganjal di area mata
(3) rasa nyeri ketika digerakkan
keluhan pada kedua mata
selama 2 hari
setelah bermain sepak bola
keluhan menetap tidak ada perubahan
(1) rasa gatal
(6) keluar sekret dan air mata yang banyak
pernah mengalami yang sama (6 bulan lalu)
riwayat pengobatan tetes mata di warung
laki-laki 18 th
PEMERIKSAAN FISIK
(7) TTV=normal
pemeriksaan mata
(9) lakrimasi
(9) konjungtiva superior= giant pupil (+) / cobble stone appearance
(8) konjungtiva bulbi= injeksi konjungtiva (+)
(10) limbus kornea= infiltrate (+)
(12) Visus = VOD: 6/6, VOS: 6/6 = Normal
Fadilah Nisa Purwanti (6130019060)