Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Perdarahan Post Partum, Nurul Hidayah (19-137) - SGD 12 - Coggle Diagram
Perdarahan Post Partum
Maturasi dan Implantasi Plasenta
Penurunan morula ke uterus
Implantasi
Fertilisasi
Pembentukan plasenta
Embriogenesis Plasenta
Cleavage
Blastula
Fertilisasi
Manajemen Aktif Kala 3
Peregangan tali pusat terkendali
Masase fundus uteri
Pemberian suntikan oksitosin
Patofisiologi Perdarahan Post Partum
Otot uterus tidak mengalami retraksi dan kontraksi sehingga pembuluh darah membuka dan menimbulkan perdarahan yang banyak
Etiologi Perdarahan Post Partum
Tissue
Trauma dan Laserasi
Tone
Thrombin
Faktor Resiko Perdarahan Post Partum
Umur
Anemia
Paritas
Oksitosin drip
Partus lama
Persalinan dengan tindakan
Jarak kelahiran
Tata Laksana Awal Perdarahan Post Partum
Memulai pemberian cairan kristaloid (NaCl 0,9% atau Ringer Laktat atau Ringer Asetat) sesuai dengan kondisi ibu.
Melakukan pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan.
Memasang infus intravena dengan jarum besar
Menilai sirkulasi, jalan napas, dan pernapasan pasien.
Memberikan oksigen.
Memanggil bantuan tim untuk melakukan tatalaksana secara simultan
Tata Laksana Khusus Perdarahan Post Partum Berdasarkan Etiologi
Inversio uteri : Segera melakukan reposisi uterus. Namun jika reposisi tampak sulit, apalagi jika inversio telah terjadi cukup lama, rujuk ke fasilitas yang lebih memadai dan dapat melakukan operasi untuk dilakukan laparotomi. Bila laparotomi tidak berhasil dapat dilakukan histerektomi sub total hingga total.
Ruptura uteri : Merujuk ke fasilitas yang lebih memadai dan dapat melakukan operasi untuk dilakukan reparasi uterus atau histerorafi. Bila histerorafi tidak berhasil dapat dilakukan histerektomi sub total hingga total.
Robekan Jalan Lahir : Untuk ruptur perineum dan robekan dinding vagina lakukan penjahitan seperti biasa, untuk robekan Serviks lakukan penjahitan secara kontinu dimulai dari ujung atas robekan kemudian ke arah luar sehingga semua robekan dapat dijahit
Retensio Plasenta : Melakukan plasenta manual secara hati-hati
Sisa Plasenta : Melakukan eksplorasi digital (bila serviks terbuka) dan keluarkan bekuan darah dan jaringan. Bila serviks hanya dapat dilalui oleh instrumen, lakukan evakuasi sisa plasenta dengan aspirasi vakum manual atau dilatasi dan kuretase.
Atonia uteri : Memberikan 20-40 unit oksitosin dalam 1000 ml larutan NaCl 0,9%/Ringer Laktat dengan kecepatan 60 tetes/menit dan 10 unitIM. Lanjutkan infus oksitosin 20 unitd alam 1000 ml larutan NaCl 0,9%/Ringer Laktat dengan kecepatan 40 tetes/menit hingga perdarahan berhenti.
Membedakan Penyebab Perdarahan Berdasarkan CMD
Anemia
Post partum hemmorhage et retensio plasenta
Syok hipovolemik
Nurul Hidayah (19-137) - SGD 12