Dalam metode ini dilakukan penggolongan persediaan di mana dasar penggolongan tersebut adalah nilai persediaan. Yang dimaksud nilai di sini adalah nilai total dari persediaan, bukan harga persediaan per unit. Setiap item persediaan akan diberikan label sesuai kelasnya masing-masing. Ini dilakukan karena setiap item persediaan diperlakukan berbeda.
Misalnya ada persediaan kayu, paku, dan cat. Kayu bisa dilabeli dengan grade A, karena paku perlu perlakuan khusus untuk penyimpanan dalam gudang supaya tidak rusak. Lalu cat bisa dikategorikan golongan B, karena penyimpanannya mungkin lebih mudah dibanding kayu. Untuk paku bisa diberi kode C karena meskipun jumlah banyak, namun penyimpanannya jauh lebih mudah dibanding 2 persediaan sebelumnya.