Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
ABORTUS - Coggle Diagram
ABORTUS
tanda & gejala
keguguran immines: pendarahan sedikit, nyeri perut sedang, ukuran uterus sesuai usia kehamilan, serviks tertutup, gejala khas tidak ada ekspulsi jaringan konsepsi
keguguran insipiens: pendarahan sedang-banyak, nyeri perut sedang-hebat, ukuran uterus sesuai usia kehamilan, serviks terbuka, gejala khas tidak ada ekspulsi jaringan konsepsi
keguguran inkomplit: pendarahan sedang-banyak, nyeri perut sedang-hebat, ukuran uterus sesuai/lebih kecil dari usia kehamilan, serviks terbuka, gejala khas ekspulsi sebagian jaringan konsepsi
keguguran komplit: pendarahan sedikit, nyeri perut tanpa/sedikit, ukuran uterus lebih kecil dari usia kehamilan, serviks terbuka/tertutup, gejala khas ekspulsi seluruh jaringan konsepsi
keguguran missed abortion: pendarahan tidak ada, nyeri perut tidak ada, ukuran uterus lebih kecil dari usia kehamilan, serviks tertutup, gejala khas janin telah mati tapi tidak ada ekspulsi jaringan konsepsi
keguguran septik: pendarahan ada/tidak ada, nyeri perut ada/tidak ada, ukuran uterus sesuai/lebih kecil dari usia kehamilan, serviks terbuka/tertutup, gejala khas ada tanda infeksi, didapatkan keputihan berbau
-
TX
abortus komplit
jika belum dipastikan, dpt dilakukan pemeriksaan USG untuk konfirmasi, apabila diagnosis sudah dipastikan abortus komplit tidak memerlukan terapi apapun.
missed abortus
pada trimester kedua, uterus dikosongkan dengan metode dilatasi dan evakuasi. serviks dipersiapkan dgn menggunakan misoprostol dan atau dilatasi pasif dgn laminaria. setelah itu, dilakukan evakuasi secra mekanis. pilihan lain evakuasi dgn induksi kelahiran menggunakan PGE per vaginam.
-
abortus iminens
tirah baring, analgesik utk meredakan nyeri, evakuasi kehamilan apabila perdarahan berat dgn anemia dan hipovolemia
abortus septik
prinsip terapi; evakuasi uterus dan antibiotik parenteral (sebelum, selama, dan sesudah pembersihan jaringan nekrosis dengan kuretase). pilihan antibiotik:
a) ampisilin oral 500 mg/6 jam atau 1 g IV/4 jam.
b) gentamisin 1,5 mg/KgBB/8 jam diberikan IV atau IM.
c) metronidazole oral 500 mg/6 jam atau 1 g IV/12 jam.
aspek agama islam
QS. annisa ayat 93; dan barang siapa membunuh seorang mukmin dgn sengaja maka balasannya adalah neraka jahanam dan dia kekal didalamnya dan ALLAH SWT murka kpdnya dan melaknatnya serta menyediakan baginya azab yg besar.
-
-
-
etiologi
infeksi akut virus; rubella, malaria, cacar, hepatitis
infeksi kronis; pneumonia, TB paru, sifilis
penyakit kronis; hipertensi, DM, anemia berat, penyakit jantung, ganguan fisik, gangguan fisiologis, trauma fisik & psikis
CMD
anamnesis
riw. kehamilan dan abortus sebelumnya, jumlah perdarahan, riw. trauma dan penggunaan obat.
pemeriksaan obstetrik
manuver leopold, DJJ, dan inspeksi ostium serviks.
pemeriksaan penunjang
darah perifer lengkap, pemeriksaan kehamilan ; kadar Beta-hCG
diagnosis banding
mola hidatidosa: kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana tidak ditemukan janin dan hampir seluruh vili korialis mengalalami perubahan berupa degenerasi hidropik
kehamilan ektopik terganggu: kehamilan yang pertumbuhan sel telur yang telah dibuahi tidak menempel didinding endometrium cavum uteri
faktor resiko
-
faktor maternal
infeksi, penyakit kronis, penyakit endokrin, dsb.
aspek hukum
pasal 75 UU No. 36 tahun 2009; setiap orang dilarang melakukan aborsi, larangan sebagaimana dimaksud dalam angka
-
-
edukasi & pencegahan
anjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan awal kehamilan. perlindungan terhadap paparan zat-zat kimia/lingkungan yg berbahaya bagi kehamilan. edukasi untuk mencegah terjadinya infeksi yg dpt membahayakan kehamilan. kontrol kondisi seperti hipertensi dan DM juga diperlukan.
-
prognosis
pada abortus iminens, janin biasanya masih dapat diselamatkan, bergantung pada jumlah perdarahan yang dialami ibu. prognosis ibu pada pada abortus iminens juga baik. pada abortus inspien, inkomplit, dan komplit prognosis ibu baik.
komplikasi
perdarahan hebat dan persisten, sepsis, infeksi, sinekia intrauterin, infertilitas, perforasi dinding uterus, serta cedera usus dan kandung kemih.