Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Bulimia Nervosa - Coggle Diagram
Bulimia Nervosa
Edukasi mengenai Perilaku Makan (edukasi kebutuhan kkal/individu)
Usahakan untuk mengadakan makan bersama satu keluarga.
Mengajarkan keluarga untuk mencintai diri sendiri apapun bentuknya
Jangan terlalu sering membicaran berat badan di rumah, fokus ke pola hidup yang sehat.
Bangun dan tekankan gambaran tubuh yang sehat kepada anak-anak Anda.
Jangan mendukung diet yang melibatkan perilaku mengontrol berat badan secara berlebihan, seperti berpuasa secara berlebihan, memuntahkan makanan, dan sebagainya.
Ajak orang-orang terdekat Anda yang memiliki kemungkinan gangguan makan dan berikan dukungan kepadanya serta rujuk ke dokter dan ahli kesehatan mental lainnya.
Berdiskusi dengan dokter dan ahli kesehatan mental Anda untuk dapat mengetahui tanda-tanda dari gangguan makan
faktor resiko
identitas
ruang sosial
faktor gender
Diagnosa Banding
Anorexia Nervosa
Binge eating disorder
Bulimia Nervosa
Etiologi
biologi
kesehatan psikologis dan emosional
genetika
Komplikasi & Prognosis
Komplikasi
Kelainan gastroinstestinal dapat terjadi pada penderita bulimia, seperti perut kembung, flatulensi, konstipasi, keterlambatan pengosongan lambung (peristaltik menurun), GERD, Mallory – Weiss tears syndrome, Rectal prolaps
Kelenjar parotis dan submandibular seringkali membesar secara simetris dan juga terasa sedikit nyeri
“Russell’s sign” : terdapat penebalan atau scar pada punggung tangan yang disebabkan oleh penekanan jari terhadap gigi saat menginduksi muntah, lesi tersebut bisa menjadi permanen
Prognosis
Pada salah satu studi, hampir 60% klien bulimia nervosa mencapai hasil yang baik, 29% pasien mencapai hasil menengah, dan 10% dilaporkan hasil buruk. Pasien bulimia nervosa pada studi ini memiliki 1,1% tingkat mortalitas, yang lebih dari 5 kali lebih rendah dari pasien anoreksia nervosa
Prognosis bulimia nervosa tergantung kepada keparahan sequele mencahar, yaitu apakah pasien mengalami gangguan elektrolit dan sampai derajat mana muntah yang sering mengakibatkan esofagitis, amilasemia, pembesaran kelenjar liur dan karies gigi
fisiologi prilaku makan
Substansi biokimia tersebutlah yang menentukan apakah selera makan akan dihambat (kenyang) atau dicetuskan (lapar).
Substansi orexigenic
substansi anorexigenic
pusat saraf yang mengatur asupan makanan. Hipotalamus adalah pusat pengendali selera makan terbesar
Nukleus ventromedial hipotalamus
Nukleus paraventrikular
Nukleus lateral hipotalamus
Kriteria diagnosis bulimia nervosa
PPDGJ III
Gejala psikopatologi-nya dari ketakutan yang luas biasa akan kegemukan dan penderita mengatur sendiri batasan yang ketat dari ambang berat badannya.
Pasien berusaha melawan efek kegemukan dengan salah satu atau lebih cara berikut:
Menggunakan pencahar berlebihan
Puasa berkala
Merangsang muntah oleh diri sendiri
Memakai obat-obatan seperti penekan nafsu makan
Terdapat preokupasi yang menetap untuk makan dan ketagihan terhadap makanan yang tidak bisa dilawan
DSM-V
Kebiasaan kompensasi berulang yang tidak wajar dengan tujuan mencegah penambahan berat badan
Perilaku makan berlebihan dan perilaku kompensasinya, muncul setidaknya sekali seminggu selama 3 bulan.
Episode berulang dari makan berlebihan.
Evaluasi diri sangat dipengaruhi oleh bentuk tubuh dan berat badan
Gangguan tidak terjadi hanya selama episode anoreksia nervosa
Tatalaksana (farmakologi & non-farmakologi)
Farmakologi
SSRI – fluoxetine (Prozac)
Mood stabilizer - lithium carbonate
Tricyclic antidepressants (TCA) – trazodone,
mianserin
Anti-anxiety - buspirone (Buspar)
Non-farmakologi (CBT)
Changing unhealthy thoughts and patterns
Interpersonal psychotherapy
Breaking the binge-and-purge cycle
Group therapy
Definisi
Bulimia nervosa adalah salah satu gangguan perilaku makan yang dialami oleh individu ditandai dengan pola makan berlebihan hingga berada pada situasi kehilangan kontrol dan membatasi makan yang dapat muncul pada satu waktu ketika individu mengalami situasi yang tidak menyenangkan.
patogenesis gangguan makan