Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
PENGENDALIAN PENYAKIT YANG DIBAWA OLEH VEKTOR, YUSMAWATI YUSRAN…
PENGENDALIAN PENYAKIT YANG DIBAWA OLEH VEKTOR
Peran dan Mekanisme Vektor dalam Penularan Penyakit
Mekanisme Penularan
: Pada penularan penyakit melalui vektor secara mekanik, maka agen dapat berasal dari tinja, urine maupun sputum penderita hanya melekat pada bagian tubuh vektor dan kemudian dapat dipindahkan pada makanan atau minuman pada waktu hinggap/menyerap makanan tersebut. Contoh : lalat merupakan vektor mekanik penyakit diare.
Penyakit dan Agen : Malaria: Plasmodium, DHF: Dengue, Filariasis: Wuchereria bancrofti, Cholera: Vibrio cholerae, Disentri: Shigella shigae, Tipus: Salmonella typhi, Pest: Pasteurella pestis, Toxoplasmosis: toxoplasma, Ricketsiosis: Ricektsia prowasecki
Adapun pada penularan penyakit melalui vektor secara biologis, agen harus masuk ke dalam tubuh vektor melalui gigitan ataupun melalui keturunannya. Selama di tubuh vektor, agen berkembang biak atau hanya mengalami perubahan morfologis saja, sampai pada akhirnya menjadi bentuk yang infektif melalui gigitan, tinja atau cara lain untuk berpindah ke pejamu potensial.
Upaya Pengendalian Vektor Secara Umum
Tujuan Pengendalian Vektor
: untuk mencegah atau membatasi terjadinya penularan penyakit tular vektor di suatu wilayah, sehingga penyakit tersebut dapat dicegah dan dikendalikan.
Pengendalian vektor
adalah semua kegiatan atau tindakan yang ditujukan untuk menurunkan populasi vektor serendah mungkin sehingga keberadaannya tidak lagi berisiko untuk terjadinya penularan penyakit tulalr vektor di suatu wilayah atau menghindari kontak masyarakat dengan vektor sehingga penularan penyakit tular vektor dapat dicegah.
Konsep Pengendalian Vektor Terpadu
: Pengendalian vektor terpadu merupakan pendekatan pengendalian vektor menggunakan prinsip-prinsip dasar manjamen dan pertimbangan terhadap penularan dan pengendalian penyakit.
Pengendalian Vektor Terpadu dirumuskan melalui proses pengambilan keputusan yang rasional agar sumber daya yang ada digunakan secara optimal dan kelestarian lingkungan terjaga.
Metode Pengendalian Vektor
adalah dengan metode pengendalian fisik dan mekanis seperti upaya untuk mencegah, mengurangi, menghilangkan habitat perkembangbiakan dan populasi vektor secara fisik dan mekanik selain itu juga terdapat metode pengendalian dengan menggunakan agen biotik, serta pengendalian secara kimia.
Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh tim yang dibentuk oleh Pemerintah Daerah atau Lembaga Independen yang direkomendasikan oleh Departemen Kesehatan. Hal-hal yang dimonitor dan dievaluasi meliputi seluruh aspek sesuai Permenkes, tidak terbatas pada : Pelaksanaan surveilans vektor, penggunaan metode non kimiawi, manajemen pestisida.
Upaya Pengendalian Vektor Malaria
Upaya pengendalian malaria dilakukan untuk membatasi penularan serta pengendalian vektor penularnya. Pengendalian tersebut antara lain dilakukan melalui kegiatan surveilans migrasi, pengobatan penderita, dan pengendalian vektor malaria.
Diantaranya
Upaya-upaya pengendalian malaria
tersebut adalah : Meningkatkan pengetahuan tentang gejala malaria, menghindari gigitan nyamuk dengan beberapa hal seperti mengenakan celana panjang, dan baju lengan panjang, menggunakan kawat kasa anti nyamuk pada pintu dan jendela, menggunakan kelambu, Kemudian dilakukan pengobatan siaga malaria, serta upaya pencegahan dengan meningkatkan imunitas
Definisi
: Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi sasaran prioritas komitmen global dalam Millenium Develoment Goals (MDGs). Eliminasi malaria di Indonesia dimulai sejak tahun 2008 dan pada tahun 2030 diharapkan seluruh wilayah Indonesia bebas malaria, Khusus Jawa dan Bali eliminasi malaria ditargetkan mencapai pada tahun 2015.
