Seorang laki-laki, berusia 20 tahun datang ke poliklinik RSI dengan keluhan timbul benjolan di leher kanan. Mulai teraba dan diketahui oleh pasien sejak 3 minggu sebelumnya. Awalnya benjolan sebesar kacang tanah dan semakin membesar dalam 1 minggu terakhir dengan ukuran sebesar telur puyuh. Keluhan disertai dengan demam, sering berkeringat pada malam hari, dan penurunan berat badan sebanyak kurang lebih 15 kg. Tidak terdapat nyeri ataupun kesulitan menelan. Berdasarkan pemeriksaan fisik dokter, terdapat multiple nodul, benjolan di rahang bawah dengan diameter 5cm, konsistensi solid batas tidak tegas, melekat pada otot. Dokter curiga terdapat pembengkakan kelenjar getah bening dan perlu dilakukan tindakan biopsi serta pemeriksaan darah. Hasil Darah Lengkap menunjukkan Leukosit 50.000, eritrosit 3.5jt, Hb 9 g/dL, PCV 30%, MCV 80, MCH 29, diff count 1/0/1/5/20/66/13. Setelah FNAB didapatkan hasil pemeriksaan patologi dengan keganasan sel dominan adalah sel limfosit anaplasia. Pasien bertanya lebih lanjut tentang perjalanan penyakit dan penamaan dari penyakitnya. Pasien takut penyakitnya akan menyebabkan kematian.