Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
HERD IMMUNITY DAN VAKSINASI COVID-19, ANGGRAINI BARUS 1808260110 - Coggle…
HERD IMMUNITY DAN VAKSINASI COVID-19
Epidemiologi Covid-19
Kasus COVID-19 pertama kali ditemukan pada Desember 2019 di Wuhan Cina. Setelah itu, virus SARS-Cov-2 menyebar ke seluruh bagian negara Cina dalam waktu beberapa minggu, dan ke negara lain dalam waktu beberapa bulan.
Sampai tanggal Juli 2021, COVID-19 sudah ditemukan di 216 negara, dengan total terkonfirmasi lebih dari 190.000.000 kasus.
Sampai bulan Juli 2021, COVID-19 di Indonesia sudah mendekati 3.000.000 kasus konfirmasi dan menempati peringkat ke 14 total kumulatif kasus COVID-19 di dunia.
Kasus terkonfirmasi COVID-19 pertama di Indonesia dilaporkan pada tanggal 2 Maret 2020, dengan jumlah pasien 2 orang.
Herd Immunity
Kekebalan kelompok (herd immunity), yang juga dikenal sebagai ‘kekebalan populasi’, adalah konsep yang digunakan untuk imunisasi, di mana suatu populasi dapat terlindung dari virus tertentu jika suatu ambang cakupan imunisasi tertentu tercapai.
Kekebalan kelompok tercapai dengan cara melindungi orang dari virus, bukan dengan cara memaparkan orang terhadap virus tersebut.
Dalam konsep kekebalan kelompok, sebagian besar penduduk diimunisasi, sehingga menurunkan jumlah keseluruhan virus yang dapat menyebar ke seluruh populasi.
Alhasil, tidak semua orang perlu diimunisasi agar terlindungi. Hal ini membantu memastikan bahwa kelompok-kelompok rentan yang tidak dapat diimunisasi tetap aman.
Vaksinasi Covid-19
Vaksinasi merupakan suatu upaya untuk menimbulkan kekebalan seseorang secara aktif dengan tindakan pemberian zat antigen yang bertujuan untuk merangsang antibodi sehingga diharapkan akan kebal terhadap penyakit tersebut atau hanya megalami sakit ringan.
Vaksin adalah produk biologi yang berisi antigen (zat yang dapat merangsang sistem imunitas tubuh untuk menghasilkan antibodi sebagai bentuk perlawanan) yang bila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu.
Jenis Vaksin Covid-19
Sinovac
Sinovac adalah produsen vaksin COVID-19 (CoronaVac) asal Cina yang memproduksi vaksin jenis inactivated, yaitu berasal dari virus yang telah dimatikan.
Pfizer-BioNTech
Vaksin Pfizer-BioNTech yang termasuk jenis vaksin biosintetik.
Vaksin yang berisi kode genetik dari virus tersebut yang disuntikkan ke tubuh, tidak menyebabkan sakit tetapi mengajari sistem imun untuk memberikan respons perlawanan.
AstraZeneca
merupakan vaksin yang mampu memicu respons imun terhadap
penyakit seperti COVID-19. Ini juga dapat dikategorikan jenis vaksin biosintetik.
Sinopharm
Vaksin ini memanfaatkan virus yang sudah dimatikan atau masuk jenis inactivated vaccine sebagaimana sinovac.
Vaksin COVID-19 Sinopharm memerlukan
pengelolaan yang tidak berbeda dengan Sinovac.
Moderna
vaksin COVID-19 Moderna yang merupakan
jenis vaksin biosintetik. Moderna digunakan untuk usia 18 tahun ke atas dengan dua suntikan yang diberikan selang 28 hari. Moderna mengklaim efikasi 94%.
Novavax
Novavax adalah jenis vaksin biosintetik, dengan menggunakan spike protein yang dibuat khusus untuk meniru protein spike alami dalam virus Corona.
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
KIPI adalah setiap kejadian medis yang tidak diinginkan, terjadi setelah pemberian imunisasi/vaksinasi, dan belum tentu memiliki hubungan kausalitas dengan vaksin.
Reaksi yang terkait produk vaksin. KIPI yang diakibatkan atau dicetuskan oleh satu atau lebih
komponen yang terkandung di dalam produk vaksin.
Reaksi yang terkait dengan cacat mutu vaksin. KIPI yang disebabkan atau dicetuskan oleh satu atau lebih
cacat mutu produk vaksin, termasuk alat pemberian vaksin yang
disediakan oleh produsen.
Efek Samping Vaksin
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menjelaskan beberapa efek samping merupakan tanda normal bahwa tubuh sedang berproses membangun sistem imun.
Efek samping ini dapat mempengaruhi kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari, tetapi akan hilang dalam beberapa hari.
Efek samping yang umum dirasakan di lengan bagian suntikan berupa rasa sakit, pegal, dan dapat terjadi pembengkakan.
Sedangkan, efek samping lainnya yang dirasakan di seluruh atau bagian tubuh lainnya berupa demam, batuk, kelelahan, dan sakit kepala dapat menyerang ke sebagian orang.
Vaksin Membuat Virus Bermutasi
Ya, Vaksin menekan virus bermutasi sehingga virus dapat bertahan terhadap antibodi sel inang. Namun vaksin tidak merubah gen dari virus.
ANGGRAINI BARUS
1808260110