Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Post Partum Hemorrhage etc Retensio Plasenta - Coggle Diagram
Post Partum Hemorrhage etc Retensio Plasenta
Definisi
Hilangnya darah sebelum,sesudah lahirnya plasenta yang melebihi 500 ml setelah bayi lahir pada persalinan pervaginam, 1000 ml pada section sesaria, 1400 ml pada histerektomi secara selektif atau 3000 ml sampai 3500 ml pada histerektomi sesaria darurat
Faktor Resiko
Jarak kelahiran
Umur
Antepartum hemorrhage
Augmented labor
Chorioamnionitis
Fetal macrosomia
Maternal anemia
Maternal obesity
Multifetal gestation
Preeclampsia
Primiparity
Prolonged labor
Etiologi
Tone (Kontraksi uterus yang abnormal)
Distensi uterus yang berlebihan
Kelehan otot uterus
Distorsi Uterus
Infeksi intraamnion
Tissue (Sisa Konsepsi yang tertahan atau tertinggal)
Jaringan yang tertinggal
Abnormal plasenta
Trauma
Laserasi serviks,vagina, atau perineum
Ekstensi, laserasi pada operasi seksio sesaria
Ruptur uteri
Inversi uteri
Thrombin
Hemofilia A, Von Willebrands disease, ITP, DIC
Trombositopenia dengan pre-eklampsia
Pre-eklampsia
Infeksi berat
Abrupsi
Embolus cairan amnion
Histologi Plasenta
Fisiologi Plasenta
Fungsi
Membentuk penghalang terhadap infeksi dan serangan kekebalan ibu
Mengangkut nutrisi penting dan produk limbah ke dan dari janin
Selama kehamilan, ia bertindak sebagai paru-paru, usus, ginjal, dan hati janin.
endokrin utama yang mengatur fisiologi dan metabolisme ibu serta menyediakan lingkungan yang aman dan protektif di mana janin dapat berkembang.
plasentasi terjadi 12-18 minggu setelah fertilisasi.
Tiga minggu pasca dimulai pembentukan vili korealis. Vili korealis ini akan bertumbuh menjadi suatu masa jaringan yaitu plasenta
Pembentukan plasenta dimulai setelah implantasi
Patofisiologi PPH
DD PPH
Retensio Plasenta
Plasenta belum lahir setelah 30 menit
Perdarahan segera
Uterus kontraksi baik
Tali pusat putus akibat traksi berlebihan
Inversio uteri akibat tarikan
Perdarahan lanjutan
Atonia Uteri
Uterus tidak berkontraksi dan lembek
Perdarahan setelah anak lahir (perdarahan pascapersalinan primer)
Robekan Jalan Lahir
Perdarahan segera
Darah segar yang mengalir segera setelah bayi lahir
Uterus kontraksi baik
Plasenta lengkap
Inversio Uteri
Uterus tidak teraba
Lumen vagina terisi massa
Tampak tali pusat (jika plasenta belum lahir)
Perdarahan segera
Nyeri sedikit atau berat
Ruptur Uteri
Perdarahan segera (Perdarahan intraabdominal dan / atau pervaginam
Nyeri perut berat atau akut abdomen
Tertinggal sebagian Plasenta
Plasenta atau sebagian selaput (mengandung pembuluh darah) tidak lengkap
Perdarahan segera
Uterus berkontaksi tetapi tinggi fundus tidak berkurang (kontraksi hilang-timbul)
CMD PPH
Anamnesis
Vital Sign
peningkatan detak jantung
peningkatan frekuensi pernapasan
tekanan darah menurun
merasa pingsan saat berdiri
kedinginan
mungkin kehilangan kesadaran
tanda dan gejala syok, seperti kebingungan, penglihatan kabur, kulit lembab, dan kelemahan.
Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap
Tatalaksana PPH
Awal
Minta bantuan, nilai sirkulasi, jalan napas, dan pernapasan pasien.
Bila menemukan tanda-tanda syok, lakukan penatalaksanaan syok
Berikan oksigen.
Pasang infus intravena dengan kanul berukuran besar (16 atau 18) dan mulai pemberian cairan kristaloid (NaCl 0,9% atau Ringer Laktat atau Ringer Asetat) sesuai dengan kondisi ibu.
Lakukan pengawasan tekanan darah, nadi, dan pernapasan ibu.
Periksa kondisi abdomen: kontraksi uterus, nyeri tekan, parut luka, dan tinggi fundus uteri.
Periksa kelengkapan plasenta dan selaput ketuban.
Periksa jalan lahir dan area perineum untuk melihat perdarahan dan laserasi (jika ada, misal: robekan serviks atau robekan vagina).
Pasang kateter Folley untuk memantau volume urin dibandingkan dengan jumlah cairan yang masuk. (Catatan: produksi urin normal 0.5-1 ml/kgBB/jam atau sekitar 30 ml/jam)
Jika fasilitas tersedia, ambil sampel darah dan lakukan pemeriksaan: kadar hemoglobin (pemeriksaan hematologi rutin) dan penggolongan ABO, serta masa perdarahan dan pembekuan. Transfusi darah sesuai kebutuhan.
lakukan tatalaksana spesifik sesuai etiologi penyebabnya
Komplikasi
Anemia
Anterior pituitary ischemia with delay or failure of lactation (i.e., Sheehan syndrome or postpartum pituitary necrosis)
Death
Dilutional coagulopathy
Fatigue
Myocardial ischemia
Orthostatic hypotension
Postpartum depression
Prognosis
Sebagian besar kasus PPH (94,6%) selamat dari kondisi tersebut dan 5,4% meninggal.
Abnormalitas Plasenta
Plasenta Akreta
Plasenta Inkreta
Plasenta Perkreta