Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Gangguan Neurodevelopmental - Coggle Diagram
Gangguan Neurodevelopmental
Attention Deficit/Hyperactivity Disorder
(ADHD)
Pola perilaku yang menunjukkan kurangnya perhatian dan/atau adanya hiperaktivitas-impulsivitas yang mengganggu fungsi atau perkembangan individu.
Gejala
Hiperaktivitas
Gelisah
Meninggalkan tempat duduk
Berlari atau memanjat
Tidak dapat bermain
Bertindak tiba-tiba
Berbicara berlebihan
Menjawab sebelum pertanyaan selesai
Sulit menunggu giliran
Menyela
Impulsivitas
Kurangnya perhatian
Gagal memperhatian detail
Sulit mempertahankan detail
Tidak mendengarkan saat diajak bicara
Kesulitan mengatur tugas dan aktivitas
Sulit melakukan tugas yang membutuhkan upaya mental berkelanjutan
Kehilangan hal-hal yang diperlukan
Mudah teralihkan oleh rangsangan asing
Lupa dalam aktivitas sehari-hari
Faktor Heritabilitas
Tergolong tinggi, antara 75-91%
Perubahan otak
Serupa dengan dampak dari kerusakan korteks prefrontal
Disebabkan oleh kelainan pada jaringan otak yang melibatkan striatum (caudate nucleus dan putamen) serta korteks prefrontal
Penurunan volume otak dibandingkan anak seusianya
Intervensi
Psikoedukasi untuk mendorong orang tua dan anak berdiskusi tentang ADHD dan efeknya
Program pelatihan dan pendidikan orang tua yang memiliki anak ADHD
Obat berlisensi dalam terapi, yaitu
methylphenidate, lisdexamfetamine, dexamfetamine, atomoxetine, guanfacine
Pelatihan keterampilan sosial untuk anak ADHD
Medikasi menggunakan stimulat (amfetamin dan methylphenidate)
Psikoterapi dengan CBT dan konseling perkawinan atau terapi keluarga
Autism Spectrum Disorder
(ASD)
Kondisi perkembangan yang menyebabkan kemampuan komunikasi dan sosialisasi terganggu, terbatasnya minat, dan perilaku repetitive
Genetika dan penyebab ASD
King et al., 2013; Xu et al., 2013
: ASD terjadi karena hasil dari mutasi genetik topoisomerase (yang berfungsi mengatur perbaikan dan replikasi DNA)
Braunschweig, et al., 2013
: Lingkungan selama masa prenatal janin turut meningkatkan potensi anak mengidap ASD
O’Roak, et.al., 2012; State & Levitt, 2011
: Banyak genetik yang telah dikaitkan dengan autisme, namun tidak ada satupun dari mereka yang ditemukan pada orang yang menderita ASD dengan persentase tinggi
Suren, et al., 2013
: Wanita hamil yang mengonsumsi asam folat memiliki sekitar setengah kemungkinan lebih sedikit memiliki anak dengan ASD
Perubahan pada otak dan ASD
Schuman & Amaral, 2006
: Pertumbuhan korteks frontal dan temporal yang cepat pada dua tahun pertama, tetapi empat tahun berikutnya meningkat lebih sedikit
Herbert, et.al., 2004
: Volume
white matter
berisi akson jarak pendek meningkat , sedangkan volume
white matter
berisi akson jarak panjang tidak mengalami peningkatan
Courchesne, et.al,. 2007
: Otak bayi penderita ASD lebih kecil dibanding otak bayi pada umumnya, kemudian mulai tumbuh 10% lebih besar pada usia 2-3 tahun
Pemindaian otak anak ASD
Bagian otak yang terlibat
: Striatum (otak tengah), korteks, talamus, dan beberapa bagian lain dari sistem saraf pusat (CNS)
Ciri-ciri penderita ASD
: cepat lelah di tempat ramai dan banyak cahaya, sering melakukan gerakan berulang, obsesif terhadap sesuatu
Faktor Heritabilitas
5-10% pada
kembar dizigotik
18,7% pada
bayi dengan saudara ASD
70-90% pada
kembar monozigot
32,2% pada
bayi dengan >1 saudara ASD
Perilaku stereotipik pada penderita ASD
Semakin besar volume nukleus kanan, semakin tinggi skor perilaku repetitif
Gejala
Minat terbatas dan perilaku berulang
Defisit Komunikasi
Intervensi
Intervensi perilaku
Intervensi khusus (diet, terapi musik, dll)
Intervensi medis