Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
KETUBAN PECAH DINI ET CAUSE KORIOAMNIONITIS - Coggle Diagram
KETUBAN PECAH DINI
ET CAUSE KORIOAMNIONITIS
HISTOLOGI SELAPUT KETUBAN
Amnion: Adalah membran transparan berwarna abu-abu yang melapisi korion. Selaput ini menutup pars fetal plasenta dan tali pusat. Kantung amnion berisi cairan amnion dan janin berada dalam cairan tersebut.
Amnion Terdiri dari 5 lapisan yaitu:
Lapisan Seluler
Membran basalis
Stratum Kompaktum
Stratum fibroblas
Stratum Spongiosum di bagian paling luar dan melekat dengan lapisan seluler korion.
Korion Terdiri dari 4 lapisan yaitu:
Lapisan Seluler
Lapisan Retikuler Padat
Pseudo-basement membrane
Trofoblas
FAKTOR RESIKO KETUBAN PECAH DINI
Infeksi
Kehamilan kembar
Hidramnion
Serviks inkompeten
Letak janin
Fisiologis selaput ketuban abnormal
Usia
Paritas
Perdarahan anterpartum
Riwayat abortus
Riwayat persalinan preterm
Riwayat ketuban pecah dini sebelumnya
PATOFISIOLOGI KPD
Selaput ketuban pecah karena pada daerah tertantu terjadi perubahan biokimia yang menyebabkan selaput ketuban mengalami kelemahan. Perubahan struktur, jumlah sel dan katabolisme kolagen menyebabkan aktivitas kolagen berubah dan menyebabkan selaput ketuban pecah.
TATALAKSANA AWAL KPD
Pada pasien yang aterm, induksi persalinan segera lebih direkomendasikan karena dapat mengurangi risiko korioamnionitis. Pada pasien yang belum aterm, penatalaksanaan bergantung pada klinis masing-masing pasien.
KOMPLIKASI PADA IBU & JANIN
Infeksi
kematian janin, sindrom distres napas, infeksi polimikrobial intraamnion, perdarahan intraventrikular, hipoplasia pulmonal, prolaps tali pusat, dan malpresentasi janin.
CMD KETUBAN PECAH DINI
Penegakan diagnosis ketuban pecah dini (KPD) atau premature rupture of membrane (PROM) ditujukan untuk menentukan tatalaksana obstetri sesuai usia gestasi dan mencegah komplikasi
Dalam anamnesis, pasien ketuban pecah dini (KPD) akan mengeluhkan keluarnya cairan dari vagina yang terus menerus mengalir tanpa adanya kontraksi abdomen. Pasien juga dapat mengeluhkan sensasi basah dari vagina dan terasa sulit untuk berhenti berkemih.
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan memeriksa bagian dalam mulut rahim guna memastikan jika ketuban benar-benar sudah pecah.
Pemeriksaan penunjang pertama dilakukan dengan menempatkan spekulum atau yang dikenal dengan sebutan cocor bebek ke dalam vagina. Gunanya adalah untuk memeriksa genangan air ketuban di dalamnya. Kemudian, dokter akan mengambil sampel air ketuban, dan memeriksa ada atau tidaknya infeksi.
Sampel ketuban yang sudah diambil sebelumnya akan diteliti. Caranya dengan menambahkan pewarna pendeteksi pH nitrazine kuning. Jika cairan bukan air ketuban, maka cairan tersebut tidak akan berubah warna. Sebaliknya, jika cairan tersebut adalah air ketuban, warna akan berubah dari kuning menjadi biru-kuning atau biru tua.
KOMPOSISI KETUBAN :
Air (98-99%) Karbohdrat (glukosa & fruktosa) protein (albumin dan globulin) lemak, hormon (strogen dan progesteron), enzim (alkali fosfatase)
MENGEVAUASI KESEJAHTERAAN JANIN
Beberapa alat yang dapat dipakai untuk mengetahui kesejahteraan janin misalnya alat pendengar denyut jantung janin (stetoskop Laenec atau menggunakan Doppler), ultrasonografi, dan kardiotokografi. Cara yang paling sederhana adalah dengan merasakan gerakan janin atau yang disebut dengan menghitung tendangan janin atau “fetal kick count”.
TANDA TANDA PERSALINAN
Keluar lendir bercampur darah, sering buang air kecil, adanya kontraksi, adanya rasa sakit dan nyeri, air ketuban sudah pecah