Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
PENDARAHAN POSTPARTUM - Coggle Diagram
PENDARAHAN POSTPARTUM
Kelainan implantasi plasenta
plasenta previa : kondisi ketika ari-ari atau plasenta berada di bagian bawah rahim, sehingga menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir.
plasenta akreta : kondisi ketika plasenta (ari-ari) tumbuh terlalu dalam pada dinding rahim.
plasenta inkreta: kondisi ketika plasenta tumbuh hingga mencapai otot rahim.
plasenta perkreta: kondisi ketika plasenta tumbuh hingga menembus seluruh dinding rahim dan melekat pada organ lain, seperti kandung kemih.
Klasifikasi
Perdarahan Postpartum Primer
atonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta,
robekan jalan lahir dan inversio uteri
Perdarahan Postpartum Sekunder
infeksi,
penyusutan rahim yang tidak baik, atau sisa plasenta yang
tertinggal
Embriologi plasenta
Pembentukan plasenta Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta. Pada manusia plasentasi terjadi 12-18 minggu setelah fertilisasi.Tiga minggu pasca dimulai pembentukan vili korealis. Vili korealis ini akan bertumbuh menjadi suatu masa jaringan yaitu plasenta
Histologi plasenta
Pars naternal, Pars fetalis
chorionic plate, villi chorealis
Maturitas plasenta
Tingkat 0 (sebelum usia kehamilan 18 minggu). Tingkat I (antara usia kehamilan 18-29 minggu).
Tingkat II (antara usia kehamilan 30-38 minggu). Tingkat III (saat usia kehamilan mencapai 39 minggu atau lebih).
Definisi
erdarahan 500 mL atau lebih dari jalan lahir pada persalinan spontan pervaginam setelah kala III selesai (setelah plasenta lahir) atau 1000 mL pada persalinan sectio caesarea.
Etiologi
tonus, tissue, trauma, dan thrombin
Faktor risiko
paritas, peregangan uterus yang berlebih, partus lama, umur, jarak hamil kurang dari 2 tahun, persalinan yang dilakukan dengan tindakan, anemia, riwayat persalinan buruk sebelumnya dan status Gizi Ibu.
Tanda dan gejala
Darah berwarna merah segar.
Nyeri pada perut bawah. Demam.
Pernapasan cepat. Keringat dingin.
Penurunan kesadaran, mengantuk atau pingsan.
Patofisiologi
perdarahan postpartum disebabkan oleh beberapa faktor, namun sebelum membahas mengenai patofisiologi,perlu diketahui bahwa selama masa kehamilan volume darah ibu meningkat hingga 50% atau setara dengan 4-6 liter.
CMD
anamnesis singkat, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang seperlunya.
USG, untuk melihat bagian dalam uterus apakah ada sisa plasenta yang tertinggal
Pemeriksaan faktor pembekuan, untuk melihat adanya kelainan pembekuan atau tidak.
Diagnosis banding
atonia uteri, retensio plasenta, robekan jalan lahir, rest plasenta, inversio plasenta
Tatalaksana
memberikan cairan pengganti melalui infus, Pemberian obat-obatan untuk memperkuat kontraksi uterus, seperti oksitosin.Melakukan tindakan kuret apabila terdapat sisa jaringan plasenta yang tertinggal di dalam uterus.Pemberian transfusi darah dan komponen darah apabila terdapat perdarahan masif pada pengidap.
Komplikasi
syok hipovolemik, gumpalan darah dan perdarahan terjadi di saat yang bersamaan,gagal ginjal akut, acute respiratory distress syndrome, bahkan kematian
Prognosis
Prognosis pada penderita perdarahan postpartum sangat bergantung pada penatalaksanaan yang diberikan. ika tatalaksana yang diberikan cepat dan tepat maka tentu saja prognosis pada penderita dengan perdarahan akan baik pula.
Edukasi
menyarankan ibu untuk rajin memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit). Pemeriksaan rutin pada ibu hamil disebut sebagai asuhan antenatal (Antenatal Care / ANC).