Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Kasus 2 - Coggle Diagram
Kasus 2
A. Identifikasi Masalah
Seorang perempuan berumur 28 tahun
Ibu P2A0 datang ke PMB didampingi suami
Ibu ingin menggunakan alat kontrasepsi selama 3 tahun
Anak terakhir berusia 6 bulan dan masih menyusui
Ibu sedang menstruasi
Ibu tidak ada riwayat radang panggul dan PMS
Ibu khawatir lupa minum pil dan ibu trauma jarum suntik
Ibu berencana ingin hamil lagi setelah ber KB
C. Proses hipotesis mekanism
Cara kerja IUD :
IUD hormonal bekerja dengan cara melepas hormone progestin sedikit demi sedikit setiap hari. Hormon ini kemudian akan mengentalkan cairan di bagian leher rahim sehingga sperma jadi lebih sulit untuk bisa masuk ke dalam rahim.
IUD non-hormonal memiliki lilitan tembaga di sekelilingnya. Tembaga ini yang akan mengeluarkan zat yang menimbulkan peradangan di dalam rahim yang kemudian merusak sel sperma dan sel telur sebelum keduanya sempat bertemu. Namun, penggunaan IUD jenis ini diduga bisa sebabkan menstruasi yang terjadi lebih berat.
Efek samping IUD
IUD non-hormonal, efek samping yang sering muncul adalah haid yang lebih banyak dan lebih nyeri. Sementara pada IUD hormonal yang terjadi sebaliknya, yaitu haid menjadi tidak teratur bahkan tidak haid sama sekali. Tidak hanya itu, keputihan dan flek juga bisa muncul. Namun, keluhan ini bisa menghilang dengan sendirinya seiring dengan adaptasi tubuh kita terhadap IUD
Lokasi pemasangan IUD
Di dalam Rahim
Kelebihan
Dapat digunakan dalam jangka panjang selama 10 tahun pemakaian tanpa perlu diganti, bisa dilepas kapan saja tanpa mempengaruhi kesuburan, dan tidak membuat gemuk atau BB naik seperti KB hormonal.
Kekurangan
Menimbulkan rasa tidak nyaman saat baru dipasang hingga beberapa bulan ke depan, dapat mengalami bercak pendarahan atau spotting secara tidak teratur, keputihan, haid lebih lama dan banyak, dan perubahan siklus haid
D. More Info
Melakukan anamnesa terlebih dahulu
Melakukan quick check
(sakit kepala hebat, nyeri panggul, pengeluaran cairan pervaginam, demam tinggi, nyeri perut hebat, keluhan utama dan alasan kunjungan)
Data subjektif
Identitas ibu dan suami (nam lengkap, usia, pekerjaan, agama, pendidikan, suku, alamat rumah, no.telp, alamat dan no.telp kantor)
Riwayat menstruasi (menarche, siklus haid, frekuensi, banyak nya darah haid, dan lama haid)
Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas (tanggal dan tahun kelahiran anak, usia kehmilan, jenis persalinan, tempat persalinan dan penolong nya, penyulit, jenis kelamin, BB/PB, keadaan anak, dan nifas)
Riwayat kontrasepsi (metode yang digunakan, lama pemasangan, efek samping KB, alat yang digunakan, alat kontrasepsi yang digunakan, alasan mengganti metode, dan rencana metode saat ini)
Riwayat Kesehatan (penyakit jantung, asma, hepatitis, TBC, DM, epilepsy, malaria, HIV, PMS)
Riwayat penyakit keluarga (Hipertensi, asma, DM)
Riwayat keturunan (Gemelli)
Riwayat psikososial (status pernikahan, lama pernikahan, respon keluarga terhadap KB, pengambilan keputusan dalam keluarga)
Riwayat KB terakhir (jenis kontrasepsi dan lama penggunaannya)
Aktivitas sehari-hari (nutrisi, eleminasi, pola istirahat dan tidur, aktivitas sehari-hari, hubungan seksual dan personal hygiene)
Data Objektif
Keadaaan umum (kesadaran, keadaan emosional, TTV)
Antopometri (BB sebelum hamil, tinggi badan, BB sekarang dan IMT)
Pemeriksaan fisik (kepala, leher, dada, perut, ekstremitas dan pinggang)
Pemeriksaan genitalia (eksterna, inspeculo, pemeriksaan bimanual dan pemeriksaan anus (hemmorroid)
B. Hipotesis
Ibu ingin menggunakan kontrasepsi jenis IUD tembaga
Ibu ingin menjarangkan kehamilan