Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Mioma Uteri, Referensi : -Lubis P. (2020). Diagnosis dan Tata Laksana…
Mioma Uteri
Faktor resiko mioma uteri
Genetik dan Ras
Usia
Diet
Menarche
Kontrasepsi hormonal
merokok dan alkholik
Diet : Makanan indeks glikemik tinggi dan tinggi
asam lemak omega-3
overweight dan obesitas
Lifestyle (gaya hidup)
Penyakit Komorbid
Nulipara
Stress
Infeksi/iritasi
Tata Laksana
Observasi
Medikamentosa
Agonis Gonadotropine Releasing Hormone
(GnRH)
Preparat Progesteron
Pembedahan : Histerektomi, miomektomi, Embolisasi Arteri Uterina, Miolisis/Ablasi Tumor
Asam Traneksamat
NSAID
Diagnosis Banding Mioma Uteri
Kehamilan
Adenomiosis
KET
Polip Endometrium
Endometriosis
Karsinoma Endometrium
Uterine Sarcoma
Diagnosa Banding Perut Membesar
Kehamilan Normal
Mola Hidatidosa
Kanker Ovarium
Mioma Uteri
Kista Ovarium
Kehamilan Ektopik
Diagnosa Banding Neoplasma Organ Reproduksi
Kehamilan Ektopik
Appendiks Perforasi
Hidroosalping
Endometrioma
Abses Periapendiks
Kista Dermoid
Jenis-Jenis Kontrasepsi
AKDR
AKDR yang mengandung hormon sintetik
AKDR yang tidak mengandung hormon
Mantap
Ligasi tuba/tubektomi (MOW)
Vasektomi (MOP)
Hormonal
Kombinasi (Mengandung hormon progesteron dan estrogen)(pil, suntik)
Progesteron saja (Pil, implan, suntik)
Sederhana
Tanpa alat (metode amenorhea laktasi (MAL), Coutus Interuptus, Metode Kalender, Metode Lendir Serviks, Metode Suhu Basal Badan, simpotermal)
Dengan alat (barier contraception)(kondom, diafragma, cup serviks dan spermisida)
Edukasi dan pencegahan
anjuran kontrol ulang
Tindakan preventif umum berupa pengaturan diet dan olahraga
Selama tidak ada keluhan, pasien dianjurkan kontrol setiap 6 bulan. Jika telah menopause dan tidak ada pertumbuhan tumor dalam satu tahun maka kontrol dianjurkan hanya jika muncul gejala.
Kehamilan dapat terjadi 4-6 bulan setelah penanganan. Kehamilan dapat berjalan lancar namun 1/3 kasus mioma dapat menginduksi abortus dan prematur.
mioma uteri dilakukan dengan pengaturan diet dan olahraga
merencanakan kehamilan dan memberikan ASI eksklusif
Mengurangi Merokok, dan memakasi produk kecantikan dapat memberikan efek profilaksis.
CMD
Anamnesis pribadi, tanya keluhan utama, riwayat obstetri, dll
Keluhan berupa lama haid memanjang dan perdarahan vagina di luar siklus haid; biasanya lebih berat terutama pada mioma tipe submukosa. Gejala lain adalah nyeri perut dan pinggang bawah saat menstruasi, sensasi kenyang, sering berkemih, sembelit, dan nyeri saat berhubungan seksual. Keluhan penting adalah seringnya abortus spontan atau sulit hamil terutama pada mioma submukosa. Mioma intramural dengan ukuran >2,5 cm dapat mengganggu proses persalinan norma
Pemeriksaan penunjang : USD, Tes Laboraturium seperti darah lengkap, Tes kehamilan terhadap chorioetic gonadotropin,Pielogram intravena
Pemeriksaan fisik
Pemeriksan abdomen : teraba massa didaerah pubis atau abdomen bagian bawah dengan konsistensi kenyal, bulat, berbatas tegas, sering berbenjol atau bertangkai, mudah digerakan, tidak nyeri.
Pemeriksaan bimanual : didapatkan tumor tersebut menyatu atau berhubungan dengan uterus, ikut bergerak pada pergerakan serviks.
Komplikasi
Nekrosis dan infeksi
Leiomiosarkoma
Torsi
Prognosis
Potensi keganasan mioma uteri sangat rendah tetapi dapat kambuh walau telah dilakukan miomektomi. Mioma dapat menyebabkan infertilitas dan jika terjadi bersamaan dengan kehamilan umumnya meningkatkan risiko persalinan sectio casesaria.
Prognosis mioma asimptomatis umumnya baik karena tumor akan mengecil dalam 6 bulan sampai 3 tahun, terutama saat menopause. Mioma simptomatis sebagian besar berhasil ditangani dengan pembedahan tetapi rekurensi dapat terjadi pada 15-33% pasca-tindakan miomektomi.Setelah 5-10 tahun, 10% pasien akhirnya menjalani histerektomi. Pasca-embolisasi, tingkat kekambuhan mencapai 15-33% kasus dalam 18 bulan sampai 5 tahun setelah tindakan.
Klasifikasi Mioma Uteri
Berdasarkan Histopatologi
Leiomyoma with bizzare nuclei
Cellular Leiomyoma
Mitotically active leiomyoma
Dissecting leiomyoma
Diffuse leiomyomatosis
Menurut arah perrtumbuhannya
Intramural
Subserosal
Submukosal
Intraligementer
Etiologi Mioma Uteri :
abrnomalitas gen karena mutasi genetik HMG1, HMG1-C, HMG1 (Y) HMGA2, COL4A5, COL4A6, dan MEDI2.2 Kelainan kromosom terjadi akibat gangguan translokasi kromosom 10, 12, dan 14, delesi kromosom 3 dan 7 serta aberasi kromosom 6.
AKibat estrogen dan progesteron merangsang pertumbuhan dinging (jaringan fibroid) uterus setiap siklus menstruasi. Jaringan fibroid memiliki reseptor estrogen dan progesteron lebih banyak dibanding dinding otot uterus
Defenisi :
Mioma uteri atau sering disebut fibroid merupakan tumor jinak yang berasal dari otot polos uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya.
Patogenesis Neoplasma Organ Reproduksi
Patofisiologi Mioma Uteri
Referensi :
-Lubis P. (2020). Diagnosis dan Tata Laksana Mioma Uteri; 47(3). hal 196-200.
-Bain, Catrina M dkk. Ilustrasi Ginekologi. Edisi Keenam. Elsevier. 2015.
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu & Fasilitas Kesehatan Dasar Rujukan. Edisi 1 oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Tahun 2013.
Anwar, Mochammad dkk. Ilmu Kandungan Edisi Ketiga. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2011.
Aymara M, Marta T, Joana DC, Gloria E, Ignacio C, Javier M. Updated approaches for management of uterine fibroids. Internat J Women’s Health. 2017;9: 607-17
Maria SD, Edward MB. Uterine fibroids: Diagnosis and treatment. Am Fam Physician. 2017;95(2):100-7
Vilos G, Allaire C, Laberge P, et al. The Management of Uterine Leiomyomas. Journal of Obstetrics and Gynaecology Canada. 2016;37(2):157-178.
SGD 15 :
Jihan
Maghfira(1908260209)