Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Apendisitis - Coggle Diagram
Apendisitis
Diferensial Diagnosa
Apendisitis : Inflamasi dan infeksi bakteri di appendix vermiformis
Ileus Obstruktif : Merupakan gangguan pasase usus karena Akibat sumbatan pada usus
Ileus Paralitik : Merupakan gangguan pasase usus
Akibat tidak atau atau kurangnya pasase usus tapi bukan krn obstruksi, ada hambatan secara neurumuskular.
Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) : Kehamilan pada tempat yang tak seharusnya
Batu saluran Kemih (BSK) :batu yang terbentuk dari endapan mineral di dalam kandung kemih. Saat batu kandung kemih menyumbat saluran kemih, akan timbul keluhan berupa sulit dan nyeri saat buang air kecil, bahkan kencing berdarah (hematuria).
Irritable bowel syndrome : Kelainan fungsional usus kronis berulang dengan nyeri atau rasa tidak nyaman abdomen yang berkaitan dengan defekasi/perubahan kebiasaan BAB setidaknya selama 3 bulan.
Inflammatory bowel diasease : Penyakit autoimun yang ditandai dengan peradangan pada saluran pencernaan
Gejala awal: nyeri sekitar pusat
Gejala setelah 6-12jam: nyeri pindah ke bagian perut kanan bawah, terus-menerus, letak nyeri dapat ditunjuk, demam, mual, muntah, gangguan pencernaan, anoreksia, disuria.
Pengertian : Inflamasi & infeksi bakteri di apendix vermiformis
Faktor resiko : obstruksi lumen apendiks, hyperplasia jaringan limfoid, tumor apendiks, cacing askaris, erosi mukosa apendiks, pola makan serat rendah mengakibatkan konstipasi
Klasifikasi : apendisitis akut, apendisitis perforata, apendisitis rekurens, apendisitis kronik & mukokel apendiks
Etiologi : obstruksi lumen, infeksi hematogen
Patofisiologi : obsruksi lumen, kolonisasi bakteri, meningkatkan tekanan intraluminal, pembuluh limfe dan vena terjepit, edema dan transudasi, tekanan intraluminal makin tinggi, arteri terjepit, iskemik dan nekrosis, perforasi.
Pemeriksaan fisik : Mc burney, rovsing sign, blumberg sign, obrurator sign, psoas sign, dunpy sign
anamnesis : Riwayat nyeri abdomen kanan berulang perlu ditanyakan pada pasien yang dicurigai mengalami appendicitis. Gejala klasik appendicitis berupa nyeri abdomen. Secara tipikal, nyeri dimulai pada epigastrium, atau sekitar umbilikal, kemudian bermigrasi ke daerah kuadran bawah kanan abdomen. Nyeri abdomen yang bersifat migrasi tersebut adalah gambaran khas pada kebanyakan penderita appendicitis. Selain itu, dapat pula muncul gejala berupa mual, muntah, dan anoreksia
Pemeriksaan penunjang : pemeriksaan (darah, urine, pencitraan= x-ray, USG abdomen, CT-Scan)
Penatalaksanaan : Non bedah (non surgical) dan bedah (surgical)
edukasi dan pencegahan: diet tinggi serat sesuai kebutuhan, makan makanan yang higenis
komplikasi : perforasi yang menyebabkan peritonitis, pembentukan abses, pembentukan massa periapendikuler dan menjadi apendisitis kronis. komplikasi pasca operasi : infeksi luka operasi, fistula apendiks & adhesi
fisiologi usus : tentunya sisa makanan tersebut akan masuk ke kolon asenden. Di kolon asenden, nutrisi yang belum tercerna di usus kecil akan di absorbsi. Kolon ini juga akan memadatkan cairan sisa makanan menjadi lebih padat. Kemudian, sisa makanan ini bergerak menuju kolon transversum. Pada kolon ini, bakteri akan memecah sisa makanan (fermentasi), menyerap air dan nutrisi yang masih tersisa, lalu membentuk cairan sisa makanan menjadi tinja.Sisa makanan yang telah berubah menjadi tinja ini akan ditampung sementara di kolon desenden.Bila sudah waktunya, kolon sigmoid akan berkontraksi untuk menekan tinja menuju rektum. Kontraksi inilah yang menimbulkan sakit perut yang mendorong Anda untuk segera BAB.
Anatomi organ kuadran kanan bawah : kolon (ascenden, descenden, transversum, sigmoid), caecum