Ketuban Pecah Dini
Defenisi
Etiologi
Faktor resiko
Komplikasi
Penatalaksanaan
Edukasi dan pencegahan
ditandai dengan keluarnya cairan berupa air-air dari vagina setelah kehamilan berusia 22 minggu dan dapat dinyatakan pecah dini terjadi sebelum proses persalinan berlangsung.
click to edit
Multipara dan Grandemultipara
b. Hidramnion
c. Kelainan letak: sungsang atau lintang
d. Cephalo Pelvic Disproportion (CPD)
e. Kehamilan ganda
f. Pendular abdomen (perut gantung)
Tanda dan gejala
keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina, aroma air ketuban berbau manis dan tidak seperti bau amoniak, berwarna pucat, cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena uterus diproduksi sampai kelahiran mendatang.
bila duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak di bawah biasanya “mengganjal” atau “menyumbat” kebocoran untuk sementara.
demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin bertambah capat merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi
a. Usia
Patofisiologi
Pecahnya selaput ketuban disebabkan oleh hilangnya elastisitas pada daerah tepi robekan selaput ketuban. Hilangnya elastisitas selaput ketuban ini sangat erat kaitannya dengan jaringan kolagen, yang dapat terjadi karena penipisan oleh infeksi atau rendahnya kadar kolagen. Kolagen pada selaput terdapat pada amnion di daerah lapisan kompakta, fibroblas serta pada korion di daerah lapisan retikuler atau trofoblas
b. sosial ekonomi
c. paritas
d. anemia
e. perilaku merokok
f. riwayat KPD
g. Serviks yang Inkompetensik
h. Tekanan Intra Uterin
Prognosis ibu : infeksi intrapartal/ dalam persalinan, infeksi puerperalis/ masa nifas, dry labour/ partus lama, perdarahan post partum, meningkatnya tindakan operatif obstetric (khususnya SC), morbiditas dan mortalitas maternal.
Prognosis janin: (sindrom distes pernapasan, hipotermia, masalah pemberian makanan neonatal), retinopati premturit, perdarahan intraventrikular, enterecolitis necroticing,ganggguan otak dan risiko cerebral palsy, hiperbilirubinemia, anemia, sepsis, dll
diagnosis terlebih dahulu kemudian tentukan umur kehamilan,evaluasi ada tidaknya infeksi maternal ataupun infeksi janin serta dalam keadaan inpartu terdapat gawat janin. Penanganan ketuban pecah dini dilakukan secara konservatif dan aktif, pada penanganan konservatif yaitu rawat di rumah sakit
untuk berhenti merokok, banyak mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin C, serta mencegah terjadinya infeksi saluran kemih. Pasien juga perlu diinformasikan bahwa risiko kejadian KPD akan meningkat apabila pasien pernah mengalami KPD pada kehamilan sebelumnya