Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
PERDARAHAN POST PARTUM (NISA ULJANNAH_1908260096) - Coggle Diagram
PERDARAHAN POST PARTUM (NISA ULJANNAH_1908260096)
FISIOLOGI PLASENTA
Plasenta adalah alat yang sangat penting bagi janin karena merupakan alat pertukaran zat antara ibu dan anak sebaliknya. Pertumbuhan Plasenta makin lama makin bear dan luas, umumnya mencapai pembentukan lengkap pada usia kehamilan sekitar 16 minggu. Jiwa anak tergantung plasenta, baik tidaknya anak tergantung pada baik buruknya plasenta. Plasenta merupakan organ sementara yang menghubungkan ibu dengan janin. Plasenta memproduksi beberapa hormon penting dalam kehamilan yaitu Human Chorionic Gonatropin (HCG) dan Human Plasenta Lactagen (PHL).
GEJALA KLINIS PPP
Gejala klinis yang mungkin terjadi adalah kehilangan darah dalam jumlah banyak (500 ml), nadi lemah, haus, pucat, gelisah, letih, tekanan darah rendah, ekstremitas dingin, dapat pula terjadi syok hemoragik
DIAGNOSIS BANDING PPP
Atoni Uteri
Robekan jalan lahir
Retensio Plasenta
Ruptur Uteri
PROGNOSIS & KOMPLIKASI
Prognosis pada penderita perdarahan postpartum sangat bergantung pada penatalaksanaan yang diberikan. Jika tatalaksana yang diberikan cepat dan tepat maka tentu saja prognosis pada penderita dengan perdarahan akan baik pula. Namun apabila tatalaksana yang diberikan tidak adekuat, maka mortalitas akan meningkat.
Perdarahan postpartum dapat menyebabkan komplikasi kematian. Perdarahan postpartum dilaporkan menjadi penyebab kematian tersering pada wanita hamil.
TATALAKSANA AWAL PPP
Pada keadaan akut, yaitu ketika kehilangan darah sangat banyak, tindakan pertama yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan cairan pengganti melalui infus. Tindakan memperbaiki keadaan umum pengidap merupakan prioritas utama pengobatan.
TATALAKSANA DEFENITIF RETENSIO PLASENTA, & KOMPLIKASI DARI TINDAKAN YANG DILAKUKAN
Pemberian obat-obatan untuk memperkuat kontraksi uterus, seperti oksitosin.
Melakukan tindakan kuret apabila terdapat sisa jaringan plasenta yang tertinggal di dalam uterus.
Pemberian transfusi darah dan komponen darah apabila terdapat perdarahan masif pada pengidap
EDUKASI & PENCEGAHAN
Edukasi yang dapat diberikan kepada ibu hamil yakni menyarankan ibu untuk rajin memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit). Pemeriksaan rutin pada ibu hamil disebut sebagai asuhan antenatal (Antenatal Care / ANC).
KELAINAN IMPLANTASI PADA PLASENTA
Plasenta Inkreta
Plasenta Perkreta
Plasenta Akreta
CMD PPP
Diagnosis pada penderita perdarahan postpartum dapat dilakukan dengan melakukan anamnesis singkat, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang seperlunya. Perlu diingat bahwa ketiga hal tersebut harus dilakukan dengan cepat dan tepat, karena sering kali kasus perdarahan postpartum membutuhkan penanganan segera.
ETIOLOGI, FAKTOR RISIKO, PATOFISIOLOGI PPP
Penyebab dari perdarahan postpartum disebabkan oleh istilah atau mnemonic yang sudah banyak dikenal sebagai 4T, yakni tonus, tissue, trauma, dan thrombin.
Faktor Risiko
Beberapa faktor risiko yang meningkatkan kejadian perdarahan postpartum, yaitu:
Persalinan lama.
Bayi dalam janin lebih dari satu.
Episiotomi (tindakan membuka jalan lahir dengan memberikan potongan di sekitar jalan lahir).
Bayi besar lebih dari 4000 gr.
Riwayat perdarahan sebelumnya.
Anemia saat hamil.
Usia kehamilan terlalu tua (lebih dari 38 tahun).
Patofisiologi dari perdarahan postpartum disebabkan oleh beberapa faktor, namun sebelum membahas mengenai patofisiologi, perlu diketahui bahwa selama masa kehamilan volume darah ibu meningkat hingga 50% atau setara dengan 4-6 liter. Volume plasma mengalami peningkatan hingga melebihi kadar total sel darah merah (red blood cell / RBC), sehingga menimbulkan kesan penurunan konsentrasi hemoglobin dan penurunan jumlah hematokri
PERDARAHAN POST PARTUM & KLASIFIKASI
Perdarahan postpartum atau perdarahan pasca persalinan adalah keluarnya darah dari jalan lahir segera setelah melahirkan. Perdarahan setelah melahirkan dengan jumlah wajar merupakan hal yang normal terjadi, hal ini disebut lochia.
Klasifikasi
Perdarahan postpartum primer (early postpartum hemorrhage) yang terjadi dalam 24 jam setelah anak lahir.
2) Perdarahan postpartum sekunder (late postpartum hemorrhage) yang terjadi setelah 24 jam, biasanya antara hari ke 5 sampai 15 postpartum.