Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
((diikuti pria tinggi besar yang memayunginya menghampiri sobri.wanita itu…
diikuti pria tinggi besar yang memayunginya menghampiri sobri.wanita itu membuka kacamatanya.matanya merah,sembab.kantung bawah
matanya menghitam,cembung,kontras sekali dengan kulit wajahnya yang putih bersih."maaf mas,numpang tanya .mas tadi liat ada truk
sampah yang ada tulisannya cendana di TPS sini ndak?"tanyanya tergesa napasnya tersengal sengal seolah telah berlari jauh
-
-
sekali."waduh,maaf,mbak...saya ndak liat tuh..."jawab sobri heran,sebenanya apa yang membuat wanita kaya yang tinggal di kompleks elite
cendana sampai ke TPS ini."maaf mbak kalau boleh tau,emangnya kenapa ya mbak ini sampai ke sini?"sobri memberanikan diri
bertatanya.gemericik hujan tinggal satu-dua nyaris berhenti.wanita di hadapannya terlihat berpikir keras sebelum menjawab,dahinya
berkerut,dan bola matanya menari-nari ke sana ke mari,seolah mencari sesuatu."emm,saya kehilangan benda
berharga,mas...marjan..hadiah dari ibu saya."wanita itu mendesah,menggigit-gigit bibir bawahnya."marjan?sirup itu ta mbak?"simpal
sobri.pria tinggi besar yang memayungi wanita itu terlihat menahan seyumnya,sedang wanita dihadapannya sobri tersenyum sambil
menggeleng-gelengkan kepala."bukan,mas...,saya kehilangan berlian...lima buah berlian,bulat lonjong,warnanya biru.namanya marjan...ada
didalam kantong kecil kusam hitam.soalnya ada pembantu saya yang beres beres dan gak sengaja kebuang...liat gak mas?"ceritanya
panjang lebar.wajah cantiknya menyiratkan kecemasan yang amat dalam.dug.jantung sobri seolah berhenti ia terhenyak,kaget.dirabanya
saku kiri kemejanya kantung hitam berisi berlian yang dikiranya manik-manik tadi masih disana.sobri gamang antara mengaku melihat atau
tidak."oo...,memangnya marjan marjan itu mahal y ,mbak?"tanya sobri polos.'itu pemberian ibu saya mas.emang mahal sih.semua itu kalau
diuangkan lebih dari lima ratus juta.tapi,buat saya itu berharga melebihi uangnya,mas.."mata wanita itu kembali memerah."lima ratus juta...?
sobri menjerit kaget.keringat dingin tiba tiba membanjiri tubuhnya,antara senang dan gamang.teringat olehnya lagi wajah jamilah yang umur
kandungannya sudah menginjak sembilan bulan.biaya persalinan pastilah mahal.kalau ia menjual marjan-marjan itu,jangankan biaya
persalinan,ia pun bisa membangun rumah yang mewah untuk jamilah dan keenam anaknya.terbayang sobri,jamilah,serta keenam anaknya
naik mobil mewah,makan ayam dan daging...hmm...liur sobri mulai merayap kabur dari bibirnya yang masih terlihat biru."emm...gak liat y
mas?"wanita rupawan itu bertanya.eh emm..."sobri tersadar dari lamunannya.kembali bingung antara menyerahkan marjan marjan itu atau
gak."cari uang yang halal ya,pak"terngiang suara istrinya,jamilah,berpesan setiap kali ia berangkat kerja. sobri linglung,bingung.tiba tiba
disekitarnya merasa gelap kepalanya terasa pening sekali matanya berkunang kunang telinganya hanya mampu menangkap suara
cemas."mas...,mas...,bangun mas!"suara lembut seorang wanita mulai menggugah kesadarannya,namun,suara ini berbeda dari suara yang
didengarnya tadi."mas...bangun!"kembali suara itu terdengar.kali ini kencang sekali seolah ada yang berteriak ditelinganya."sepertinya aku
sangat kenal suarmembukaa ini..."batinnya menggumam."mas..bangun,mas!'udah siang,kerja.hari ini bayar kontrakan!"suara wanita itu
lagi.kali ini sobri merasa ada yang memukul-mukul badannya.mata sobri perlahan membuka,dikejab-kejabkan matanya menyesuaikan
cahaya silau ruangan disekitarnya.dihadapannya tampak seorang wanita berdaster lesuh,perut buncit,memegang ciduk dan memukul-
mukul badannya,jamilah!"dimana aku?"tanya sobri bingung"ya,dirumahlah ,mas.cepetan bangun,mandi,kerja hari ini jatahnya bayar
kontrakan.udah dua bulan kita nunggak,pak udin udah gak mau kasih komproni lagi.nanti jangan pulang sebelum dapet uang y..."omel
jamilah bersungut-sunggut meninggalkan sobri,kembali ke dapur.sobri menggaruk-garuk kepalanya yang tidak terasa gatal.dilihatnya jam
-