Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
KOGNISI SOSIAL TM 5 (ATRIBUSI DAN BIAS ATRIBUSI)
VIRGIATA ADZANI…
KOGNISI SOSIAL TM 5 (ATRIBUSI DAN BIAS ATRIBUSI)
VIRGIATA ADZANI S/113221052
Referensi
Hogg, M. & Vaughan, G. (2018). Social psychology
(8th Edition). Harlow: Pearson Education Limited
MAKNA
Individu terbiasa melakukan penjelasan atau arti dari perlakuan individu lain maupun dari dalam dirinya sendiri
Dalam Psikologi Sosial, konsep yang menjelaskan proses kognitif manusia dibalik inferensi kausalitas adalah teori mengenai atribusi (proses pengambilan keputusan atas perilaku orang lain).
Naïve Psychology
Setiap orang awam adalah psikologi intuitif (Fritz Heider (1958), hal ini karena orang awam biasanya menyimpulkan sendiri perilaku yang dilakukannya serta yang dilakukan orang lain)
-
-
DARI AKSI KE DISPOSISI
Teori correspondent inference (Jones & Davis) menjelaskan proses yang terjadi ketika individu mengatribusikan trait pelaku/aktor sebagai penyebab terjadinya perilaku.
-
COVARIATION MODEL KELLEY
Kelley mengatakan bahwa covariation model membentuk atribusi atas perilaku orang lain terhadap trait dengan mempeprtimbangkan beberapa variabel
Konsistensi = ada konsistensi tinggi dan konsistensi rendah, konsisten sendiri berarti sesuatu yang sering dilakukan dengan jumlah waktu yang banyak, misalnya apakah Ata makan nasi goreng setiap malam?(konsistensi tinggi) atau hanya pada malam tertentu (konsistensi rendah).
Distinctiveness = contohnya, apakah Ata makn nasi goreng setiap hari (low distinctiveness) atau hanya saat hari tertentu saja (high distinctiveness)?
Konsensus = bagaimana reaksi orang lain terhadap stimuli yang sama, contohnya apakah semua orang makan nasi goreng? (konsensus tinggi) atau hanya Ata saja? (konsensus rendah).
-
-
BIAS ATRIBUSI
Correspondence bias = Kecenderungan individu melakukan over-attribution pada perilaku tertentu sebagai kecenderungan kepribadian yang stabil.
Contohnya Z mengobrol dengan temannya saat dosen sedang menjelaskan, Z langsung dicap sebagai orang yang tidak disiplin di dalam kelas
Fundamental attribution error = Kecenderungan individu menilai perilaku orang lain sebagai manifestasi faktor internalnya, meskipun jelas-jelas faktor situasionalnya yang lebih berpengaruh. Misalnya, X dijudge sebagai ketua yang tidak bisa memberikan solusi, padahal X masih berpikir dengan waktu yang lama agar tidak salah mengambil keputusan
Essentialism = mengejudge individu berdaarkan kelompok sosialnya, misalkaan orang Batak itu galak-galak. Padahal ya tidak semua orang Batak itu galak
The actor-observer effect = Kecenderungan untuk mengatribusi perilaku kita sendiri secara internal, sedangkan perilaku orang lain secara eksternal. Seperti menganggap bahwa diri kita adalah seorang pionir sedangkan yang lain hanya ikut-ikutan. Contohnya saya menyapa orangtua X karena saya sopan, teman saya juga menyapa orangtua X, tetapi saya menganggap teman saya hanya mengikuti apa yang saya lakukan
The false-consensus effect = Individu cenderung melakukan overestimasi derajat opini, keyakinan, preferensi, nilai-nilai atau kebiasannya cenderung normal/typical pada orang lain.Contohnya berbicara kasar, buang sampah sembarangan
Self-serving biases = Motivasi untuk berpikir positif terhadap sesuatu yang terjadi, cenderung menggunakan alasan eksternal untuk mengatribusi kegagalan kita, bahwa perilaku tsb tidak mencerminkan ‘diri kita yang sebenarnya’ (self-protecting bias). Contohnya saya mendapat nilai C karena tidak beruntung (faktor eksternal), namun jika Z mendpat nilai C karena dia tidak mampu (internal)
Self-handicapping = cenderung untuk membuka kegagalan yang akan dia alami di masa depan karena perilaku yang dia lakukan, contohnya saya akan tidak bisa menyanyi untuk ujian praktek karena saya tidak menghafalkan liriknya kemarin