Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
MIND MAP CERITA SAMPAH BERTUAH, NADYA SALZABILA PINARDHI 9C - Coggle…
MIND MAP CERITA SAMPAH BERTUAH
ORIENTASI
(1) pun truk truk sampah yang masih satu dua menghiasi tempat pembuangan sampah kota baru bergegas menyudahi hajatannya pernah berlari lari menuju pos masing masing pulang puluhan tubuh dekil yang sedari tadi mengais ngais harta Karun ditengah gunungan sampah TPS.
(2) satu persatu lari Tunggang Langgang yang menyelamatkan diri dari Kebas memikul hasil Jarahan nya dengan Tergesa-gesa namun tidak bagi Sobiri tubuh kurus kumal mengenaskan itu tetap tinggal bermandikan hujan tengah asik menekuri pekerjaan harian nya sambil sesekali membetulkan letak belacu yang menutupi hidung nya.
(3) sekadar menyumpal rongga hidung menangkal bau sampah busuk terkena hujan di sekitarnya tangan dekilnya lagi lagi mengkorek korek Tumpukan sampah dihadapanNya sedangkan sukmanya berkelana di Peraduan nya
(4) kembali terbayang satu persatu wajah anggota keluarganya istrinya jamilah yang sedang hamil tua Adi anak sulung nya yang tahun ini masuk sekolah dasar Linggar Surti Lina dan Yusuf yang hanya berjarak satu tahun yang semuanya menggantungkan sesuap nasi pada rangka berbalut kulit yang hampir tak berdaya milik nya
KOMPLIKASI
(1) "pak hari ini jatahnya bayar kontrakan udah dua bulan kita menunggak pak pak Udin nggak mau kasih kompromi lagi nanti jangan pulang sebelum dapat uang nya ya" Wanti Wanti istrinya tadi pagi sebelum Sobri berangkat kerja
(2) di tengok nya lagi sekarang botol plastik yang telah dikumpulkannya hari ini "cuma dapat segini mana cukup ?" kesahnya menggantung di antara dua bibir yang mulai membiru
(3) tangan sobri kembali memilah-milah sampah yang ada di hadapannya sekali ia berpindah tempat tetap mencari botol botol bekas yang bisa dia jual atau apa saja yang masih bisa like pakai untuk kebutuhan sehari-hari baju baju bekas sepatu sekolah Sisulung mainan untuk si kecil bahkan susu nasi bungkus pun tak ragu
(4) sebagai buah tangan ketika kantong kusam nya tak dihuni rupiah seperti hari ini nomor sepertinya hari sedang tak bersahabat dengannya hari ini ia hanya mendapatkan sekarang botol bekas tak ada barang lain yang bisa ia temukan tak ada baju buka seperti biasanya tak ada mainan bekas atau buku bekas sisa makanan pun tak ada
(5) kandas pak Sobri kalah cepat dengan pemburu harta Karun lainnya yang di temukannya hanya plastik plastik busuk bercampur air robek di sana sini bertumpuk-tumpuk Sobri terduduk lemah lelah Sobri lelah badannya aku yuk mulai berubah biru sesal nya meronta asanya sudah tak berdegup mati disesalinya keputusan meninggalkan 11 jam nya sejak matahari bangun tadi pagi hanya untuk mencari pinjaman uang untuk juga tak didapatkannya
(6) "kalo dari tadi pagi ke sini mungkin bisa dapat banyak..." sergahnya pelan tak terdengar kalau riuh hujan yang Tumpah
(7) sobri tergelak bau busuk berarak menusuk masuk hidung Sobri ia mengembalikan kesadaran nya sejenak membetulkan letak belacu nya tetapi tangannya terangkut sesuatu sebuah Kantung kain kecil seperti tempat uang recehan tangan sobri meraba raba Kantung itu berharap dalamnya masih ada beberapa kau in rupiah berharap dalamnya masih ada beberapa koin rupiah hampa tak ada isinya tunggu ada yang mengganjal di bagian bawah kantong itu kecil kecil bulat beberapa Sobri menarik tali kantung ke kanan dan ke kiri merogoh isinya ada lima buah bulat kecil berkilau-kilau memancarkan warna biru
(8) "oalah..... Manik-manik" guman nya "lumayanlah buat mainan anak anak" lanjutnya masukan butir yang buat itu kembali lalu menyimpannya baik baik di saku bajunya iya lalu beranjak dari duduknya bermaksud pulang memikul Sekarung botol bekas yang ingin dijual nya
1 more item...
EVALUASI
(1) ia teringat pada keluarganya antara senang dan nggak gamang ia mulai membayangkan hal hal yang ia bisa lakukan dengan berlian berlian tersebut
(2) "ehmmm.. gak liat ya mas ?" Wanita itu pun kembali bertanya Sobri tersadar dari lamunannya kembali bingung antara menyerahkan berlian berlian itu atau kah tidak
(3) "cari uang yang halal ya pak" ternngiang ngiang suara istrinya jamilah setiap ia berangkat kerja sobri linglung bingung tiba tiba di sekitarnya terasa gelap kepalanya terasa pening sekali matanya berkunang-kunang telinga nya hanya mampu menangkap suara cemas
(4) "mas... mas .." "mas bangun mas!" Suara lembut seorang wanita mulai menggugah kesadaran nya namun suara ini berbeda dari seorang yang di dengarnya tadi suara itu kembali terdengar kali ini kencang sekali seolah ada yang berteriak di telinga nya
"sepertinya aku sangat kenal dengan suara ini..." Batin Sobri mengguman "mas... Bangun udah siang kerja hari ini kita bayar kontrakan" suara wanita itu lagi kali ini Sobri merasa bingung merasa ada yang memukul badan badan nya
(5) mata Sobri perlahan lahan membuka di kerjab kan nya matanya menyesuaikan cahaya Silau ruangan disekitarnya dihadapanNya tanpa seorang wanita berdasarkan Nusu perut buncit memegang Ciduk dan memukul mukul badannya itu Jamilah
(6) "di mana aku" tanya Sobri bingung
(7) "ya di rumah lah mas cepetan bangun mandi kerja hari ini jatahnya bayar kontrakan udah dua bulan kita menunggak pak Udin nggak mau kasih kompromi lagi nanti jangan pulang sebelum dapat uangnya ya" omel Jamilah bersungut-sungut meninggalkan Sobri kembali ke dapur
1 more item...
RESOLUSI
langit mendadak berubah kelabu awan awan hitam bertandang tak diundang menggantikan cahaya mentari sepenggalah sobri berjalan dengan hati yang di yang ke kiri yang senyum tak pernah lepas terpahat dari bibir tebal pecah miliknya tangannya mengadah menyambut gerimis yang mulai menampakkan diri menyirami tanah tanah Tandus bumi pertiwi
"500 juta....hahaha" kembali Sobri mengguman
KODA
"cari uang yang halal ya pak" terngiang ngiang suara istri nya jamilah reza berpesan setiap kali ia berangkat kerja. Sobri linglung bingung tiba tiba disekitarnya terasa gelap kepalanya terasa pening sekali matanya berkunang-kunang telinga nya hanya mampu menangkap suara cemas
NADYA SALZABILA PINARDHI 9C