Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Education, By: Julinar Sinaga - Coggle Diagram
Education
Teacher
-
Metode Mengajar
Butuh waktu untuk selfreflection, memikirkan cara untuk improve dan bagaimana melakukannya
-
-
-
Parents
- Percaya kepada guru dan sekolah
- Tidak mengintervensi guru meski memiliki rekanan dengan posisi penting di sekolah hanya karena anaknya tidak menyukai cara gurunya mengajar (kecuali gurunya telah melakukan hal-hal yang menyimpang dan tidak bisa ditolerir sama sekali).
School
Sistem
-
- Tidak terlalu banyak agenda yang diberikan ke guru di luar dari kegiatan akademik.
- Jika sekolah punya agenda lain selain akademik (sesuai visi sekolah) bisa menambah atau melibatkan bidang lain, agar guru bisa fokus pada penanganan siswa dan pengembangan dirinya
- Memberi reward pada guru yang berprestasi
- Memberi challenge pada guru untuk mengupgrade diri dan berimprovisasi seperti melakukan research atau membuat tulisan akademik yang bisa dipublish
Membentuk tim Kurikulum yang merancang kolaborasi antar mapel, sehingga beberapa mapel bisa berkolaborasi. Hal ini akan memberikan dampak baik bagi siswa untuk bisa mengalami integrasi antar mata pelajaran, dan juga bisa mengurangi tugas siswa secara kuantitas tapi memperdalam pengetahuan secara kualitas.
Government
Membuat kurikulum yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan Sekolah di seluruh Indonesia (termasuk yang di pelosok) --> ini merupakan project jangka panjang, namun harus benar-benar dipikirkan dan dikerjakan dengan baik dengan melibatkan orang-orang yang pernah di lapangan juga sehingga benar-benar mengerti apakah kebijakan yang diambil itu akan bisa diaplikasikan oleh para guru di lapangan.
- Menghargai profesi guru dengan memberi insentif yang layak pada setiap guru.
- Membuat regulasi yang ketat atas gaji/tunjangan minimal bagi seorang guru di setiap levelnya, sehingga sekolah/yayasan tidak bermain atau bertindak seenaknya, dan semua guru mendapatkan haknya
- Memberi gaji/tunjangan yang tinggi bagi guru yang mengajar di daerah 3 T sehingga para guru di kota mau keluar dan tidak merasa kekurangan meski mereka di daerah, hal ini akan membantu pemerataan penyebaran guru
- Memperhatikan kualitas guru dengan membuat standad khusus yang dipenuhi oleh seorang guru sebelum mengajar di sekolah
- Seperti seorang dokter yang harus melalui rangkaian yang cukup sulit untuk bisa menjadi seorang dokter apalagi spesialis, maka hal ini perlu diterapkan oleh pemerintah bagi profesi guru, sehingga guru-guru yang di lapangan sungguh2 berkualitas dan juga benar2 memikirkan panggilannya. Dengan begini guru bukan hanya profesi yang dianggap bisa dilakukan oleh semua orang yang mau, yang tidak punya pilihan di profesi lain. Jadi guru karena kualitas dan panggilan, bukan karena itu mudah atau tidak ada pilihan
Memperhatikan jumlah sekolah di seluruh Indonesia.
- Apakah tiap daerah punya sekolah yang cukup dan memadai sesuai dengan kebutuhan masyarakat di daerah tersebut?
- Perhatikan kelayakan bangunan dan fasilitas yang dibutuhkan (untuk sekolah Negeri, jika tidak memadai maka tugas pemerintah untuk memenuhi. Untuk sekolah swasta, jika tidak bisa memenuhi lebih baik menutupnya)
- Perhatikan ketersediaan guru dan kualitasnya, apakah kebutuhan guru tercukupi sesuai dengan jumlah siswa dan mata pelajaran yang akan dipelajari, dan apakah guru bidang studi memiliki background dan kapabilitas yang sejalan dengan mata pelajaran yang akan diampu. Hal ini perlu supaya sekolah tidak asal mengadakan guru (menarik siapa saja yang ada atau memaksakan guru yang ada untuk mengajar mata pelajaran yang tidak sesuai dengan latar belakangnya, hal ini akan merugikan siswa dan si guru juga akan stress.
Membuat semcam Managemen Trainee untuk para guru.
- Seperti perusahaan, sekolah atau kemdikbud perlu punya 'MT' khusus untuk guru.
- Dengan adanya 'MT', guru akan dikondisikan untuk menjalani training paling tidak setahun sekali, tujuannya untuk terus mengupgrade dan merefresh kemampuan guru.
- Pemerintah bisa bekerjasama dengan para kepala sekolah di dalam mengkondisikan para guru yang akan menjalani 'MT' di daerah masing-masing sehingga proses pembelajaran sekolah bisa tetap berjalan karena tidak semua guru menjalani masa training di waktu yang bersamaan
Mata Pelajaran:
- Pemeritah perlu memperhatikan jumlah mata pelajaran yang diajarkan di sekolah.
- Baik untuk SD-SMP-SMA, apakah mata pelajaran sebanyak itu benar-benar sesuai kebutuhan?
- Bagaimana jika beberapa mata pelajaran dihapus sehingga waktu siswa tidak terlalu banyak habis di bangku kelas, tapi diberi ruang untuk mereka melakukan kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai minat mereka, sehingga ketika masuk kelas mereka bisa lebih fresh dan memiliki sudut pandang yang lebih luas. Selain itu kegiatan extrakurikuler juga bisa membantu mereka mengenali/menggali minat/bakat atau passion mereka dan makin yakin akan jurusan kuliah yang akan diambil nantinya.
- Kegiatan extrakurikuler bisa dalam bentuk OR, Seni, Organisasi, Enterpreneur, Memasak, dll. Siswa juga bisa diminta membuat laporan berupa essay dari kegiatan ekskul yang mereka ikutin sehingga itu akan menolong mereka juga untuk belajar writing --> laporan mereka harus ada feedback dari guru, sehingga bukan berakhir dengan tumpukan yang tidak berguna.
Syarat masuk SD:
- pada saat TK, siswa sebaiknya hanya diajarkan seni, sosialisasi, tanggungjawab, peduli pada sesama, latihan motorik, dll.
- Sehingga ketika mereka selesai TK, masuk SD baru mulai belajar membaca dan berhitung.
- Masuk SD harus sudah bisa membaca dan menulis membuat anak TK dipaksa untuk mempelajari itu, baik oleh orang tua atau guru-guru di TK. Dengan ditiadakannya peraturan ini, maka guru di TK bisa fokus pada hal-hal dasar di atas.
- Anak kecil terlalu dipaksakan belajar dari kecil akan membuat mereka mudah bosan bahkan muak belajar ketika mereka di SMA atau kuliah. Banyak yang jadinya benci sekolah.
-