Upaya Pengendalian Nyamuk Anopheles
: Pengendalian vektor malaria dapat dilakukan dengan cara pengendalian fisik, biologi maupun kimia. Pada pengendalian vektor malaria tindakan yang harus diambil adalah menurunkan jumlah populasi nyamuk penyebab malaria, Untuk dapat melakukan langkah-langkah kegiatan pengendalian nyamuk Anopheles, berikut beberapa langkah yang harus dilakukan yaitu: 1) Pengenalann Wilayah (Geographical Reconnaisance), 2) Pemetaan tempat perindukan (yaitu mengendalikan lokasi-lokasi yang menjadi sasaran vektor malaria) dan lainnya.
Sifat Vektor Malaria
Kebiasaan Istirahat
: Nyamuk Anopheles dapat diidentifikasi dengan posisi istirahat khas mereka di mana perut mereka tetap di udara sejajar dengan permukaan di mana mereka beristirahat.
Jarak Terbang
: Kemampuan terbang nyamuk Anopheles sp. dewasa tergantung dari spesies masing- masing, misal untuk An. sinensis mencapai 200 - 800 m, An. barbirostris mencapai 200 - 300 meter, tetapi dari hasil beberapa penelitian ada nyamuk yang bisa terbang mencapai 1 - 2 km.
Jenis Nyamuk
: Anopheles memiliki bentuk tubuh yang panjang dan terbagi menjadi 3 bagian, yaitu kepala, dada (toraks), dan perut. Saat hinggap di kulit manusia, posisi nyamuk Anopheles biasanya miring sekitar 45 derajat, berbeda dengan nyamuk kebanyakan. Nyamuk Anopheles juga biasanya berwarna kekuningan.
Tempat Berkembang Biak
: Nyamuk Anopheles penyebab malaria menyukai air bersih yang belum terpapar polusi. Maka itu, perkembangbiakan nyamuk ini lebih banyak ditemukan di air terbuka dengan vegetasi atau tumbuhan, seperti sawah, rawa, hutan mangrove, sungai, serta genangan air sisa hujan. Ketika Anda melihat genangan air dengan jentik nyamuk yang mengambang dengan posisi horizontal atau mengikuti permukaan air, bisa diperkirakan itu adalah jentik nyamuk Anopheles.
Morfologi Nyamuk Umum
: Nyamuk mempunyai ukuran badan 3,5-5 mm, badannya berisih (scales), kepala mempunyai 2 antenna, 2 pasang sayap yang di bagian thorax, mempunyai kaki 3 pasang. Tipe alat mulut menusuk dan menghisap (proboscis) digunakan untuk menghidap darah manusia atau binatang.
Ketinggian dari Permukaan Laut
: nyamuk anopheles dijumpai kurang lebih 850 meter diatas permukaan laut.
Kebiasan Makan
: Nyamuk Anopheles betina menggigit manusia atau hewan untuk perkembangan telurnya dan aktif mencari makan pada malam hari mulai jam18.00 hingga pagi jam 6.00, dengan puncak gigitan untuk setiap spesies berbeda.
Arthropodborne diseases
Definisi
: Penyakit2 yang ditularkan melalui vektor disebut juga arthropodborne disease atau vectorborne disease. Vektor penyakit adalah serangga penyebar penyakit. Rodent adalah binatang pengerat, hidup berdampingan dengan manusia. Menyebarkan penyakit dan merusak.
Jenis Vektor : Nyamuk: Culex, Anopheles, Aedes, Lalat: Musca, Kutu/tuma: Pediculus, Pinjal: Xenopsylla.
Penyakit dan Agen : Malaria: Plasmodium.
DHF: Dengue, Filariasis: Wuchereria bancrofti
Cholera: Vibrio cholerae, Disentri: Shigella shigae, Tipus: Salmonella typhi, Pest: Pasteurella pestis, Toxoplasmosis: toxoplasma, Ricketsiosis: Ricketsia prowasecki.
Pengertian Sanitasi lingkungan adalah cara menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama lingkungan fisik, yaitu tanah, air, dan udara.
PHBS merupakan kependekan dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Sedangkan pengertian PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan karena kesadaran pribadi sehingga keluarga dan seluruh anggotanya mampu menolong diri sendiri pada bidang kesehatan serta memiliki peran aktif dalam aktivitas masyarakat.
YUSMAWATI YUSRAN 18082600143
SGD 12