Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
PERDARAHAN POST PARTUM - Coggle Diagram
PERDARAHAN POST PARTUM
embriogenesis plasenta
proses pembentukan struktur dan jenis plasenta yang terjadi 12-18 minggu setelah fertilisasi
3 minggu pasca dimulai pembentukan vili korealis, vili korealis akan bertumbuh menjadi suatu masa jaringan yaitu plasenta
lapisan desidua yang meliputi hasil konsepsi kearah kavum uteri disebut desidua kapsularis, yang terletak antara hasil konsepsi dan dinding uterus disebut desidua basalis, disitu plasenta akan dibentuk.
darah ibu dan darah janin dipisahkan oleh dinding pembuluh darah janin dan lapisan korion, plasenta ini disebut plasenta jenis hemokrial
sel-sel desidua yang tidak dihancurkan oleh trofoblas dan sel-sel ini akhirnya membentuk lapisan fibronoid yang disebut lapisan Nitabuch, ketika melahirkan plasenta terlepas dari endometrium pada lapisan Nitabuch ini.
maturitas plasenta
merupakan tanda menuanya plasenta yang mulai terlihat pada kehamilan trimester 3. secara USG maturitas akan terlihat bintik putih, semakin tua kehamilan maka jumlahnya semakin banyak.
maturitas plasenta adalah deposit kalsium pada plasenta,deposit ini menyebabkan jaringan plasenta yang ditempatinya menjadi jaringan ikat, deposit ini juga bisa menyumbat pembuluh darah di plasenta
derajat maturitas
grade 1: terlihat sedikit gambaran maturitas, antara usia kehamilan 18-29 minggu
grade 2: ditemukan dengan mudah maturitas setengah lingkarang, anatar usia kehamilan 30-38 minggu
grade 0: tidak ditemukan maturitas, sebelum usia kehamilan 18 minggu
grade 3: banyak ditemukan kalsifikasi berbentuk lingkaran, saat usia kehamilan mencapai 39 minggu atau lebih
kelainan implantasi
plasenta akreta
plasenta inkreta
plasenta perkreta
definisi perdarahan post partum
perdarahan post partum adalah perdarahan pervaginam 500 cc atau lebih setelah kala 3 selesai dan setelah plasenta lahir.
klasifikasi
Perdarahan postpartum primer yaitu perdarahan postpartum yang terjadi dalam 24 jam pertama kelahiran. Penyebab utama perdarahan postpartum primer adalah atonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta, robekan jalan lahir, dan inversio uteri.
Perdarahan postpartum sekunder yaitu perdarahan postpartum yang terjadi setelah 24 jam pertama kelahiran. Perdarahan postpartum sekunder disebabkan oleh infeksi, penyusutan rahim yang tidak baik, atau sisa plasenta yang tertinggal
etiologi
atoni uteri
trauma dan laserasi
tissue (retensio plasenta)
trombophilia (kelainan perdarahan)
faktor resiko
persalinan lama
bayi dalan janin lebih dari satu
episiotomi
bayi besar lebih dari 4000 gr
riwayat perdarahan sebelumnya
anemia saat hamil
usia kehamilan terlalu tua lebih dari 38 tahun
gejala klinis
darah berwarna merah segar
Nyeri pada perut bawah.
Demam.
Pernapasan cepat.
Keringat dingin
Penurunan kesadaran, mengantuk atau pingsan.
patofisiologi
Dalam persalinan pembuluh darah yang ada di uterus melebar untuk meningkatkan sirkulasi ke sana, atoni uteri dan subinvolusi uterus menyebabkan kontraksi uterus menurun sehingga sehingga pembuluh darah- pembuluh darah yang melebar tadi tidak menutup sempura sehinga pedarahan terjadi terus menerus. Trauma jalan terakhir seperti epiostomi yang lebar, laserasi perineum, dan rupture uteri juga menyebabkan perdarahan karena terbukanya pembuluh darah, penyakit darah pada ibu; misalnya afibrinogemia atau hipofibrinogemia karena tidak ada kurangnya fibrin untuk membantu proses pembekuan darah juga merupakan penyabab dari perdarahan dari postpartum. Perdarahan yang sulit dihentikan bisa mendorong pada keadaan shock hemoragik.
tatalaksana awal dan khusus
Lakukan tarikan terkendali pada talipusat kearah ventro kaudal, sambil melakukan counter-pressure kearah dorsokranial untuk menghindari inversi uterus, sambil ibu diminta mengejan.
Lakukan masase fundus uterus
tunggu kontraksi uterus
Observasi di kamar bersalin sampai 2 jam pascasalin
Suntik 10 unit oksitosin (1 ampul) segera setelah janin lahir.
cara mendiagnosa
Umumnya pendarahan post-partum didiagnosa apabila jumlah pendarahan dianggap melebihi batas normal 500 cc.
Tanda dan gejala klinis dari kehilangan darah meliputi kelemahan, berkeringat, dan takikardi yang biasanya timbul setelah kehilangan 15-25% kehilangan darah dari volume total.
Pada pendarahan post-partum yang disebabkan oleh atonia uteri biasanya ditemukan uterus yang lembut dan pendarahan pervagina. Hematum bisa timbul sebagai nyeri atau perubahan tanda vital yang tidak sesuai dengan kehilangan darah. Kebanyakan retroperitoneal hematum timbul 24 jam dari melahirkan dan bisa disertai dengan demam, ileus, nyeri paha, dan udem ekstremitas bawah
edukasi
kombinasi dari pemberian uterotonika segera setelah bayi lahir
peregangan tali pusat terkendali dan melahirkan plasenta
komplikasi
Komplikasi persalinan: kondisi nyawa ibu dan atau janin yang ia kandung terancam yang disebabkan oleh gangguan langsung saat persalinan. Seperti perdarahan, partus macet atau partus lama dan infeksi akibat trauma pada persalinan.
Komplikasi kehamilan: perdarahan, pre eklampsia, nyeri hebat didaerah abdominopelvikum, hyperemisis gravidarum, disuria, ketuban pecah dini, pertumbuhan janin terhambat, polihidramnion, makrosomia.
Komplikasi masa nifas: beberapa bakteri dapat menyebabkan infeksi pasca persalinan, infeksi masa nifas masih merupakan penyebab tertinggi angka kematian ibu (AKI).